FATE 56

10.6K 648 19
                                    

Libur panjang, dan mereka semua sudah resmi naik ke kelas 12. Dan bagi Sera liburan kali ini adalah kerja dan kerja. Soal bisnis keripik singkongnya Sera tidak lagi terlalu kewalahan, karena tugasnya kini hanya meracik bumbu dan sang koki beralih pada Alea sepenuhnya setelah belajar banyak dari Sera.

Mereka juga sudah mampu menyewa ruko dan masih di sekitar perumahan warga sana. Bedanya, tempatnya lebih strategis, lebih layak dan lebih nyaman. Pinggir jalan, lantai bawah khusus dapur mengolah keripik dan pengemasannya, sedangkan lantai atas tempat tidur mereka.

“Seneng gak dengan pencapaian lo saat ini?” tanya Alea melirik Sera yang sama-sama terlentang siap tidur itu.

Sera diam saja melihat kaki Alea yang tak hentinya bergerak ke atas seperti mengayuh sepeda, olahraga rutin yang selalu Alea lakukan sebelum tidur.

“Ser, semangat dong semangat!” Alea geregetan sendiri, ia bangkit duduk.

“Liat nih pendapatan kita minggu ini.”

“Ada berapa nih nolnya?” tanya Sera pelan dengan kening mengernyit.

“Al, ini serius?” Sera ikut bangkit dengan mata terbelalak.

Alea mengangguk dan tersenyum manis. “Iya, Sayang. Ini pendapatan kita minggu ini doang, beda lagi sama minggu-minggu sebelumnya.”

Sera senangnya bukan main, ia benar-benar tidak menyangka sesuatu yang ia kerjakan pada awalnya dengan iseng berjalan semulus itu.

“Kita modalin dulu lagi, ya? Kayaknya mesti pake mesin deh sugunya biar kita bisa produksi lebih banyak dan bisa setiap hari. Bayangin deh kalo kita produksi setiap hari bakal segede apa pendapatan kita?”

“Lo mau resign dari kerjaan lo?” tanya Sera lirih, kalau produksi setiap hari artinya Alea siap di dapur setiap hari.

“Kalau pendapatannya bisa lebih gede kenapa nggak? Lo juga mendingan keluar dari cafe tempat lo kerja itu.”

Sera mendengkus, gak tau saja Alea. Kalau Sera dipertahankan oleh bosnya untuk tetap kerja di sana, dan sampai saat ini Sera tidak tahu alasan sebenarnya Tama mempertahankannya sebenarnya tuh karena apa.

“Liburan yuk, Ser? Mungpung lo libur panjang, sebelum kita tambah sibuk ke depannya.”

Sera tampak berpikir sejenak, ia tertarik karena belum pernah menghabiskan waktu bersama Alea, apalagi Alea sudah seperti keluarga sekarang ini, sampai berbagi kamar dan tempat tidur.

Alea sepertinya membawa perubahan besar di kehidupan Sera, selalu mengajak Sera bangkit dan tidak terlarut dengan apa yang telah terjadi.

***

Dan hari ini pun tiba, di mana Sera dan Alea menghabiskan waktunya berdua. Susah payah Sera izin cuti pada atasannya di cafe, susah payah pula ia minta izin pada Ardana juga setelah melalui perdebatan yang begitu panjang dengan pacarnya itu, akhirnya Ardana mengizinkan dengan syarat pulangnya dia yang harus jemput.

Masalahnya Ardana bukan tidak mengizinkan pergi berdua dengan Alea akan tetapi dia tentu mau ikut, Ardana juga merasa kecewa kenapa harus bersama Alea, kenapa Sera tidak seeffort itu untuk bisa jalan dengannya sampai meminta cuti. Tapi mau bagaimana lagi keputusan Sera itu susah diganggu gugat.

Padahal mereka bukan pergi ke tempat jauh, hanya pergi ke taman bermain dan bersenang-senang berdua. Menaiki beberapa wahana hanya berdua dan tampak seperti berkencan, kencan bersama sahabat. Rasanya sudah lama sekali Sera tidak bersenang-senang seperti saat ini.

Hari ini mereka terus tertawa tanpa henti, batin mereka sebagai anak-anak benar-benar keluar, mereka yang selama ini dipaksa dewasa oleh keadaan, dipaksa tetap tersenyum dengan luka di dalam yang menganga, dipaksa berdiri tegak dengan kaki sendiri tanpa dukungan dari yang namanya orang tua.

Fate and PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang