“Sera, anterin ini ke meja nomor 7, gue kebelet!” Sherly menyimpan nampan di tangan Sera begitu saja.
Sera hanya bisa mengangguk dan berjalan ke arah meja yang dimaksud.
“Wah anak baru nih.” Pria muda itu menyambut dan menatap Sera dari atas ke bawah.
Sera tersenyum dan menyajikan. “Americano dua ya, Kak?” ujarnya tersenyum semanis mungkin.
“Ayo, duduk,” perintah pemuda itu.
Hah? Sera hanya melongo karena pertama kalinya diajak duduk oleh pengunjung.
“Gak terlalu ramai, kan? Ayo temenin gue dulu sampai temen gue dateng,” perintahnya langsung berdiri dan menyiapkan kursi untuk Sera duduk.
“Maaf, Kak–”
Baru saja Sera ingin menolak tapi pemuda itu memotongnya, “Biasanya manager di sini ngizinin, kok. Mau gue minta buat izin lagi?”
Mendengar itu mau tak mau Sera harus duduk, karena ia merasa managernya tidak menyukainya, ia tidak mau menambah masalah.
“Kenalin nama gue Lucas.” Pemuda itu tersenyum manis dan menyodorkannya tangannya.
“Sera,” balasnya dengan gugup.
“Lo butuh kerja sampingan, gak?” tanya Lucas to the point sekali.
Ditawari yang namanya kerjaan ya Sera melotot tertarik. “Kerja apa?” tanyanya.
Lucas tersenyum dan melirik ke sana-sini. “Kerjanya malem sih, cocok dilakukan pas lo pulang dari cafe ini.”
Sera mengernyitkan kening merasa janggal dan tidak enak hati. “Kerja di diskotik? Atau bar?” tebak Sera dengan perasaan was-was.
“Ya semacam itu.” Lucas mengangguk.
“Maaf, Kak. Saya gak tertarik sama dunia malam, saya izin permisi, ya?” Sera dengan sopan segera berdiri tetapi Lucas dengan sigap menahannya.
“Nggak kayak yang lo maksud, gini lho, duduk dulu, gue jelasin.” Dengan perlahan Lucas meyakinkan Sera.
“Sherly temen lo kan sekarang? Coba tanya dia kerjanya gimana? Dia cuman temenin gue pas gue butuh ditemenin, dan itu gak tiap malam.”
Sera berusaha menyingkirkan pemikiran negatifnya, dan masih mau mendengarkan kelanjutan ucapan Lucas.
Melihat respons Sera yang diam saja Lucas langsung tersenyum dan mendekatkan wajahnya lebih dekat dengan wajah Sera.
“Jujur, lo cantik gue langsung tertarik dan gak suka basa-basi,” bisiknya dengan diakhiri meniup telinga Sera.
Rahang perempuan itu langsung mengeras menahan marahnya, tangannya terkepal ingin menghajar Lucas. Sehina apapun dirinya dan sebutuh apapun takkan pernah mau melakukan pekerjaan rendahan seperti itu.
“Jangan marah dulu. Gue gak minta lo buat jual diri sama gue, gue cuma butuh cewek yang mau–”
Brugh~
“Ngapain cewek gue lo anjing!” Ardana muncul dan langsung menonjok Lucas, ia begitu marah melihat posisi temannya itu yang menangkup sebelah wajah Sera.
Dan tentu saja yang dilakukan Ardana menyita perhatian seisi cafe.
“Dan, lo apaan sih!” Lucas menatap marah Ardana sambil menyeka darah di sudut bibirnya.
“Lo yang apaan? Sera cewek gue!” sentak Ardana dengan mata tajamnya.
Lucas mengernyit dan segera bangkit. “Cewek lo? Terus yang semalam tadi siapa?” tanyanya dengan sengaja sambil melirik Sera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate and Pain
Novela JuvenilHamil dan menjadi orang tua di bangku sekolah. 🔞 Menguras emosi ⚠️ *** Satu tahun menghilang, tidak ada yang tahu bahwa siswi yang kembali ke sekolah yang sama itu kenyataannya telah mengandung dan melahirkan anak dari Jendra Adisaka Bumi, pemuda p...