MBIAC|CHAPTER 1 |PERKENALAN

248 54 15
                                    

❤HAPPY READING ❤

***

Sepuluh tahun telah berlalu…

Sandara Alexander, keluarga pemilik ‘Sandara Group’, perusahaan paling sukses di Kota Sanjaya, kini dipimpin oleh seorang pemilik muda. Putra sulung keluarga Sanjaya ini mengambil alih bisnis keluarga setelah orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat. Di permukaan, mereka tampak sebagai keluarga yang sempurna dan bahagia. Namun, tersimpan rahasia gelap yang harus tetap tersembunyi dari dunia luar.

Di dalam kamar Akira Sandara Alexander, pagi itu dimulai dengan sebuah helaan nafas. Akira terbangun, menguap lebar sambil menutup mulutnya dengan tangan. "Ah, masih terasa mengantuk, lima menit lagi," gumamnya, sebelum kembali meraih selimut hangatnya dan menyerah pada panggilan tidur.

Tak lama kemudian, Akira terbangun untuk kedua kalinya. "Kenapa aku masih merasa ngantuk ya?" keluhnya sambil mengucek matanya yang berat. Dengan langkah gontai, dia meninggalkan kehangatan tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan berpakaian, Akira muncul dari kamarnya, kini mengenakan seragam sekolahnya yang rapi. Dia turun perlahan menuruni tangga, menuju ke dapur dimana hari baru akan dimulai.

Di dapur, Bi Sri sibuk menyiapkan sarapan, sementara seorang pria bertopeng duduk santai di kursi, asyik dengan permainan video game di tangannya, menunggu hidangan pagi yang akan segera disajikan.

*Pov Akira*


Dengan langkah ringan, aku berlari dan memeluk sosok yang tengah asyik dengan game di meja makan, kakakku. “Selamat pagi, Kak!” seruku dengan ceria.

"selamat pagi juga, Akira. udah jangan ganggu aku sekarang, aku lagi sibuk menghadapi bos di game ini. cepet sarapan sana." ujar kakak sambil lepas dari pelukanku.

Sejak insiden yang terjadi sepuluh tahun lalu, kakak berubah menjadi orang yang aneh. Dia selalu mengenakan topeng mainan, hadiah dari ibu yang telah dia modifikasi. Lebih gila lagi, pengikat topeng itu diganti dengan besi dan dikunci. Untuk melepasnya, dibutuhkan kunci yang selalu disimpan kakak. Sulit membayangkan dia bersedia melepas topeng itu. Tapi, bayangkan repotnya jika dia lupa menyimpan kuncinya. Meski begitu, sepertinya kakak tak lagi memiliki keinginan untuk melepaskan topeng itu dari wajahnya. Huh, cinta kakak kepada ibu dan ayah begitu dalam, hingga dia menjadi gila karena terjebak dalam kenangan akan mereka.

“Akira, kenapa kamu melamun? Masih waras kan?” tanya kakak sambil menempelkan telapak tangannya di jidatku. Aku tak tahu apakah dia benar-benar khawatir atau hanya ingin mengejekku. Yang pasti, aku merasa tidak nyaman.

Dengan cepat, aku menepis tangan kakak. “Apaan sih, Kak? Aku ini masih waras, nggak kayak Kakak yang aneh dan terus-terusan memakai topeng anak-anak itu.”

“Hm, syukurlah kalau kamu masih waras. Jadi, aku nggak perlu mengeluarkan uang untuk pengobatanmu di rumah sakit jiwa,” sahut kakak sambil tertawa. Tawanya terdengar sangat menjengkelkan, namun tanpa sadar, bibirku ikut tersenyum melihatnya tertawa. Aku menarik kursi di samping kakak dan duduk di sana.

“Sarapan sudah siap,” ujar Bi Sri sambil mendekati meja makan dengan membawa lauk untuk sarapan kami.

Hari itu, seperti hari-hari sebelumnya selama sepuluh tahun terakhir, kami sarapan bersama Bi Sri, yang sudah menjadi bagian dari keluarga kecil kami.

***

Setelah sarapan, aku bersiap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini, bukan supir keluarga kami yang mengantarku, melainkan kakak. Meskipun sering sibuk, kakak selalu menyempatkan diri untuk mengantarku ke sekolah saat dia memiliki waktu luang.

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang