37. Dua Kubu (6)

1 1 0
                                        

"Kelompok satu nama?"

Lio membelakak, dia membeku karena sesuatu tiba-tiba mengubah dirinya. Aneh, Lio mendadak berubah menjadi seorang lelaki seumurannya yang memiliki rambut berwarna putih bersih. Dia menjadi lebih bugar, matanya terasa jelas untuk melihat segala yang terjadi di hadapannya.

"Ups, maaf sepertinya aku salah mengubah dirimu."

Lelaki berambut pirang di hadapannya, tersenyum sampai matanya tidak terlihat. Dia hanya menggerakkan tangan, menyodorkan sebuah senjata dengan jemari telunjuknya yang berada di antara pelatuk, siap untuk memberikan luka yang lebih nyeri daripada sebelumnya.

Namun, dengan tubuh yang berbeda ini, rasanya Lio dapat menghadang semua orang. Tanpa sadar, dirinya hanya bisa diam, memicingkan mata. Dia memang lebih sehat dan semua kesakitan sebelumnya hilang, tetapi kemampuannya yang masih sampah itu tetap ada pada dirinya.

"Aku merindukan orang itu, jadi aku sembarangan mengeluarkan apa pun yang aku pikirkan saat ini." Lelaki berambut pirang itu tertawa renyah, sebelum Lio mengernyit untuk meminta penjelasan. Namun, semua permintaannya itu tidak mungkin, sebab lelaki itu juga mengincarnya karena berada dalam pihak Lio.

Mungkin, Lio masih ada kesempatan?

Karena lelaki itu tiba-tiba menurunkan senjatanya, lantas memberikan senyum khas yang sedari tadi terpampang dalam wajah putihnya.

Jelas-jelas, lelaki itu tampaknya bukan berasal dari Inggris.

"Ahh ... aku menyayanginya."

Lio terdiam, karena saat ini dia tidak memiliki apa pun. Semua yang ada di sekitarnya tidak bisa digunakan, senjatanya sudah hilang entah kemana saat dia menuju ke lokasi bersama dengan Darren yang juga entah pergi kemana.

Namun, rasanya aneh sekali lagak seseorang di depannya ini. Lelaki itu cukup membuat Lio bergidik jijik. Wajahnya cukup tampan bercampur manis, dia juga agak tinggi. Mungkin jika dibandingkan dengan tubuh Lio yang asli, jika tentang tinggi, lelaki itu tetap memenangkannya tiga senti.

"Aku dari Australia, aku dilempar oleh seseorang yang berada di sana. Dia memiliki kemampuan latar tempat dan malah mendatangkanku kemari, lalu aku tiba-tiba bertemu dengan Rafael, kamu tahu, 'kan? Tentu saja, dialah pemimpinmu."

Lio mengangkat satu alisnya. "Bukan, aku hanya berada di pihaknya."

Lelaki berambut pirang itu melirik ke sekitar jalanan yang begitu sepi. Jalanan yang dipenuhi dengan reruntuhan gedung, dan tentunya beberapa bangunan rusak yang tampaknya masih mencoba berdiri di sekeliling mereka sukses menutupi keduanya sehingga tidak terlihat langsung oleh orang-orang.

"Lagi pula tidak ada siapa pun di sini." Lio sedikit heran karena lelaki itu semakin menurunkan senjatanya. "Jadi, aku akan menceritakan singkat tentang orang itu kamu tahu?"

"Maksudmu Rafael?"

Dia mengangguk. "Benar, Rafael ... dan kelompok satu nama."

"Tunggu, aku bahkan tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan tentang itu."

"Dia hanya memiliki satu nama saja, Rafael. Lalu seluruh anggota keluarganya yang tersisa di sini dikenal orang-orang karena mereka bukan sembarang peserta." Lelaki itu merenggangkan tangannya. "Memang kamu tidak tahu apa-apa ya? Padahal kamu selalu di London dan dapat mengawasinya."

"Aku tidak pernah tahu siapa Rafael."

"Yah aku juga tidak tahu sih, karena aku bukan orang sini." Lelaki itu, nyatanya lebih parah. "Aku hanya mendengarnya dari gosip. Katanya, ada satu keluarga yang hanya memiliki satu nama, seperti Rafael, nyatanya sebagian keluarga itu juga merupakan peserta dan mereka mendapatkan undangan kompetisi yang sama. Dan apa kamu tahu? Salah satu di antara mereka, Claes, menjadi buronan apalagi tidak diketahui bagaimana wujud aslinya karena dia bisa berubah-ubah."

MAKE A PLOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang