MBIAC || CHAPTER 68

18 1 1
                                    

Selamat membaca

***

Malam harinya. Di dalam ruangan latihan keluarga sandara. Akira memegang busur menggunakan satu tangan lalu menarik anak panah ke belakang dengan tangan lainnya. Dia menahan posisinya sambil menutup satu mata membidik papan target di depan. Akira melepaskan anak panah, dia melesat dari busur menuju ke papan target. Namun, saat anak panah itu hampir mengenai bagian tengah papan target terdapat sebuah pisau yang dilemparkan ke anak panah itu sehingga membuat arah anak panah tadi terpental ke samping kemudian jatuh ke bawah. Sedangkan pisau itu menancap di papan target.

Akira mengambil satu anak panah lagi. Dia mengaitkan anak panah di tali busurnya lalu menariknya ke belakang. Akira mengarahkan anak panah ke arah orang yang telah melemparkan pisau tadi.

Sahrul berjalan ke papan target lalu mencabut pisaunya yang tertancap. "tenaga, akurasi, dan kecepatanmu itu sudah pas. Namun, ingatlah bahwa target tidak selalu berada satu garis lurus denganmu. Jadi, lebih seringlah berlatih untuk menembak target yang bergerak menyamping!"

Akira masih mengarahkan busurnya ke arah Sahrul. "kakak sudah pulang ya.. Apakah kakak pulang lebih cepat karena ingin menggangguku latihan?"

"hm.. Tidak, entah kenapa tiba tiba aku rindu sekali dengan adikku yang imut. Jadi, aku mengerjakan semua pekerjaan lebih cepat agar bisa segera pulang." Sahrul berjalan mendekati Akira. "kalau kau mau menembakkan panah itu kepadaku lakukan saja! Tapi, ingat aku pasti akan membalasmu."

Akira menurunkan busur panahnya. "ada keperluan apa sampai kakak datang ke sini untuk menemuiku?"

"hm.. Bukankah sudah jelas aku datang ke sini karena untuk memarahimu. ini sudah terlalu malam, Akira. kenapa kau masih belum tidur? Kau masih harus pergi sekolah besok pagi. pergilah ke kamarmu sekarang!" suruh Sahrul.

"hm.. Iya, aku akan segera pergi ke kamar setelah aku menyelesaikan latihanku."

Sahrul berjalan ke samping Akira. "hm.. Entah kenapa aku merasa ada yang aneh dari dirimu. Apa yang terjadi denganmu, Akira?" Sahrul memegang pundak Akira.

"aku baik baik saja, memang apa yang terjadi padaku? Kenapa kakak merasa aku ini aneh?" Akira menepis tangan Sahrul.

Sahrul mengusap rambut Akira. "kau kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi denganmu hari ini, Akira?" Sahrul menatap mata adiknya dari samping. Tatapannya yang sangat menginterogasi membuat Akira menjadi tidak nyaman.

Akira kembali menepis tangan kakaknya. "aku sudah bilang, aku baik baik saja." Akira berteriak marah.

"hm.. Benarkah? Apakah kau benar benar baik baik saja?" tanya Sahrul sekali lagi. Dia tidak akan berhenti sampai mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

"aku baik baik saja. Kenapa tiba tiba kakak bersikap seperti ini kepadaku?" Akira menarik busurnya lalu mengarahkannya ke papan target.

"apa benar kau baik baik saja? Akira," tanya Sahrul lagi dengan nada tegas. Sahrul menatap wajah adiknya itu dengan tatapan serius.

"Aku." tangan Akira bergetar saat hendak mengarahkan busur itu ke papan target sehingga membuat dia menjadi kesulitan untuk mengarahkan. "baik baik." Akira menarik anak panahnya semakin kuat. "saja." teriak Akira sambil melepaskan anak panah itu. Anak panah itu melesat menghantamkan dinding yang ada di samping papan target, yang seketika membuatnya terpental dan patah menjadi dua. Akira duduk dan menjatuhkan busur panah yang di pegangnya ke samping kemudian memeluk lututnya dan membenamkan wajahnya ke sana. Dia melakukan itu untuk menyembunyikan wajahnya dari Sahrul. Akira tidak mau kakaknya melihat sisi dirinya yang menyedihkan.

Sahrul duduk di sampingnya Akira. "ada yang ingin kau ceritakan padaku tentang hari ini?" tanya Sahrul lembut.

"tidak ada. Pergilah! Kakak benar benar menggangguku." Teriak Akira masih dalam posisi sama.

Keluarga Sandara : my brother is a criminal (S2 Dimulai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang