MBIAC || CHAPTER 76

25 4 1
                                    

Happy reading

***

"tepat sekali." Rayyan tersenyum lembut menatap cowok di depannya. "aku adalah Rayyan. Orang yang disebut monster nomor delapan." Rayyan memalingkan pandangannya ke arah semua orang yang ada di sana. "sebagai orang yang pernah memimpin sekolah rajawali apa aku bisa meminta kalian untuk pergi dari sini karena namaku juga mulai disebut sebut nie." Rayyan melirik orang di depannya. "ini benar benar memalukan." Rayyan menatap tajam orang di depannya sambil tersenyum tipis.

Cowok itu bergidik ngeri saat ditatap tajam oleh Rayyan. "apa maksud dari perkataan anda?"

Rayyan menepuk pundak cowok itu. "sekolah rajawali kutinggalkan saat di puncak kejayaan dan hubungan yang netral dengan sekolah satria garuda sanjaya lainnya. Jadi, jika kalian ingin meneruskan perbuatan kalian ini sama saja dengan kalian mempermalukanku dan juga sekolah rajawali." Rayyan berjalan mendekati Hiro dan Claudya. "aku mengenal kalian. Jadi, aku yakin bahwa kalian memiliki alasan untuk melakukan ini. Namun, alasan itu belum cukup kuat untuk membuat keributan di sini."

"tapi murid sekolah sanjaya itu duluan yang salah." cowok itu menunjukkan Hiro mengebu gebu. "Dia telah memukuli anak sekolah rajawali duluan. Jadi, kami hanya datang ke sini untuk membalas perbuatannya."

Hiro memiringkan kepalanya kebingungan. "kapan aku melakukan itu?"

"jangan bersandiwara lagi! Kau memukuli anak anak sekolah rajawali di jalan raya salah satu dari mereka merekam video yang jelas jelas di dalam video itu ada dirimu." Cowok itu menunjuk nunjuk wajah Hiro.

"oh.. Yang melanggar rambu lalu lintas waktu itu adalah murid dari sekolah kalian. Iya, mereka udah salah, nggak mau disalahin, nyolot, lalu ngajak ribut diriku. oh ternyata itu murid dari sekolah kalian ya?" Hiro mulai tahu bagaimana akar permasalahannya.

Rayyan menahan tubuh Hiro. "jangan bicara lagi ya! Biar aku saja yang bicara sama mereka." Rayyan menatap cowok di depannya. "sepertinya aku sudah tahu bagaimana masalahnya. Kalian mendapatkan laporan bahwa salah satu murid sanjaya memukuli murid sekolah rajawali lalu karena tidak terima kalian akan hal itu karena diperintahkan untuk balas dendam begitu?" Rayyan terlihat berpikir. Dia memutar bola matanya lalu kemudian memegang bahu cowok itu. "pulanglah! Dari pada kelakuan kalian malah bikin sekolah rajawali jadi malu."

"kenapa kami harus pulang padahal kami sudah susah payah untuk mencari anak itu dengan mengecek satu persatu kamera yang ada." cowok itu melompat mundur untuk melepaskan pegangan Rayyan di bahunya.

"biar kutebak yang memberikan perintah ini bukan ketua osis kalian kan?" tebak Rayyan dengan tatapan menginterogasi.

"benar, wakil osislah yang memberikan perintah ini."

Rayyan terlihat gelisah dia menarik napas dengan memburu. "rupanya benar. Jika seandainya anak itu tidak mengambil keputusan berdasarkan emosinya pasti dia sudah aku jadikan penerusku." Rayyan mendekati cowok itu lalu berbisik, "dengarkan ucapanku! Bilang sama orang yang memberi kalian perintah bahwa jika ada laporan maka selidiki dulu apa isi laporan itu benar benar terjadi atau sudah dimanipulasi karena menurut sudut pandangku sekolah kita duluanlah yang salah. Jadi, pulanglah! Jika kalian takut mengecewakan dia maka katakan pada orang yang memberi kalian perintah bahwa aku yang menyuruh kalian pulang dan jika dia masih ingin bersikeras pada pendiriannya maka siapkan murid terbaik dan nyatakan perang terhadap sekolah sanjaya! Bertarunglah layaknya seorang kesatria yang mempertaruhkan kuasa dan harga dirinya. Maka dengan begitu aku bisa bangga pernah menjadi orang yang memimpin kalian."

Cowok itu mengangguk kepalanya. "baiklah.. Kami akan pergi." cowok itu mengangkat tangannya lalu melakukan isyarat untuk pergi kepada murid yang lainnya. "ayo." mereka semua kemudian hendak pergi dari sana.

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang