75. Lokasi Kemampuan (23)

1 0 0
                                    

Tanah-tanah bergetar hebat seperti bahan material yang sebentar lagi akan saling berpisah dengan yang seharusnya. Layaknya sebuah bencana yang siap untuk memusnahkan semua orang di sana, nyaris membuat Kevin bergerak dari tempatnya dan kembali mencari cara untuk menghentikan ancang-ancang dari serangan Jiwa dan Regha.

"Kalian serius? Ingin mengorbankan diri sendiri?" Kevin tertawa renyah. "Yah sebenarnya tidak ada bedanya juga, aku tetap akan menghancurkan kalian meskipun semua orang yang ada di sini ikut hancur, termasuk diriku, bukan begitu?"

Regha berjalan dengan santai ke sisi yang lain untuk lebih menganalisa Kevin. Namun, Kevin tampak tidak peduli dan tetap diam di tempatnya dengan mata yang terus memperhatikannya satu per satu objek di sekitarnya. Termasuk dua subjek yang sedang fokus di sekelilingnya.

"Aku tidak peduli, jika itu untuk menghancurkan orang sepertimu." Regha berujar, membuat Kevin menolehkan kepala ke arahnya. "Persaingan bebas dalam kompetisi ini membuatku muak."

Kevin mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau begitu--"

Ketiga orang itu terdiam setelah Kevin mengacak-acak rambutnya, tampak frustrasi.

"Haah ... terserah kalian."

"Tunggu, apa?!" Jiwa menghentikan pergerakannya terlebih dahulu, sedikit kebingungan dengan tingkah Kevin yang terlihat masa bodoh.

Srak!

Jiwa dan Regha membelalak, terkejut saat melihat pergelangan tangan kanan Kevin tiba-tiba terlepas dari tempatnya begitu saja. Mereka menoleh, melihat seorang lelaki dengan rambut berwarna putih berjalan mendekati mereka.

"Samuel?"

"Apa? Siapa?" Regha memicingkan matanya, dengan wajah yang tampak terkejut saat melihat seseorang memberikan senyuman ke arah mereka. Sial, itu orang yang pernah ia lihat sebelumnya saat dirinya bersama Satra dan Lova menyerang sebuah kawasan.

Jiwa lupa, masih ada mereka.

Kevin terdiam, tertawa sebentar sebelum dia memberikan beberapa serangan kepada Samuel yang sedang menghampiri mereka dengan berlari. Meskipun Samuel juga beberapa kali menghindari serangan itu, yang nyaris mengenai kakinya.

Kevin mengaduh kembali saat dirinya merasakan sakit luar biasa tepat di kaki kanan. Matanya memelotot ke seseorang di belakang Samuel. Si Jepang yang pernah ia lihat sebelumnya kembali, dan dia dengan santainya mengendalikan Kevin, membuat lelaki itu berhasil menyerang dirinya sendiri tepat di bagian kaki.

"Dia sebelumnya tidak sesantai itu, 'kan?" Regha menoleh ke arah Jiwa, membuat Jiwa memberikan senyuman miringnya.

Tak lama beberapa pasir kembali beterbangan, dibawa mengelilingi Kevin yang mulai merasakan pedih di bagian matanya. Namun, dengan cepat pasir tersebut menghilang, membuat Kevin membawa beberapa serangan yang cukup besar, sukses memindahkan beberapa objek di pasir luas tersebut ke tempat lain.

"Dia mengamuk ...," ujar Jiwa, membuat Regha yang berada di sisi berlawanan kembali menggerakkan tanah yang mereka pijaki.

Bukan hanya kedua orang itu, beberapa serangan juga sukses mengerubuni Kevin. Lelaki itu hanya bisa diam di tempatnya, matanya terus menatap ke sekitar, seperti meminta pertolongan. Namun, saat itu juga dia merasakan sesuatu yang lagi-lagi membuatnya frustrasi, seperti menghilangkan rasa semangat Kevin untuk terus menghadang setiap serangan yang mereka berikan.

"Sial ... dari mana semua ini?" Kevin mengusap wajahnya gusar, tangannya yang masih tersisa terus ia angkat untuk memindahkan serangan-serangan yang meluncur ke arahnya, tetapi sayangnya semua itu terus bertambah cepat.

Tidak ada gunanya untukmu.

Kevin berdecak, sebelum dia menghilangkan tenaganya. Satu serangan kembali muncul yang dengan cepat dihadang olehnya. Tak lama, lelaki itu menghela napasnya. Senyum mulai merekah di wajahnya, sebelum lelaki itu mengangkat tangan kirinya.

MAKE A PLOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang