92. Dilema

134 7 0
                                    

Penolakan Dito beberapa waktu yang lalu masih terus terngiang di kepala Olivia. Mantan kekasihnya itu tetap keras kepala untuk tak ingin menjalin kembali hubungan mereka yang telah kandas. Alasannya adalah Regina, Dito tak ingin Regina terluka karena keegoisan mereka.

Dito memaafkan Olivia, dan lelaki itu bersedia untuk kembali berteman. Dito tak ingin menjelma menjadi lelaki brengsek dengan balik ke Olivia.

Olivia pun tak memiliki pilihan selain mengiyakan. Dia memiliki kuasa apa untuk memaksa Dito? Sejak awal memang salahnya, kan? Memilih untuk pergi dari pada mengusahakan hubungan mereka.

Walaupun berat, Olivia menerima keputusan Dito itu. Setidaknya untuk saat ini. Dia ingin memperjuangkan lelaki itu seperti Dito memperjuangkannya di masa lalu. Dia bukannya menyerah, dia hanya menunggu waktu yang tepat. Dia yakin, Dito akan kembali kepadanya. Entah itu kapan.

Dito memang menolaknya, namun lelaki itu bersedia untuk menjaganya. Dia berjanji akan selalu melindungi Olivia entah dari Papa atau tunangannya. Dan Olivia berharap banyak dengan lelaki itu.

Saat ini, Olivia berada di kantin kampus bersama Anggun. Dito tak mungkin mengawasi Olivia seorang diri karena Regina juga tak tahu tentang hubungan mereka. Oleh karena itu, Dito meminta tolong kepada Anggun untuk menjaga Olivia.

“Bu Oliv udah sempet telfon sama Eca belum? Minggu depan dia balik, loh.“

Anggun yang tengah menyantap makan siangnya bertanya kepada Olivia yang tengah menikmati minumannya.

“Semalam baru telfonan sama saya, Nggun. Excited banget dia ngelihat saya,” balas Olivia tertawa kecil.

Dia jarang sekali bisa tertawa seperti ini selama dua tahun kemarin. Tekanan yang dia dapat dadi Papanya dan Irgi membuatnya tak bisa bahagia. Namun, semuanya berubah semenjak dia bertemu kembali dengan Dito, Anggun, Ibnu dan Raihan.

“Udah pasti, Buk. Kangen berat saya sama Eca,” aku Anggun.

“Ini kelas kamu mulai jam berapa, sih?“

“Bentar lagi. Tapi laptop saya masih dibawa Raihan, saya nunggu Raihan dulu,” katanya yang dibalas Olivia dengan anggukan.

Setelahnya, mereka sibuk dengan makanan masing-masing. Sampai suara gaduh yang disebabkan oleh Raihan dan Ibnu yang tengah berdebat membuat perhatian mereka terbagi. Kedua perempuan itu menatap kedua lelaki yang berjalan ke arah mereka.

“Awas aja, Nu! Gue bilangin Eca kalau lo suka caper semenjak jadi artis,” kata Raihan duduk di sebelah Anggun. Tanpa permisi pun, tangannya langsung mendarat di bahu Anggun, merangkulnya mesra.

“Terserah lo, Han. Nggak peduli gue!“ sahut Ibnu dengan pandangan fokus ke ponsel.

“Kok pada ninggalin gue, sih?“

Tiba-tiba Dito datang. Lelaki itu langsung mengambil tempat duduk di antara Ibnu dan Raihan, tepat di hadapan Olivia. Walaupun kesal karena kedua sahabatnya, lelaki itu menyunggingkan senyum ketika melihat Olivia.

“Ekhem! Cinta lama belum kelar,” sindir Raihan sok-sokan menatap Anggun, sang kekasih tercinta.

“Nggak usah bacot!“ sinis Dito meliriknya tajam.

“Bu Oliv, pergi, yuk! Ribet banget di sini,” ajak Anggun menatap Olivia.

“Iya sana, Nggun! Kesel kan lo juga sama pacar lo!“ sahut Ibnu melayangkan tatapan tak suka ke Raihan.

“Ini pada kenapa, sih? Sebenci itu kalian sama gue?“

“Udah-udah, kita pergi dulu, ya. Bye!“ Olivia menengahi perdebatan mereka. Kemudian pamit dan bersama Anggun meninggalkan tempat itu.

Berondong Lovers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang