😎HAPPY READING😎
***
Bel pulang berbunyi, menandakan akhir dari hari sekolah yang panjang. Akira dan Hiro berjalan keluar dari kelas dengan langkah santai. “Ayo kita pulang!” seru Hiro dengan semangat, mengajak Akira untuk segera meninggalkan sekolah.
“Ya… ayo! Memangnya ada yang kita tunggu?” jawab Akira sambil melingkarkan tangannya di depan dada dan melirik malas ke arah Hiro di sebelahnya.
Mereka berdua mulai beranjak pergi. Namun, Karina, dengan senyum ceria muncul di hadapan mereka. dengan langkah ringan dan penuh energi, menghalangi jalan mereka.
“Udah mau pulang ya… Akira?” ucap Karina dengan nada ceria, sembari merentangkan tangannya untuk menghentikan langkah Akira. Senyumnya yang lebar membuat suasana menjadi lebih hidup.
Hiro menatap Karina dengan pandangan remeh, matanya menyipit seolah menilai setiap gerak-gerik gadis itu. “Kalau iya memangnya kenapa? Aku tahu, kau pasti ingin minta ditemani di ruangan komite sekolah karena kau belum bisa pulang, kan?! Nggak! Aku nggak mau menemanimu,” tebak Hiro dengan nada sinis, bibirnya menyunggingkan senyum mengejek.
Karina, yang awalnya ceria, kini menatap Hiro dengan tatapan kesal. “Huh… Memangnya siapa yang minta ditemenin ke ruangan komite? Aku sekarang sedang punya urusan dengan Akira. Jadi minggir! Aku mau ngomong sama Akira, bukan denganmu, Hiro!” Karina melangkah mendekati Akira, wajahnya menunjukkan ketegasan. “Jadi kau pulang aja sono!” usir Karina sambil menggerakkan tangannya, seolah mengusir Hiro seperti lalat yang mengganggu.
Akira, yang sejak tadi diam, menatap Karina dengan dingin. “Karina, kami hanya ingin pulang. Jadi, jangan ganggu kami!” katanya dengan suara tegas, namun ada nada lelah yang tersembunyi di balik kata-katanya. Akira berpikir keras, mencari cara bagaimana dia bisa melarikan diri dari situasi ini.
Karina tersenyum lebar, matanya berkilauan penuh rasa ingin tahu. “Aku nggak bakalan gangguin kok. Aku hanya ingin tanya ada hubungan apa kau dengan Hiro?” tanyanya dengan nada menggoda, sembari meletakkan tangannya di bahu Akira. Sentuhan ringan itu membuat Akira sedikit kesal, namun dia tetap berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang.
“Teman,” jawab Hiro dan Akira serempak, tanpa ragu. Tatapan datar mereka tertuju pada Karina, seolah ingin menegaskan bahwa memang tidak ada hubungan spesial di antara mereka. Karina mengangkat alisnya, merasa tertantang dengan jawaban singkat itu.
“Hanya teman, nggak lebih nih?” Karina tersenyum jahil, mencoba menggoda Akira lebih jauh. Dia mendekatkan wajahnya sedikit, berharap bisa melihat reaksi yang berbeda dari Akira.
“Tidak,” jawab Akira singkat, suaranya tegas namun datar. Dia menatap Karina dengan mata yang tenang, tidak terpengaruh oleh godaan Karina.
Hiro menatap Karina dengan tajam, matanya menyipit seolah mencari alasan di balik pertanyaan gadis itu. “Memangnya apa urusanmu bertanya seperti itu?” tanyanya dengan nada penuh kecurigaan.
Karina mengangkat bahu, berusaha terlihat santai. “Nggak ada. Aku hanya sering melihat kalian berangkat sekolah bareng, pulang sekolah bareng. Kupikir kalian berdua punya hubungan,” jawabnya sambil menatap Hiro dan Akira bergantian, mencoba menangkap ekspresi mereka. Namun, dia sedikit kecewa karena tidak ada tanda-tanda bahwa Hiro dan Akira memiliki perasaan khusus satu sama lain.
Hiro menghela napas, mencoba menjelaskan situasinya agar tidak ada kesalahpahaman yang bisa merepotkannya. “Aku dan Akira ini tetangga. Jadi, wajar saja jika kami sering berangkat bareng. Lagian aku dan kakaknya Akira, sudah seperti—” kata Hiro, namun kalimatnya terhenti saat Akira tiba-tiba menyikut perutnya. Hiro meringis kesakitan, memegangi perutnya sambil menatap Akira dengan heran.
![](https://img.wattpad.com/cover/262203549-288-k176831.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai)
Action[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Tubuh dikendalikan oleh pikiran. Tetapi, pikiran mengikuti hati." Dulunya Keluarga Sandara alexander adalah keluarga yang sangat harmonis dan bahagia. Walaupun, keluarga itu memiliki sebuah rahasia yaitu ayah dan...