Happy Reading
***
Bel pulang sekolah berbunyi. Icha keluar dari sekolah lalu masuk ke dalam mobil jemputan yang sudah menunggunya Di depan gerbang sekolah sanjaya. "jalan pak!" ucap Icha.
Mobil itu hendak berjalan meninggalkan sekolah. Namun, Elang tiba tiba datang menghadang mobil itu. "tunggu sebentar pak! Aku juga mau ikut." Elang memasuki mobil itu. Dia duduk di sebelah Icha di kursi belakang.
"kakak. Tidak seperti biasanya kakak pulang bersama Icha. Apakah kakak tidak memiliki kegiatan klub, faksi, atau osis. Sehingga bisa pulang barengan sama Icha?" tanya Icha.
"gue emang memiliki banyak kerjaan yang harus gue urus di sekolah. Tapi, kerjaan itu Nggak sepenting masalah yang sedang gue urus sekarang," jawab Elang.
"memangnya apa masalah kak Elang?" tanya Icha.
"lu nggak perlu tahu apa masalah gue, Icha."
Icha mengembungkan pipinya sambil melipat tangannya di depan dada. "kak Elang kok main rahasia rahasian sama Icha. Icha kan juga pengen tahu apa masalah kak Elang. Siapa tahu Icha bisa membantu kak Elang," ucap Icha.
"lo adalah masalah gue, Icha," batin Elang. Dia tidak menjawab ucapan Icha.
"sudahlah kalau kak Elang tidak mau memberi tahu Icha. Icha juga tidak akan memberi tahu kak Elang jika Icha mempunyai masalah nanti." Icha mengambil handphone di dalam tasnya lalu memainkannya Icha melihat berbagai foto di handphonenya. Elang juga mengintip isi handphone Icha. Namun, mata Elang melotot saat dia melihat foto Hiro bersama dengan Icha dan seluruh anggota klub tata boga.
"itu bocah itu ya..?" tanya Elang.
"kak Hiro? Iya."
"kapan foto itu diambil?"
"saat aku sedang melakukan acara di klubku kebetulan saat itu kak Hiro yang jadi tamunya yang bertugas mencicipi dan memberikan penilaian untuk masakan yang disiapkan oleh anggota klub tata boga. karena dia sangat baik dan ramah maka semua anggota klubku ingin berfoto dengannya sebagai kenang kenangan," jelas Icha.
"kau menyukai?" tanya Elang lagi.
Wajah Icha seketika memerah. "kakak!" teriak Icha. "Kak Elang sudah terlalu jauh ikut campur dalam urusan pribadi Icha," marah Icha.
"he.. anak kecil yang masih tidur dipangkuan nenek seperti lu mau sok sokan punya urusan pribadi segala.. Cih.. Cepat Katakan pada gue lu suka atau enggak sama bocah itu?!" tanya Elang lagi.
wajah Icha memerah. "Icha enggak suka." Icha terbata bata menjawab pertanyaan Elang.
"jujurlah padaku! Kau suka atau enggak sama dia? Jika kau suka padanya, Maka gue bakalan membuat dia juga suka sama lu," ucap Elang.
"hm.. Apakah kakak tidak tahu ya.. Yang namanya cinta itu tidak boleh dipaksakan." nasehat Icha.
"belajar dari mana kau Kata kata itu?" tanya Elang.
"dari sinetron," jawab Icha.
"baiklah.. Setelah pulang ke rumah nanti gue bakalan nyuruh nenek buat menjual televisi di rumah, agar lu enggak bisa lagi menonton sinetron sinetron tidak mendidik itu."
"kenapa kakak selalu seperti ini. Padahal Icha kan cuma ingin mempunyai seorang teman," ucap Icha kesal.
"lu kan udah punya banyak teman di klub tata boga. apakah itu masih belum cukup, Icha?"
"tapi, teman Icha nggak ada yang memperlakukan Icha seperti kak Hiro. Semua teman Icha selalu sangat menghormati Icha. Mereka selalu mengkhawatirkan dan menyanjung Icha. Icha jadi tidak bisa berteman secara normal dengan mereka. Itu juga gara gara kakak sebagai ketua faksi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai)
Aksi[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Tubuh dikendalikan oleh pikiran. Tetapi, pikiran mengikuti hati." Dulunya Keluarga Sandara alexander adalah keluarga yang sangat harmonis dan bahagia. Walaupun, keluarga itu memiliki sebuah rahasia yaitu ayah dan...