MBIAC | CHAPTER 6 | AWAL MULA

114 35 5
                                    

😊HAPPY READING😊

***

“Akira, hei!” seru suara dari belakang. Akira, yang mendengar namanya dipanggil, segera berbalik untuk mencari sumber suara tersebut.

“Kasih aku uang!” kata seorang murid laki-laki sambil mengulurkan tangannya ke arah Akira.

“Hm… Baiklah,” jawab Akira dengan nada dingin, lalu menyerahkan sejumlah uang kepada murid tersebut.

“Nah, begitu kan enak,” kata murid itu sambil hendak mengambil uang yang diberikan Akira. Namun, tiba-tiba, sebuah sepatu terbang meluncur dan menghantam kepala murid itu, membuatnya terjatuh kesakitan.

Dengan cepat, Hiro muncul di sisi Akira, berniat untuk membantu. “Kau nggak apa-apa?” tanya Hiro dengan khawatir.

“Kau siapa?” balas Akira dengan tatapan bingung.

“apa yang kalian lihat? cepat hajar anak kurang ajar itu!" perintah murid laki-laki yang terluka itu kepada teman-temannya.

“Ayo lari!” Hiro segera mengambil sepatunya dan berlari sambil menarik tangan Akira untuk menyelamatkan diri.

Hiro dan Akira berlari dikejar oleh sekelompok murid laki-laki yang marah. Dengan gerakan cepat, Hiro menarik tangan Akira, membawanya memasuki sebuah ruangan yang sepi untuk bersembunyi.

Hiro mengintip ke luar dari celah pintu, matanya menyisir koridor yang kini sepi. “Hm… Aman. Mereka sudah pergi,” gumam Hiro dalam hati, lega karena tidak ada tanda-tanda kehadiran pengejar mereka. Dengan perlahan, dia memakai sepatunya yang selama ini dipegang erat di tangannya.

Sementara itu, Akira memperhatikan wajah Hiro, penuh rasa penasaran. “anak ini siapa sih? Hatinya mengatakan bahwa ... Aku tidak bisa mendengar suara hatinya!” pikir Akira dengan perasaan kaget yang mendalam.

“Siapa kamu?” tanya Akira, suaranya mencerminkan rasa ingin tahu yang tak tersembunyi.

“Penolongmu,” jawab Hiro singkat, suaranya tenang namun penuh kepastian.

“Kenapa kamu melakukan ini?” tanya Akira lagi, matanya tidak berkedip.

“Untuk menolongmu,” jawab Hiro dengan nada yang sama.

“Aku tidak meminta pertolonganmu,” ketus Akira.

Ekspresi Hiro berubah, menjadi datar dan serius. “aku menolongmu bukan karena aku ingin melakukannya, tapi karena aku harus melakukannya. Jadi, setidaknya ucapkan terima kasih untuk menghargai usahaku,” ujarnya, matanya menatap dalam ke mata Akira.

“nggak mau,” tolak Akira, keras kepala.

“Kamu nggak mau bilang terima kasih padaku?” tanya Hiro, seolah tidak percaya.

“Iya, aku tidak mau bilang terima kasih padamu,” balas Akira dengan tegas.

Tiba-tiba, suara terdengar dari balik pintu. “Oh, ternyata di sini kalian bersembunyi,” ucap salah satu murid laki-laki itu, mengejutkan mereka berdua saat dia menemukan tempat persembunyian Hiro dan Akira.

Ketika murid laki-laki itu dan teman-temannya menemukan tempat persembunyian Hiro dan Akira, suasana menjadi tegang. Akira dan Hiro, dengan gerakan yang hampir serempak, berlari ke sudut ruangan, mencari perlindungan.

“Karena inilah aku tidak ingin mengucapkan terima kasih padamu,” ujar Akira dengan nada kesal. “Jika kau hanya membantuku sekali ini saja, lebih baik tidak usah sama sekali. Itu hanya membuatku terlibat dalam masalah besar yang merepotkan dan bisa membuat keadaanku lebih buruk dari sekarang ini.”

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang