MBIAC || CHAPTER 85 ||permulaan

14 1 1
                                    

Selamat membaca

***

Hiro berjalan perlahan menaiki tangga menuju rooftop sekolah. cahaya matahari yang terang memantul di ponselnya saat dia mengecek pesan. Namun, pandangannya teralihkan oleh sosok yang duduk di kursi. Seorang gadis dengan jaket ungu dan masker menatap langit biru. Hiro menghampirinya dan berkata, "Akira, ada apa? kenapa kau ngajak ketemuan di sini?" Suara angin sepoi-sepoi mengiringi pertemuan mereka di atap sekolah yang sunyi.

"Hiro, udah cukup lama ya.. Semenjak kau datang ke sekolah ini, mulai dari melawan faksi gajah, faksi gurita, lalu faksi harimau sampai akhirnya mengalahkan sekolah rajawali. Sudah banyak hal yang terjadi semenjak kedatanganmu ke sekolah ini." Akira bersandar di kursi yang ada di rooftop sekolah lalu menatap ke langit. "dari kesan pertamamu, kau benar benar menipuku.." Akira membuka maskernya dan tersenyum tipis menatap Hiro.

Hiro berjalan ke ujung rooftop dan melihat murid murid berlalu lalang di halaman sekolah. "dipikir pikir lucu juga ya.. Aku menyuruh kau yang dulunya disebut sebagai ratu rencana di era monster melakukan rencana yang aku buat supaya bisa membuat Karina sadar kalau teman temannya hanya memanfaatkannya."

Akira mengeluarkan handphonenya lalu membuka sebuah aplikasi. "kau tidak melupakan grup chatApps yang kau buat untuk semua temanmu ini kan?" Akira menunjukkan grup chatApps 'temannya Hiro' kepada Hiro. "ingin mencari teman dan belajar dengan tenang apanya, kau cuma berandalan yang sudah terbiasa dengan perkelahian.."

Hiro mendekat untuk melihat chat grup itu di handphone Akira. "wah.. Grup chat ini masih ada dan juga ramai banget anggotanya. Mereka semua keliatan asik bahas hal acak di sini. Jadi, nostalgia saat kita di awal awal, aku membuat sifatku seperti robot agar tidak mudah kau baca."

"aku sebagai admin menambahkan anggota baru biar grup ini semakin ramai dan lebih mudah untuk membagikan informasi di sini." jawab Akira seraya menyimpan handphonenya di sakunya kembali.

Hiro menghela napas panjang saat dia menatap Akira. "Aku tidak pernah merasa menambahkanmu sebagai admin. Tapi, kalau itu kau, aku nggak heran sih. Sayang sekali aku jarang buka handphone karena sibuk dengan masalah akhir-akhir ini jadi nggak pernah buka grup chat itu," ucap Hiro dengan nada sedikit kesal.

Akira tersenyum tipis, matanya berkilat penuh rasa ingin tahu. "Apakah kau tahu jokes yang sedang hangat di grup chat itu?" tanyanya, mencoba memancing reaksi Hiro.

"Udah kubilang aku nggak pernah buka grup chat itu. Jadi, mana aku tahu," Hiro menjawab dengan nada datar, sedikit frustrasi.

Akira mengangguk pelan, lalu berkata dengan nada misterius, "Ada seorang wanita, bukan petarung. Tapi, dia pernah menampar orang terkuat di sekolah Sanjaya saat ini dan membentak seorang monster sekolah Sanjaya."

Hiro mengernyitkan dahi, kebingungan. "Hah... Siapa?" tanyanya, penasaran.

"Ibunya Nikita," jawab Akira dengan wajah datar, tanpa ekspresi.

Raut wajah Hiro seketika berubah, berusaha menahan tawa yang hampir meledak. "Iya juga ya, mana pede banget lagi masuk-masuk langsung nanya 'mana anak yang bernama Hiro?' dan langsung nabok. Kalau seandainya aku nggak ditahan sama Buk Ririn, nggak tahu dah nasib ibu itu sekarang." Hiro memalingkan wajahnya yang gemetar karena menahan tawa. "Tapi, kalian nggak boleh begitu lho. Lagian, siapa sih yang mencetus jokes itu?"

"Kau bicara begitu. Tapi, kau juga ingin tertawa kan? Kocak. Si Wisnu emang jago kalau soal jokes mengejek kayak gitu yaa."

"Wisnu, anj*ng. Kasihan Nikita, karena ibunya terlalu OP sampai berani menghadapi dua top tier di era sekarang." Hiro akhirnya tidak kuat menahan tawanya, tertawa terbahak-bahak.

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang