☺HAPPY READING ☺
***
Akira memasuki rumah dengan langkah berat, rasa kesal terpahat di wajahnya. “Huh, kenapa sih kakak mengirim seseorang untuk menjagaku? Apalagi orangnya kayak gitu. Ada apa sebenarnya?”
Akira merasakan getaran handphone di sakunya. Dengan gerakan cepat, ia menariknya keluar dan layar menyala, menunjukkan panggilan dari kakaknya. Ia menekan tombol hijau, dan suara kakaknya segera terdengar di telinga.
"Halo, Kakak.
“Kau pasti sedang memikirkan aku, kan? Aku tahu kau pasti merindukanku,” ucap Sahrul dengan nada setengah bertanya, setengah menggoda.
“kenapa sih kakak mengirim seseorang untuk menjagaku?” tanya Akira, alisnya mengerut dalam kebingungan.
“Karena aku ingin selalu mengawasimu. Aku sangat menyayangimu, lho. Apakah itu salah?” suara kakaknya terdengar lembut namun penuh kepastian.
“Bukan salah, tapi… kenapa harus anak itu yang kakak kirim untuk menjagaku, Dia itu terlalu polos sehingga mudah ditipu,” keluh Akira, suaranya meninggi sedikit menandakan kekesalannya.
“Jangan menilai hanya dengan melihat penampilannya saja. Dia lebih gila daripada yang terlihat. Dia sama sepertiku,” balas kakaknya, suaranya mengandung senyum yang bisa dirasakan Akira.
“Bahkan tingginya… cebol, sama seperti kakak,” Akira mencibir kesal.
“Siapa yang kau sebut cebol, dasar cebol!” teriak kakaknya, suaranya meninggi dalam pura-pura marah.
“Hmm, bisakah kau menyuruhnya berhenti menggunakan kata ganti itu? Sangat memalukan,” kata Akira, suaranya merendah, hampir tidak terdengar.
Sahrul tertawa, suaranya menggema di telinga Akira. “Jadi kau sudah tahu. Pasti wajahmu memerah saat mendengarnya, manis sekali. Andai aku bisa melihatnya langsung.”
“Kakak memang menyebalkan… Suruh dia berhenti, atau aku akan buat dia tak nyaman berada di sekolahku,” ancam Akira, nada suaranya tegas dan penuh tekad.
“Tenang saja, dia cepat lupa. Mungkin beberapa hari lagi dia akan melupakan kata ganti itu. Jadi, bertahanlah sampai dia lupa, ya… Monster. Hahaha…” Sahrul masih tertawa saat ia memutuskan panggilan.
Akira menatap handphone di tangannya dengan ekspresi campur aduk. “Cih, kakak selalu membuat masalah untukku. Aku harus cari tahu siapa bocah itu dan kenapa kakak mengirimnya kepadaku,” gumamnya dalam hati, penuh dengan rasa ingin tahu.
Keesokan harinya…
“Bibi, aku berangkat sekolah ya!” seru Akira sambil bergegas menuju pintu.
“Enggak sarapan dulu, Non?” tanya Bi Sri dengan nada khawatir.
“Aku sudah terlambat, Bi. Aku sarapan di sekolah saja!” Akira berlari menuju pintu keluar rumah.
Saat itu, Hiro memasuki rumah keluarga Sandara. “Selamat pagi, bisakah saya bertemu dengan Nona Akira?”
Tanpa diduga, Hiro dan Akira bertabrakan dan sama-sama terjatuh.
“Huh, kamu lagi?!” keluh Akira.
Hiro berdiri dan mengulurkan tangannya kepada Akira. “Maaf, apakah kamu terluka?” tanya Hiro sambil tersenyum lembut.
“Tidak.” Akira berdiri dan bergegas berjalan keluar. “Pak, tolong antarkan aku ke sekolah!” teriaknya memanggil supir di rumahnya.
“Akira, mulai hari ini, kakakmu memintaku untuk mengantarmu ke sekolah,” ucap Hiro dengan serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai)
Aksi[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Tubuh dikendalikan oleh pikiran. Tetapi, pikiran mengikuti hati." Dulunya Keluarga Sandara alexander adalah keluarga yang sangat harmonis dan bahagia. Walaupun, keluarga itu memiliki sebuah rahasia yaitu ayah dan...