MBIAC ||CHAPTER 19|| FAKSI GURITA

46 9 0
                                    

🖎Happy reading✍

***

Hiro bergegas menuju bangunan astronomi sekolah dengan amarah yang memuncak. Foto ancaman Sherly yang terikat masih segar di pikirannya. “Nggak mungkin kan? Hal seperti itu dilakukan di sekolah?” batinnya mencoba menyangkal kenyataan yang ada di depan mata. Namun, rasa takut dan cemas akan kehilangan terus menghantui setiap langkahnya.

Tiba-tiba, handphone di saku celananya bergetar. Sambil berlari, Hiro merogoh saku dan melihat layar handphone yang menampilkan panggilan masuk. Dengan cepat, dia mengangkat panggilan itu dan memasang earphone yang ada di saku jaketnya ke telinga.

“Hiro. Halo, kau sekarang sedang berada di mana? Sebentar lagi bel akan segera berbunyi,” suara Akira terdengar di ujung sana, dengan nada yang tenang dan senyum tipis yang seakan tahu apa yang sedang terjadi.

“Aku sedang menuju bangunan astronomi sekolah. Sherly diculik!” teriak Hiro panik ke telepon, sambil terus berlari. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, dan jantungnya berdegup kencang karena khawatir akan keadaan Sherly.

“Hei bodoh, jangan kesana!” seru Akira dengan nada dingin, mencoba mencegah Hiro.

“Maaf Akira, aku harus menyelamatkan Sherly!” Hiro mengabaikan peringatan Akira dan terus berlari menuju bangunan astronomi.

“Hiro, kau tidak usah kesana! Sherly itu…”

Tut!

Belum selesai Akira menyelesaikan ucapannya, Hiro sudah memutuskan panggilan. Dia tidak punya waktu untuk mendengarkan lebih lanjut. Setiap detik berharga.

Hiro tiba di depan bangunan astronomi. Bangunan itu menjulang tinggi, dengan arsitektur yang megah namun kini tampak suram. Gerbang besar di depannya terbuka lebar, seolah-olah mengundang Hiro untuk masuk. Namun, suasana di sekitar bangunan itu sangat sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hanya angin yang berhembus pelan, membawa suara gemerisik daun yang jatuh.

“Apakah benar di sini tempat mereka menyekap Sherly?” batin Hiro kesal. Dengan amarah yang membara, dia berlari memasuki bangunan astronomi. Begitu masuk, dia berhenti sejenak untuk memperhatikan sekeliling. Bangunan itu tampak kosong dan sunyi, hanya suara langkah kakinya yang menggema di ruangan besar itu.

Tiba-tiba, pintu di belakangnya tertutup dengan keras. Hiro berbalik dan berusaha membuka pintu itu, tetapi usahanya sia-sia. Pintu itu telah dikunci dari luar oleh seseorang. “Sial!” batin Hiro, semakin kesal.

Telinganya menangkap suara dari atas. “Kak Hiro. Aku telah mendengar banyak hal tentang dirimu baru-baru ini. Dan sekarang akhirnya kita bisa bertemu langsung.” Hiro menoleh ke arah suara itu. Di lantai tambahan di atas ruangan, dia melihat seorang murid laki-laki berkacamata dan mengenakan jaket biru.

“Lawanku bocil ternyata. Woi cil, ngapain kau di atas sana? Turun yuk, ntar jatuh!” Hiro tersenyum sadis, menatap Nikku dan menggerakkan jarinya, memberi isyarat agar Nikku mendekat.

Nikku terlihat sedikit jengkel saat Hiro menyebutnya bocil, tetapi dia berusaha tetap tenang. “Kak Hiro, perkenalkan namaku Nikku, Nikku Rakesha Airlangga. Aku adalah ketua faksi Gurita. Tujuanku mengundang dirimu ke sini adalah untuk mengajakmu bergabung ke dalam faksi milikku,” ucap Nikku memperkenalkan diri.

“Di mana Sherly? Ayo turun sini! Kita bicarakan ini baik-baik,” Hiro tidak mendengarkan ucapan Nikku. Dia tersenyum manis, tetapi dari matanya terlihat jelas bahwa dia benar-benar marah.

Nikku terlihat gugup saat Hiro menatapnya dengan tatapan tajam. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum berbicara. “Sherly baik-baik saja. Aku akan melepaskannya, tapi sebelum itu, ayo kita melakukan pertarungan Faksi! Kalau kau menyerah dan kalah, kau harus masuk ke dalam faksi kami atau keluar dari sekolah ini—”

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang