MBIAC |CHAPTER 18 | KLUB SEKOLAH

56 9 0
                                    

🙂HAPPY READING🙂

***

Setelah kejadian itu, selama tiga hari berturut-turut, Hiro selalu berkunjung ke ruangan klub jurnalisme. Entah itu untuk menanyakan hal tentang sekolah atau hanya untuk ngobrol biasa dengan Sherly. Setiap kali bel istirahat berbunyi, Hiro langsung keluar kelas dan menuju ruangan klub jurnalisme. Terkadang, dia membawakan makanan dan minuman untuk Sherly, membuat suasana semakin akrab.

Di dalam ruangan itu, Hiro sering mengganggu Sherly yang sedang sibuk dengan tugasnya, membuat Sherly kesal. Namun, Sherly juga tidak kalah jahil. Ia sering meletakkan penghapus di atas pintu saat jam istirahat, sehingga ketika Hiro membuka pintu, penghapus itu jatuh tepat di kepalanya. Mereka tertawa bersama, berbagi cerita, dan mengeluh tentang kelelahan. Kadang-kadang, mereka bahkan kejar-kejaran di dalam ruangan karena merasa bosan.

Setiap kali bel usai istirahat berbunyi, Hiro harus kembali ke kelasnya, meninggalkan Sherly yang tersenyum kecil melihat kepergiannya. Interaksi sehari-hari ini membuat hubungan pertemanan mereka semakin dekat. Hiro sekarang sudah seperti kakak bagi Sherly. Sherly merasa lebih bebas bersikap seperti anak kecil saat di dekat Hiro, tanpa rasa canggung atau malu.

Saat bel selesai istirahat berbunyi, Hiro bersiap untuk meninggalkan ruangan klub jurnalisme. Namun, sebelum ia sempat melangkah keluar, Sherly memanggilnya dengan suara ceria, “Kak Hiro, mulai besok anggota klubku semuanya akan kembali beroperasi di ruangan ini karena mereka telah selesai mengerjakan tugas mereka, mencari sesuatu untuk kepentingan klubku. Jadi, aku akan jarang berada di sini. Kau bisa mencariku di kelas 2A atau di kantin jika ingin menemuiku saat aku kebetulan sedang tidak ada di sini.”

Hiro berhenti, berbalik badan, dan menoleh ke arah Sherly dengan senyum lebar. “Begitu ya… Baiklah. Jika aku ingin menemuimu, aku akan pergi ke sana,” jawabnya dengan nada santai. Ia kemudian berbalik kembali dan melangkah pergi sambil mengangkat tangannya. “Makasih untuk hari ini. Setelah aku membuat klubku sendiri nanti, aku akan mengajakmu masuk ke dalamnya, Sherly. Sampai jumpa lagi.”

“Iya, sampai jumpa lagi. Jangan lupa ya, kalau mau nanyain soal pembuatan klub itu langsung aja ke ruangan OSIS. Kau bisa tanya langsung sama ketua OSIS atau sama Kak Karina,” teriak Sherly kepada Hiro yang sudah menghilang dari balik pintu. Tatapan matanya kemudian berubah menjadi serius. “Aneh…” gumamnya sambil kembali duduk di sofanya. “Aku disuruh untuk menjebaknya. Tapi, aku sendiri yang terhanyut padanya. Entah kenapa aku jadi ragu untuk menjalankan rencana ini padanya. Mungkin aku harus pergi untuk menemui Kak Neruka dan Kak Claudya untuk meminta saran.”

Sherly berbicara sendiri, mempertanyakan perasaannya yang semakin rumit. Ia merasa bingung dengan perasaannya terhadap Hiro, yang semakin hari semakin membuatnya ragu untuk melanjutkan rencana yang telah disusun.

***

Keesokan harinya. Saat Bel istirahat berbunyi, menandakan waktu untuk beristirahat sejenak dari rutinitas sekolah. Hiro merapikan alat tulisnya dengan rapi, lalu bersiap untuk beranjak dari tempat duduknya.

Namun, sebelum ia sempat melangkah keluar, Akira berdiri dan mencegat langkahnya. “Kau mau kemana?” tanya Akira dengan nada penasaran, matanya menatap tajam ke arah Hiro.

“Mau keluar,” jawab Hiro singkat, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Akira tidak puas dengan jawaban itu. “Beberapa hari ini, setiap jam istirahat aku melihatmu keluar dari kelas dan pergi entah kemana, lalu kembali setelah bel selesai istirahat berbunyi. Kau itu sebenarnya dari mana?” tanyanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih mendesak.

Hiro menghela napas, lalu menjawab dengan senyum tipis yang sedikit mengejek, “Aku sedang mencari informasi di sekolah ini, supaya tujuan kita semakin cepat tercapai. Kenapa kau cemburu aku mempunyai teman selain dirimu?”

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang