MBIAC | CHAPTER 12 |RENCANA HIRO

60 14 1
                                    

😁HAPPY READING😁

***

FLASHBACK.

Saat bel penanda akhir pelajaran berbunyi, Akira mengemasi buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Langkahnya cepat, berniat untuk segera meninggalkan sekolah dan kembali ke rumah. Namun, tiba-tiba, sebuah getaran tak terduga dari dalam tasnya menghentikan langkahnya. Suara deringan itu menarik perhatian Akira, yang dengan cepat membuka ritsleting tasnya untuk mencari sumber suara tersebut.

Di sana, tergeletak handphonenya yang layarnya berkedip-kedip, menampilkan panggilan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Dengan rasa penasaran yang bercampur kebingungan, Akira ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya mengangkat panggilan itu.

“Halo,” ucap Akira dengan suara yang tenang.

“Halo Akira! Ini aku, Hiro,” sahut suara di seberang sana, penuh semangat.

“Hiro? Kau di mana? Dan kenapa kau menggunakan nomor ini?” tanya Akira, mencoba memahami situasi yang sedang terjadi.

“Aku menggunakan handphone Karina,” jawab Hiro, suaranya terdengar bersemangat namun misterius.

“Tapi, mengapa kau menggunakan handphone Karina untuk menelponku?” Akira masih belum mengerti.

“Aku punya rencana besar!” seru Hiro, seolah-olah pertanyaan Akira tidak penting.

“Rencana? Rencana apa?” Akira semakin penasaran.

“Rencana untuk membuka mata Karina. Untuk menunjukkan kepadanya bahwa teman-teman barunya itu hanya memanfaatkannya, dan juga untuk membuatnya mau berteman denganmu lagi,” jelas Hiro dengan nada yang penuh keyakinan.

Akira terkejut mendengar kata-kata Hiro. “Bagaimana caranya?”

“Aku sudah menaruh earphone bluetooth dan alat penyadap suara di dalam tas kamu,” kata Hiro, seolah-olah sudah merencanakan semuanya.

Akira segera memeriksa isi tasnya dan menemukan kedua barang tersebut. “Lalu, apa yang harus aku lakukan?” tanyanya, suaranya penuh dengan keingintahuan.

“Sambungkan panggilan ini ke earphone, lalu pasang earphone itu di telingamu. Aku akan memberimu instruksi,” perintah Hiro dengan suara yang tegas.

Akira menuruti, menyambungkan panggilan ke earphone bluetooth dan memasangnya di telinganya. “Jadi, apa rencanamu sebenarnya?”

“Aku berencana untuk  berpura-pura menculik Karina. Kemudian, kau datang untuk menolongnya,” ungkap Hiro.

“Apakah rencana ini akan berhasil?” Akira bertanya, mencari kepastian.

“Aku tidak yakin. Tapi, mari kita coba,” jawab Hiro, suaranya penuh dengan semangat.

“Jadi, apa yang harus aku lakukan sekarang?” Akira bertanya lagi, siap untuk bertindak.

“Saat aku menutup panggilan ini, tunggu beberapa saat, lalu berpura-puralah panik dan cari teman-teman Karina. Setelah kau bertemu dengan mereka, masukkan alat penyadap suara ke dalam sakumu. Aku akan menyambungkan alat itu dan memperdengarkan percakapan mereka kepada Karina. Ingat, jangan sampai kau terlihat,” instruksi Hiro terdengar jelas di telinga Akira.

“Jadi, kau ingin aku membantu mengungkap sifat asli teman-teman Karina kepadanya?” Akira memastikan.

“Benar. Pastikan Karina bisa mendengar percakapan kalian,” kata Hiro, menekankan pentingnya misi tersebut.

“Baiklah, aku mengerti. Intinya adalah mengungkap sifat asli teman-teman Karina,” Akira mengulangi, memastikan bahwa dia telah memahami rencana tersebut dengan benar.

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang