Pukul delapan malam, Olivia baru saja diantar pulang oleh Dito. Dengan senyum yang terus mengembang, Olivia memasuki rumahnya tanpa menyadari sebuah mobil terparkir di depan rumahnya. Sampai di dalam rumah, Olivia melihat Papanya, Irfan yang tengah fokus dengan laptopnya.
"Papa?" Olivia memanggil Irfan, membuat Irfan yang sebelumnya tak menyadari kedatangan Olivia mendongak. Pria itu tersenyum menyambut kedatangan putrinya.
"Dari mana aja, Sayang?" tanya Irfan ketika Olivia menyalami tangannya.
"Keluar, sama temen," balas Olivia.
"Pacar kamu, ya?" Irfan tersenyum jahil. Wajah berbunga-bunga Olivia membuat dugaannya semakin kuat bahwa anak gadisnya itu tengah jatuh cinta.
"Ih, bukan, Papa!" elak Olivia. Dia bahkan tak pernah membayangkan akan menjalin hubungan dengan Dito.
"Nggak punya pacar?"
Olivia menggeleng sebagai jawaban, yang malah membuat Irfan tersenyum penuh menyeringai.
"Bohong. Irgi aja bilang kalau kamu ke kondangan sama pacar kamu," ungkapnya jujur. Dan hal itu membuat Olivia sadar bahwa yang tengah mereka bicarakan saat ini adalah Dito.
"Enggak, Pa. Dia cuma temen Oliv."
"Papa nggak ngelarang kamu buat ngejalin hubungan sama lelaki mana pun. Tapi, Papa minta, kalau bisa yang udah mapan. Yang sayang sama kamu, dan pastinya nggak neko-neko. Oke?" Irfan menyampaikan kriteria yang dia inginkan untk calon suami Olivia.
"Oke, Bos!" Olivia mengangguk setuju.
"Ya udah. Papa mau ngajak kamu makan malem di rumah."
***
"Saya nggak bisa sampai sore, Dit. Nanti mau ngajar les."
Dito yang tadinya fokus mengerjakan lembar tugas yang Olivia berikan pun mendongak, menatap ke perempuan itu.
"Bu Oliv ngajar les?" tanya Dito tak percaya. Dia tak tahu hal ini sebelumnya.
"Iya, sebenarnya cuma nggantiin temen saya. Dia lagi KKN di luar kota," jelas Olivia. Dito menganggukkan kepalanya paham.
"Ya udah, nanti saya anterin Bu Oliv," ujar Dito meminta izin. Walaupun hubungan mereka saat ini semakin dekat, Dito tetap harus meminta persetujuan Olivia atas hal apapun yang ingin dia lakukan terhadap Olivia.
"Emangnya nggak apa-apa kalau kamu nganterin saya?" tanya Olivia yang terdengar ambigu di telinga Dito.
Pemuda itu mengerutkan keningnya bingung.
"Maksudnya nggak apa-apa? Ya nggak apa-apa dong, Buk! Emangnya kenapa?"
Olivia tersenyum melihat respon Dito. "Saya ngeles Alana, Dito," paparnya yang membuat Dito menatapnya lekat. Mencerna apa yang baru saja Olivia katakan.
"Alana adik saya?" Dito bertanya untuk memastikan.
"Iya," kata Olivia seraya mengangguk. Dito pun akhirnya tersenyum.
"Nggak apa-apa. Saya juga udah kangen sama Alana, Buk," ujar Dito yang turut membuat Olivia mengembangkan senyum.
***
Alana tak membiarkan Dito pergi setelah Olivia selesai mengajari dirinya. Alhasil, kini Dito membawa Alana ke apartemennya, hanya untuk makan malam nasi padang yang sebelum sudah mereka beli sebelum pulang. Olivia sendri menuruti Alana yang menginginkan sedikit waktu lebih lama bersamanya.
"Jadi, Kakak tinggal di sini?"
Dito yang baru saja memasuki apartemennya disambut oleh pertanyaan
Alana. Gadis kecil itu mengedarkan pandangannya ke penjuru apartemen Dito yang tampak rapi dan terawat, hasil perbuatan Olivia siang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Lovers
Romansa𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲 ✓ karena mencintaimu dengan cara biasa adalah ketidakmungkinan bagiku, maka biarkan aku mencintaimu dengan cara ngegas dan ngeyel. dito aulian adam-berondong lovers, 2022 - Sempurna. Itulah kata yang menggambarkan kehidup...