Udah sampe BAB 50, gak mau follow akun authornya nih? (。•́︿•̀。)
Rinka turun dari mobil dan melambaikan tangannya pada sang papa yang duduk di kursi kemudi, terus tersenyum sampai mobil papanya itu berlalu. Namun, wajah semangatnya tiba-tiba mengernyit melihat Sera dan Ardana di parkiran, mereka tampak berbeda dari biasanya, terlihat canggung.
Dan tepat saat itu juga Sera berbalik dan senyumnya langsung lebar mendapati Rinka tak jauh darinya. Hingga mereka akhirnya berjalan bersamaan.
“Kurang tidur lo? Mata lo kuyu bener,” komentar Rinka yang melihat lingkaran hitam di mata Sera.
Sera mengusap wajahnya, ia tidak sempat make up karena takut kesiangan. Bayangkan saja ia tidur jam satu malam dan jam lima harus bangun dan pulang dulu ke kosannya untuk mengambil buku pelajaran hari ini.
“Ya gitu deh.” Sera tambah canggung karena di sampingnya ada Ardana, mereka tidur begitu larut karena melakukan yang tidak-tidak.
Rinka menatap curiga, instingnya mengatakan ada yang tidak beres di antara Sera Ardana. Biasanya Ardana selalu menampakkan kebucinannya, dengan tidak mau melepas tangan Sera, misalnya. Tapi sekarang, mereka hanya berjalan berdampingan saja.
“Eh itu Milla, kan? Syukur deh sakitnya gak berkelanjutan,” pekik Rinka langsung berlari menuju Milla yang tak jauh di depan mereka.
Rinka menepuk pundak Milla dan gadis itu langsung berbalik. Rinka terkejut melihat ada perban di pelipis Milla, lalu ada beberapa goresan juga di wajah cantiknya, walaupun goresan-goresan itu tidak parah tapi membuat Rinka penasaran sekaligus khawatir.
“Lo bilang kemarin pagi cuman demam sama meriang doang,” lirih Rinka pelan.
“Oh.” Milla tersenyum karena baru teringat Ardana pernah mengirim chat seolah-olah itu Milla.
Jadinya Milla bingung untuk menjelaskan, karena awalnya ia mau berasalan hanya terjatuh saja tidak ada tambahan meriang.
“Sayangku akhirnya sekolah.” Sera merangkul leher Milla dengan ceria.
Milla terkejut bukan main mendapati Sera seperti ini karena ia memiliki dosa pada temannya itu.
“Eh lo gapapa, kan?” Sera yang baru melihat wajah Milla ikut terkejut dan khawatir juga. “Ini kenapa?” lirihnya, padahal baru saja ia ingin meledek Milla karena akhirnya pernah absen juga.
Baru Milla ingin menjawab ia kembali dikejutkan dengan kehadiran Ardana yang ternyata di belakang Sera. Jujur, melihat Ardana ia langsung mengingat kejadian malam kemarin. Hal memalukan yang ingin ia lupakan setengah mati, terlebih melupakan orangnya.
Ardana juga terkejut melihat wajah Milla yang penuh luka itu, karena saat ia mengantar pulang Milla ke rumahnya kemarin siang, gadis itu masih baik-baik saja. Ardana jadi penasaran, di mana Milla mendapatkan luka itu? Tidak mungkin kan di rumahnya?
“Tar gue ceritain deh, ya?” ujar Milla akhirnya tersenyum, ia gugup karena ada Ardana di sana.
Sera menyadari kegugupan Milla, ia juga melirik Ardana yang ternyata tengah menatap Milla.
Mereka berdua pasti lagi sama-sama mengingat kejadian panas antara mereka, terka Sera. Dan pikirannya itu membuat Sera merasa dikhianati dan merasa tengah diselingkuhi. Kenapa patah hati kedua Sera harus karena sahabatnya lagi? Batinnya miris.
“Dan, nyokap lo udah baikan?” tanya Rinka tiba-tiba memecah keheningan.
Dan pertanyaan Rinka itu justru membuat suasana semakin canggung. Sera, Milla dan Ardana sadar betul tentang sandiwara Ardana itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate and Pain
Teen FictionHamil dan menjadi orang tua di bangku sekolah. 🔞 Menguras emosi ⚠️ *** Satu tahun menghilang, tidak ada yang tahu bahwa siswi yang kembali ke sekolah yang sama itu kenyataannya telah mengandung dan melahirkan anak dari Jendra Adisaka Bumi, pemuda p...