FATE 77

10K 565 50
                                    

“Ahh.” Mati-matian gadis itu menahan desahannya akhirnya lolos  juga ketika si pemuda semakin gencar memainkan tubuhnya.

“Murah banget sih jadi cewek.” Lucas mengangkat wajahnya yang sebelumnya terbenam di leher Milla.

“Kenapa berhenti?” tanya Milla lirih.

Lucas berdecak lalu mengambil kaosnya yang tergeletak di lantai dan mengenakannya kembali.

“Selain murah lo juga stupid,” ejek Lucas lalu menyulut sebatang rokok dan mengisapnya.

“Terus apa yang harus gue lakuin lagi biar lo berhenti ganggu Ardana?” Milla bangkit duduk dan merapikan pakaiannya.

Lucas mengeluarkan asap rokoknya tepat di wajah Milla lalu menatap gadis itu nyalang. “Buat wajah cantik lo menjadi buruk rupa,” desisnya penuh penekanan.

Lalu setelah itu Lucas melirik rokok di tangannya itu dan memberikan sebuah isyarat. Milla mengerti maksudnya, Lucas ingin rokok itu menghancurkan wajahnya. Tapi kenapa?

“Ayo pilih, lo kehilangan wajah cantik lo atau kehilangan kesucian lo?”

“Dan setelah itu lo janji kan gak bakal ganggu Ardana sama Sera lagi?” tanya Milla cepat. “Lo gak bakal maksa Ardana buat terus balik jadi anggota lo lagi?”

Mendengar itu Lucas naik darah, matanya begitu tajam, lalu sebatang rokok di tangannya itu malah ia injak-injak sampai tidak berbentuk.

“Gue benci lo sepeduli dan segila itu terhadap Ardana!” teriaknya dengan raut wajah yang membuat Milla ketakutan.

“Sampe lo menggadai harga diri lo demi laki-laki itu!” lanjutnya bak frustrasi.

Pemuda itu kembali duduk di sisi ranjang dan menatap Milla dalam. “Kenapa, Mill?” tanyanya kini lirih dan begitu dalam.

“Gue gak mau ngerusak lo, yang ada justru gue pengin melindungi lo,” lanjut Lucas lagi semakin lirih, Milla menangkap nada kesedihan di dalamnya. Gadis itu mengernyit tak mengerti. Melindunginya? Untuk apa?

“Selama ini gue gak pernah bisa berkomitmen untuk pacaran sama cewek manapun, gue lebih milih nyewa mereka buat jadi pacar karena gue gak mau melibatkan perasaan, toh kebanyakan cewek cuma suka sama uang gue doang.” Lucas menjeda kalimatnya dan tatapannya yang lurus ke lantai.

“Tapi setelah mengenal lo dan dekat sama lo ...,” lanjutnya mengangkat wajah dan menatap Milla semakin dalam. “Gue bisa merasakan lo cewek yang tulus dan apa adanya, gue bisa merasakan yang namanya bahagia yang tanpa alasan saat bersama lo, sialnya cowok yang lo suka itu Ardana,” desahnya penuh penyesalan.

Milla membalas, “Gue gak bakal kemakan omongan buaya lo, kalo emang lo mau melindungi gue lo gak bakal sebarin video gue sama Ardana sampe gue terancam dikeluarin dari sekolah!” Milla tersenyum sinis, hampir saja dirinya terbuai. “Itu yang namanya melindungi?”

“Itu karena gue udah muak sama hubungan kalian bertiga!” bentak Lucas semakin tajam.

“Persahabatan lo sama Sera, dan tentang perasaan lo sama Ardana! Bukan karena dendam gue sama Ardana semata yang udah keluar dari jadi anggota gue.”

“Dan gue kira perasaan gue sama lo cuma kekeliruan doang dan bakal hilang gitu aja setelah gue permalukan lo dan sebar video lo, tapi lo malah datang ke gue dan dengan sukarela mau nyerahin diri lo ke gue cuma buat laki-laki yang sama sekali tidak menghargai lo.” Lucas menghela napas beratnya, ia menyesal sudah melakukan hal bodoh itu dan membuat Milla dibenci banyak orang.

“Gue gak bisa liat lo kayak gini terus, lo mati-matian berkorban demi Ardana sedangkan Ardana sendiri gak peduliin lo, hanya Sera yang penting buat dia.”

Fate and PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang