BOOM!
Itu adalah suara dentuman yang begitu luar biasa.
Suaranya begitu lirih, tatapannya sendu menatap ke arah sebuah tanah yang baru saja meledak sampai membuat seseorang terpental beberapa meter dari keberadaan mereka sebelumnya.
"Lo-va?"
Tentunya seorang gadis dengan surai merah muda mencolok yang kini hanya menatap bangga ke arah Regha berdiri tegak di sana, melambaikan tangannya perlahan meskipun keberadaannya tampak pudar.
"Kemampuan tersembunyiku selain mengetahui sesuatu dari sebuah tempat yang aku amati itu ... aku bisa mengendalikannya sesuka hatiku, tetapi kadar persentasenya tinggi, mungkin aku akan gugur setelah menggunakan kemampuan itu."
Menurut Regha, trik berbahaya yang mengancam nyawa seharusnya dihilangkan begitu saja, daripada menimbulkan kekalahan yang terus menghantui perasaannya. Namun ini dunia sesuka mereka, entah apa kemungkinannya, semua itu bisa terjadi.
"Akhirnya aku menggunakan ini juga," ujar Lova, tersenyum angkuh, sedangkan Regha yang berada di seberang menatapnya dengan tatapan nanar. "Kamu seharusnya senang, Regha. Pada akhirnya aku berani, selangkah jauh di depanmu."
Regha terdiam, hingga akhirnya dia berhadapan dengan Lova. Kedua mata mereka saling bertemu, memberikan isyarat masing-masing dari kedua tatapan tersebut.
"Terima kasih, Regha. Kita mungkin memang sepasang orang asing ketika pertama bertemu." Lova mendongak, dan kembali memberikan senyuman lembutnya, sebelum tubuh itu benar-benar kabur secara perlahan. "Aku senang bertemu denganmu dan Satra."
"Tidak." Regha menahan tangan Lova, membuat gadis itu kembali memberikan tatapan yang sama. "Tidak akan aku biarkan. Kita telah melakukan banyak hal, bukan? Dan ... aku tidak akan membiarkanmu gugur sendirian ...."
Lova membelalak. "Jangan--dan aku tidak akan membiarkan hal itu. Jika memang kamu tidak ingin aku gugur sendirian, maka aku juga tidak ingin kalian untuk bangkit sendirian juga!"
"Lova!"
"Diam!" Lova memberikan telunjuknya, membuat Regha terdiam seketika. "Jangan pernah menyerah sampai tujuanmu tercapai. Tujuanku sudah tercapai untuk mencoba kemampuan besar ini, maka dari itu lakukanlah sesuai dengan apa keinginanmu."
Regha gemetaran, tangannya yang menggenggam erat pergelangan tangan Lova secara perlahan ia lepaskan. Mendengar suara retakan dan goncangan besar cukup membuat Regha berwaspada kembali, sebelum ia membuka matanya lebar-lebar, melihat Lova yang dikelilingi cahaya dan menghilang seketika.
[MAP-7827-STL telah gugur]
BOOOM!!
BRUKK!!
Tanah itu meledak, membuat Regha langsung mengerahkan kemampuannya untuk menahan kehancuran tersebut. Ketika sekitaran kawasan dipenuhi kerusakan, maka Regha berada di tengah-tengahnya.
Regha marah, kesal, dan murka. Matanya menatap tajam ke sekitar kawasan, sampai ia melihat Kevin yang hanya tertawa terbahak-bahak di sebuah tempat yang lebih tinggi. Bahkan sekarang, Kevin tersenyum mengejek pada Regha, membuat lelaki itu semakin menghancurkan pijakan yang menjadi tempat Kevin berdiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/328813870-288-k81403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE A PLOT
FantasiSebuah karya telah dijadikan sebagai bahan kompetisi di awal tahun. Semua orang yang mengikutinya adalah orang-orang yang berkeinginan menjadi seorang penulis luar biasa. Tanpa mereka tahu jika kompetisi yang mereka alami bukan hanya sebuah kompetis...