Satu kaki melangkah, membuat beberapa orang di dalam ruangan yang sama menoleh ke arahnya. Dia sedikit menyibak jubahnya untuk memperbaiki beberapa bagian dari pakaiannya yang terlihat berantakan.
Pria jangkung itu berdeham pelan, sebelum pandangannya mengedar, menatap satu gadis dan satu lelaki yang duduk saling berdekatan.
"Akhirnya, usahaku tidak sia-sia." Seorang lelaki juga menyusulnya untuk ikut keluar dari ruangan khusus tersebut, dia tersenyum miring sebelum berdeham dan pergi ke arah meja makan, kemudian menuangkan air putih untuk diminum oleh dirinya sendiri.
"Wah, Mike ...." Shelly tersenyum miring, dia beranjak dari duduknya kemudian berjalan ke arah pria jangkung yang masih memperhatikan mereka satu per satu. "Dia kelihatannya sangat nyata."
"Ini memang aku."
"AAARKK!" Shelly sedikit menjauh, jantungnya berdegup cukup kencang, matanya terus menatap lelaki jangkung tersebut dengan wajah yang tampak tidak percaya, sedangkan John hanya tertawa pelan sebelum dia juga ikut kebingungan.
Mike berdeham. "Ini bukan tentang modifikasi, aku pun tidak mengerti bagaimana ceritanya." Mike mengangkat kedua bahunya. "Mengapa kamu datang lagi, Arth?"
Arth tertawa meremehkan sebelum dia kembali menoleh ke sekitar ruangan. Sungguh, ruangan yang sangat luas, penuh dengan cahaya, dan bangunan yang megah. Semuanya memiliki warna-warna unik, menggambarkan bagaimana dunia modern dalam pandangan fiksi.
Arth berjalan pelan ke sebuah kaca yang berada di setiap sisi bangunan. Lantas melihat banyaknya bangunan megah yang terletak di sekitaran jalan. Termasuk sebuah bangunan yang paling menarik perhatiannya, bangunan itu terlihat besar, tetapi ada sesuatu yang membuat Arth terus memperhatikannya tanpa berkedip sedikit pun.
"Bukankah kalian yang memanggilku?" Arth mengangkat satu alisnya, kemudian menghela napas. "Ada berapa banyak orang yang ingin mengetahui tentang dunia luar kompetisi? Apa mereka sungguh penasaran?" Tanpa mengalihkan pandangannya, Arth bertanya secara tegas.
"Banyak," jawab John setelah dia mengisap sebuah vaporizer yang sedari tadi ada di genggamannya. Tak lama asap dari benda yang ia isap keluar lagi dari hidungnya, tak lama membuat John menghela napas pelan.
"Aku pikir kamu terlalu banyak mengonsumsi benda itu," sahut Shelly yang sedikit meringis melihat John, sedangkan seseorang yang ia tegur hanya diam, memalingkan wajahnya ke arah lain dan tetap melanjutkan aktivitasnya. "Ini dunia baru, Arth. Ada banyak kekacauan yang kami urus sebelumnya, maka dari itu, sulit untuk membangkitkanmu di saat ada beberapa orang yang mencoba untuk menghadang semua itu."
Arth tersentak pelan. "Apa itu mereka? Orang-orang yang pernah kita temui sebelumnya? Si gadis sudut pandang? Dan si anak pemilik hak cipta?"
"Gadis itu telah gugur." Shelly menyilangkan kakinya setelah dia duduk dengan nyaman di atas kursi.
"Kamu seharusnya melihat kejadian itu, Arth." Mike tertawa pelan, lagi dan lagi sambil menuangkan air putih untuk diminumnya kembali.
Arth mengangkat satu alis. "Aku memang mengawasi semuanya. Namun, aku berharap bisa menyaksikannya secara langsung." Arth tersenyum miring, sebelum dia berbalik, menghadap ke arah mereka dengan wajah datarnya. "Sekarang, ada yang harus aku lakukan. Lokasinya agak jauh dari sini."
"Wah, padahal baru bangkit tapi sudah mencari gara-gara." Mike lagi yang menyindir.
"Aku malas, lebih baik di sini. Banyak alat-alat keren," sahut John dari kursinya, masih sibuk mengisap vaporizer yang entah kapan selesainya. "Shelly, kamu bisa menemani Arth."
Shelly mengembuskan napas berat. "Maaf, Arth. Bukannya aku tidak mau menemanimu, tetapi ada yang harus aku kerjakan juga."
"Tidak ada yang minta untuk ditemani." Arth mengeratkan jubahnya, lantas melangkah pergi ke arah lift bangunan untuk segera turun dari lantai atas yang sedang mereka pijak. "Aku hanya menitipkan salam, dan mungkin aku akan membutuhkan bantuan kalian jika tidak ada yang bisa aku lakukan lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE A PLOT
FantasíaSebuah karya telah dijadikan sebagai bahan kompetisi di awal tahun. Semua orang yang mengikutinya adalah orang-orang yang berkeinginan menjadi seorang penulis luar biasa. Tanpa mereka tahu jika kompetisi yang mereka alami bukan hanya sebuah kompetis...