2

310 49 2
                                    


Niena berangkat sekolah kali ini diantar sama kakaknya. Kak Hanan pinjem motornya soalnya katanya lebih enteng bawa sekupi dari pada mogenya.

"Makanya dinaikin aja jangan dibawa, kakakku.." komentar Niena yang berhasil bikin kakak laki-laki satu-satunya itu ketawa. Kak Hanan emang udah aslinya suka ketawa.

"Kakak butuh gerak cepat ini, soalnya Randu udah diutus jadi seksie sibuk sama ketua BEM.." Hanan menjelaskan.
Kalo boleh ngaku sih Niena masih ga ngerti apa hubungannya.

"Ya terus?"

"motornya Randu juga moge, kita perlu survey lokasi dan ga enak aja 'warwer' daerah perumahan, makanya mending pake yang kecil gini.."

"Oh oke.."

Bisa Niena lihat dari kaca spionnya, Hanan yang memberinya mata samping. Udah nebak kalo sebenarnya adiknya ga terlalu peduli dengan penjelasannya.

"Pokoknya yang penting diisi lagi loh bensinnya!" Niena mengingatkan sekali lagi, apalagi saat mereka sudah akan sampai di sekolah.

"Iya nina bawel!" Hanan berkata. Tahu betul kalau adiknya sensi dipanggil begitu.

Alasannya Niena maksa Yuyun buat manggil yang bener namanya, ya karena orang rumah kebiasaan manggil ga bener namanya.

Sewaktu mau turun, Niena melihat motor Ducati yang beberapa hari lalu dia lihat sebelumnya. Ah mantan kapten basket dan oh iya, Jonathan.

Niena akhirnya tahu Jonathan yang mana apalagi diperjelas dengan fakta tangan kirinya yang digendong.

Tangan kanannya menggeplak kepala berhelm abangnya yang baru saja memberi salut dua jari ke pak satpam yang lagi-lagi memanggil namanya.

"Ga sopan!" Johan mencoba membalas adiknya yang keburu menghindar

"Ga usah sok akrab, haha.." Niena bisa melihat senyuman lebar Jonathan yang bercanda dengan abangnya sebelum mata mereka bertemu dan senyuman itu hilang begitu saja.

Jonathan berbalik dan meninggalkan abangnya.

Niena turun setelah Hanan benar-benar berhenti. Mencoba membuka helm mama yang kali ini dia pakai, karena helm pinknya juga dipinjam kakaknya. Biar satu set katanya.

"Loh, Bang Johan??"

Johan yang dipanggil menoleh dan terlihat kaget tapi langsung tersenyum menyadari Hanan yang parkir dibelakangnya.

"Abang nganterin adek abang juga?"

"Ho o.."

"Oooh, yang mana orangnya bang? cakep ga?" Kak Hanan sukanya ngajakin bercanda sok akrab, kalo salah syukurin.

"Noh, yang tangannya digendong" jawab Johan sambil tertawa lebar, menunjuk Jonathan yang berjalan pelan sambil mencoba mencopot jaketnya.

Aturannya memang begitu, masuk gerbang jaket udah harus dicopot. Dan walaupun hanya satu lengan yang dipakai dengan benar, tapi Jonathan masih terlihat kesulitan.

"Yeh si abang," Kan, malu.

"Kakak! susah banget sih ini!!" Niena mengomel mencuri perhatian keduanya. Tangannya masih sibuk mengutak-atik strap helm di bawah dagunya.

"Elah, tinggal ditarik dikit itu merah-merahnya.."

"Iya susah!!"

"Mana? Ga usah marah-marah juga, sabar dong makanya.." Niena akhirnya memajukan dagunya, dan benar saja, kakaknya bisa dengan mudah mencopot klipnya.

"Ih, udah tahu kalo pagi aku tuh moody-an. Ini juga bikin emosi, ga mau telat aku tuhhh"

"Iya udah, nih. Jangan pake emosi dong, pake tangan.."  Hanan berkata, tersenyum begitu meliat adiknya menatapnya datar.

"Eh, yang kemarin.." kata-kata dari Johan membuat kakak adik itu menoleh dan menatapnya.

'Serius ganteng,' hanya itu yang ada di kepala Niena, dan ditambah Johan yang tersenyum padanya dan bertanya siapa nama adik Hanan itu, Niena salting. Dia lalu berbalik dan meninggalkan kakaknya itu.

"Udah mau telat," alasannya sambil menghiraukan panggilan Hanan

"Masih ada 10 menit padahal.." ujar Hanan yang lalu diajak pergi Johan.

...

Niena berjalan di belakang Jonathan. Menyadari kalau Jonathan memang tinggi, apalagi meskipun Niena sudah berusaha keras, dia belum juga bisa menyalipnya.

Padahal Jonathan jalannya santai.

Setelah berusaha lebih keras lagi, aka sambil berlari, Niena akhirnya bisa menyalipnya dan untung saja ada Yuyun yang menungguinya di depan kelas.

Jonathan parfumnya enak.

"Akhirnya dateng juga, mana cepetan udah ga ada waktu nih.."

"Iya ih, belum juga duduk udah dipalak aja!" Niena bersungut-sungut, tahu alasannya kenapa Yuyun sampai menungguinya. Mau copas manual pe-ernya.

"nina.." Yuyun tiba-tiba berbisik sambil memberi tanda dengan matanya tentang seseorang yang berdiri memperhatikan mereka sedari tadi.

"Apa?" nina tidak mengerti kenapa yuyun tiba-tiba keduten alisnya.
Menoleh ke belakang karena sepertinya itu yang yuyun maksud, nina hanya mendapati Jonathan yang kaget dan buru-buru masuk kelasnya.

"Dia?"

"Dari tadi ga kedip tauk.."

"Ah masa." nina berlalu meninggalkan yuyun untuk segera duduk di kursinya. Mungkin Jonathan kepo.

Ga usah dipikir jauh-jauh, orang kemarin nina juga sempet kepo dengannya.
...

adiknya bang johan yang lagi ga murah senyum karena sedang sedii tapi aslinya lagi berbunga-bunga pagi-pagi ketemu pujaan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

adiknya bang johan yang lagi ga murah senyum karena sedang sedii tapi aslinya lagi berbunga-bunga pagi-pagi ketemu pujaan hatinya.

adiknya bang johan yang lagi ga murah senyum karena sedang sedii tapi aslinya lagi berbunga-bunga pagi-pagi ketemu pujaan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

adiknya kak hanan yang imut lucu dan murah senyum tapi benci kalo berangkat kesiangan.

Votes and comment, juceyo.

pretty eyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang