Happy reading
***
Sehari sebelumnya.
Di ruangan ketua osis dharma jaya.
seorang yang duduk di kursi ketua osis sambil menonton sebuah video di handphonenya dan di depannya terdapat seorang yang memakai jaket hitam berhoodie over size sehingga menutupi sebagian wajah bagian atas.
"dari mana kau dapat video ini?" tanya ketua osis sekolah dharma jaya.
"saat itu aku tidak sengaja lewat di sana lalu melihat seorang murid sekolah sanjaya sedang memukuli murid dari sekolah kita."
"Hm.. Sial*n. Apa maksud sekolah sanjaya menyerang murid sekolah dharma jaya. Apa lagi yang mereka serang adalah Irfan adikku." marah ketua osis.
"aku yakin bahwa mereka sedang meremehkan kekuatan sekolah dharma jaya terlihat jelas bahwa orang di video itu memang mengincar adikmu. Kalau saranku kita harus membalas perbuatan mereka. Kita tidak bisa diam saja dan membiarkan sekolah kita diremehkan begitu saja oleh sekolah sanjaya." saran orang itu.
"hm.. Menyerang balik ya? sekolah dharma sedang dalam kondisi yang tidak baik hampir semua murid yang memiliki peringkat terkuat di sekolah ini sedang menjalankan pkl di luar sekolah yang membuat mereka tidak bisa seenaknya meninggalkan tugas mereka untuk datang ke sekolah ini. Tapi, baiklah. aku akan pikirkan lagi saran darimu. terimakasih atas informasinya."
"baik.. Ketua. Aku juga senang sudah membantumu. Kalau tidak ada perlu ditanyakan lagi aku permisi dahulu." siswa berjaket hitam menundukkan kepalanya lalu berjalan keluar dari ruangan itu.
"tunggu.. Aku ingin tahu siapa kau? Dan Kenapa kau memakai masker?"
"maaf ketua, aku sedang flu oleh karena itu aku memakai masker. Dan tentang siapa aku kau bisa tanyakan kepada ketua Azka, Arka, dan Aqila. mereka semua mengenalku." siswi berjaket itu hendak pergi dari ruangan itu. "maaf, aku tidak bisa berada lama lama berada di sini. Aku terlalu gugup dan malu untuk ngobrol terlalu lama bersama dengan pemimpin sekolah ini. Permisi." setelah mengatakan itu dia benar benar keluar dari ruangan itu.
"hey.. Tunggu jadi kau adalah kenalan Arka, Azka, dan Aqila?" teriak ketua osis. Tapi, tidak ada jawaban lagi. "dia sudah pergi ya.. Mungkin dia memang orang yang sangat pemalu." ketua osis memutar pena di tangannya. "huh.. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apakah benar sekolah sanjaya memang sengaja mencari masalah dengan sekolah dharma. Tapi, melihat bahwa yang diserang adalah adikku dan teman temannya sepertinya sekolah sanjaya memang sengaja untuk menantang sekolah dharma." pena yang diputar oleh ketua osis terjatuh dia lalu menunduk untuk mengambil pena itu. "huh.. Sekolah sanjaya jadi ini yang kalian lakukan untuk menaklukkan sekolah dharma. Kalian menyerang sekolah dharma di saat orang orang terkuat kami sedang tidak ada di sini. Sial*n. Jika kalian ingin perang maka akan aku berikan perang. Salah satu diantara sekolah kita akan berada dibawah sekolah yang lainnya. bersiaplah.. Sekolah sanjaya!"
Ketua osis lalu menatap ke atas lalu berpikir. "tapi, kenapa saat aku tanya kenapa dia babak belur waktu itu. Irfan malah mengelak dan memberikan alasan kepadaku? Dan kenapa teman temannya yang dipukul oleh murid sekolah sanjaya tidak ada yang mengaduhkan hal ini kepadaku? Huh.. Irfan sangat baik Mungkin dia tidak ingin terjadi keributan antar sekolah karena dirinya oleh karena itu dia tidak ingin mengatakan alasannya kenapa dia babak belur dan juga dia menyuruh semua teman teman untuk tidak mengatakan hal itu padaku. Huh.. Dasar. Tapi, sekarang bukan hanya tentang dirimu Irfan ini tentang sekolah dharma. Aku harus bertindak supaya sekolah dharma tidak bisa diremehkan lagi oleh sekolah lain."
***
"Akira, aku mendapatkan kabar kalau Chika diculik lalu dibawa oleh murid sekolah dharma jaya ke sekolah mereka. Jadi, aku akan pergi ke sana untuk menyelamatkan mereka." Akira tersenyum melihat pesan yang dikirimkan oleh Hiro ke handphone. "huh.. Cepatlah datang ke sini Hiro! Aku sudah memancing ikan tinggal dirimu yang memasaknya." ucap Akira pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai)
Acción[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Tubuh dikendalikan oleh pikiran. Tetapi, pikiran mengikuti hati." Dulunya Keluarga Sandara alexander adalah keluarga yang sangat harmonis dan bahagia. Walaupun, keluarga itu memiliki sebuah rahasia yaitu ayah dan...