😏HAPPY READING😏
***
Keesokan harinya, saat jam pelajaran sedang berlangsung, sebuah kejadian tak terduga mengganggu ketenangan kelas Akira dan teman-temannya. Seorang wanita paruh baya berwibawa melintas di depan kelas, langkahnya tergesa-gesa dan wajahnya menunjukkan kekesalan yang mendalam.
Para murid saling berbisik, rasa ingin tahu memenuhi ruangan. “Kenapa ada petugas dari dinas pendidikan datang ke sini?”
Tanpa peringatan, wanita itu melangkah masuk ke kelas dengan aura kemarahan yang nyata. “Siapa di antara kalian yang bernama Hiro?” teriaknya, suaranya menggema di dinding kelas.
Hiro, yang terkejut namun tetap tenang, mengangkat tangan dengan santai lalu berdiri. “Saya, Bu. Ada apa ya?” tanyanya.
Tanpa diduga, wanita itu menampar Hiro dengan keras, suara tamparan itu memecah kesunyian dan mengejutkan semua yang hadir. Di sudut kelas, Karina hanya bisa tersenyum sinis, puas dengan kekacauan yang terjadi.
Wanita itu berteriak, “Kau telah menyakiti putriku! Apa kau tidak tahu siapa aku hah?”
Guru Ririn, yang terkejut dengan tindakan kasar tersebut, segera intervensi. “Ibu kalau ada masalah lebih baik dibicarakan dulu baik baik, jangan langsung main tangan begini,” ucapnya dengan tenang namun tegas.
“Tidak ada yang bisa dibicarakan! Anak ini telah menyakiti putriku, dan aku akan memastikan dia mendapat pelajaran!” wanita itu bersiap untuk menampar Hiro lagi, namun kali ini Hiro dengan cepat menangkap tangannya.
“anakmu siapa? Aku nggak kenal sama dia,” kata Hiro, mencoba meredakan situasi.
“Putriku adalah Nikita. Temannya mengatakan padaku bahwa kau telah menyakiti dia. Bagaimana kau bisa memukul seorang gadis yang lebih lemah darimu?” wanita itu bertanya dengan nada penuh tuduhan.
Hiro melepaskan tangan wanita itu dengan lembut. “He.. Jadi alasan kau datang kesini lalu marah marah padaku, karena ada yang memberitahukan padamu bahwa aku telah menyakiti anakmu, Begitu? Siapa teman anakmu yang mengatakan hal itu? Apakah dia ada di sini?"
Wanita itu menatap Hiro, kebingungan dan kemarahan bercampur di wajahnya. “Itu tidak penting. Kau tidak perlu tahu siapa dia. Yang penting, dia adalah teman dekat Nikita, dan aku percaya padanya,” jawabnya dengan tegas.
Hm…” Hiro tiba-tiba memegang kepala ibu itu, matanya menatap tajam. “Jadi, ada orang yang menelepon Ibu dan mengaku sebagai teman Nikita. Orang itu mengatakan bahwa murid bernama Hiro telah menyakiti Nikita. Mereka menceritakan sebuah cerita yang cukup menyakinkan, sehingga membuat Ibu percaya dan tanpa bukti apapun, Ibu datang ke sini untuk membalas perbuatanku pada Nikita, begitu?” Hiro masih memegang kepala ibu itu dengan tatapan yang tidak berubah.
Ibu itu menepis tangan Hiro dengan kasar. “Dasar gila, apa yang kau lakukan? Beraninya kau menyentuhku dengan tangan kotormu. Aku akan melaporkan hal ini kepada kepolisian!” Ibu itu merogoh handphone di tasnya, namun Hiro menghentikan tangan ibu itu dengan cepat.
Hiro memegang erat tangan ibu itu, matanya tidak berkedip. “Tunggu sebentar, Bu. Ini salah paham. Saya hanya memberi peringatan kepada anak Ibu, tidak lebih dari itu apalagi sampai memukulnya.” ucap Hiro dengan suara yang tetap tenang.
“Dasar gila, cepat lepaskan tanganmu! Apa kau tidak tahu siapa aku?” teriak ibu itu, marah saat tangannya dipegang oleh Hiro.
“Ini benar-benar salah paham. Saya tidak pernah melakukan apa yang diceritakan oleh orang itu. Ibu bisa menanyakan langsung kepada anak Ibu,” kata Hiro, mencoba menjernihkan situasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai)
Action[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Tubuh dikendalikan oleh pikiran. Tetapi, pikiran mengikuti hati." Dulunya Keluarga Sandara alexander adalah keluarga yang sangat harmonis dan bahagia. Walaupun, keluarga itu memiliki sebuah rahasia yaitu ayah dan...