77. Kota Neon (2)

2 0 0
                                        

Lelaki itu menatap segelas minuman berwarna merah yang terletak di atas meja. Kepalanya yang masih terpasang helm menoleh ke sekitar ruangan, ada banyak orang di sini, dengan wajah yang berbeda-beda. Tidak ada yang dikenalinya, tetapi dia harus mencoba dikenali agar akrab dengan semuanya.

"Kamu baru saja membeli motor?" Seorang wanita dengan satu botol cairan yang entah apa namanya mengangkat satu alis.

"Aku melihat kota ini begitu besar. Aku sama sekali tidak membaca penggunaan dunianya, tetapi dengan peserta yang hanya sekitar dua ribu, sudah pasti semuanya terasa luas." Kedua tangannya bergerak, terangkat ke atas. "Jadi lebih baik menggunakan transportasi, aku tidak tahu babak kali ini akan berkonsep seperti apa. Aku hanya berharap tidak seburuk babak sebelumnya."

Wanita itu tersenyum miring. Sebelum dia duduk di samping si lelaki, kemudian meletakkan botol di tangannya ke atas meja.

"Omong-omong, mengapa kamu membiarkan botolnya seperti itu?"

Sang wanita menggeleng pelan setelah mendengar pertanyaan. "Bukan, ini parfum yang diproduksi langsung."

"Apa?" Dengan wajah tertutup helm seperti itu, siapa saja pasti tidak tahu dengan ekspresinya, tetapi wanita itu jelas melihat mimik si lelaki yang terkejut, sekaligus kebingungan.

"Kamu tahu ... babak kemarin aku tidak mandi sama sekali, ada banyak yang harus diurus, dan kita semua pasti tidak punya rutinitas yang pasti. Jadi aku lebih baik membeli parfum saja daripada yang lain, haha." Wanita itu berdeham pelan. "Kamu tahu itu, 'kan ... aku agak tidak bisa berinteraksi dengan bebauan yang tidak nyaman, yah seperti itu intinya."

Si lelaki terdiam, hanya mengangguk gugup sebelum dia kembali duduk tegak seperti semula.

"Omong-omong, aku belum tahu siapa namamu."

"Aku?" Si lelaki bergerak mengambil pill miliknya, dan diarahkan sedikit kepada wanita di depannya.

[Nama: Arsenio Anathan
Nama Pena: Arsen
Nomor: MAP-8265-ANA
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia: 17 Tahun
Jenis Kemampuan: Latar
Kemampuan: Pengendali Latar Waktu
Tingkat: A
Peringkat: 20 (No. 1)
Kemampuan yang dipakai: 9,500%]

"Wah, kamu masih muda ya ternyata." Wanita itu tertawa pelan, kemudian menyibakkan rambutnya ke belakang. "Dan juga salah satu peserta yang menulis di babak kali ini, ya? Keren juga prediksimu."

Arsen mengangguk. "Kebetulan, aku memang ingin menulis tentang tema masa depan seperti ini."

Wanita itu menatapnya, kemudian mengangkat kedua alis, seolah-olah begitu penasaran dengan cerita Arsen.

"Aku ingin memiliki sebuah motor, dan tidak kusangka, si pemilik hak cipta mengendalikan itu semua. Rasanya aku senang tak karuan," ujar Arsen diselingi tawa kecilnya. "Dan helm ini membutuhkan seratus persentase, tentu saja aku tidak ingin dia lepas dariku."

"Benar." Wanita itu mengangguk kembali. "Dan gedung ini juga, pemilik keseluruhannya adalah si nomor satu. Kita baru dua hari berada di latar seperti ini, tetapi sudah banyak orang yang membeli ini-itu dengan berbagai tujuan. Bahkan semua lantai di gedung ini sudah dibeli."

Arsen berdeham, kemudian melirik ke arah lift yang terbuka lebar, disusul dengan seorang laki-laki bersurai perak yang memasuki lift tersebut sebelum benda itu mulai bekerja.

"Omong-omong, Nyonya. Aku belum mengetahui namamu, apakah kita bisa bertukar identitas?" Arsen mengangkat satu alis, kedua kakinya disilangkan, dengan tangan kanan yang direntangkan, memegang sandaran sofa.

Wanita itu tertawa anggun, sebelum dia mengangguk dan mengangkat kepalanya, membuat rambut halus yang tampak begitu lurus itu ikut terangkat pelan.

* * *

MAKE A PLOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang