38 Aku marah

14.7K 2K 79
                                    

Tak.

Morgan meletakkan cangkir teh di atas meja.

"Bukankah itu bagus."

"Dengan membuka wilayah Volker, anda akan mendapatkan perlindungan, jaringan informasi, dan kekuatan."

"Dengan begitu, anda akan memiliki kekuatan internal maupun eksternal."

Curran menatap pantulan buram bayangan dirinya di dalam teh. Dia memiliki senyuman khas bangsawan yang terlihat menawan.

"Tuan Morgan, berlian akan tetap menjadi berlian dimanapun dia berada."

Curran meminum teh dengan anggun, lalu menaruhnya kembali ke atas meja.

"Keputusan saya sudah final, wilayah Volker tidak akan di buka untuk umum."

Membuka wilayah Volker untuk umum terlalu beresiko, apalagi itu masih merupakan wilayah baru.

Akan cukup rumit bila serangan balasan itu benar-benar terjadi.

Belum lagi, Curran perlu mencari tahu tentang kebenaran adanya tambang emas di sana.

"Anda terlihat sangat percaya diri."

Morgan berkomentar dengan bibir yang membentuk garis tipis.

"Tentu saja."

Curran menjawab dengan tenang, dan masih mempertahankan senyum bangsawan miliknya.

"Bagaimana, kalau putra anda yang memintanya untuk membuka wilayah Volker menjadi umum?"

Senyum bangsawan yang Curran pertahankan, seketika luntur dan berubah menjadi ekspresi serius.

Sudut mulut Morgan berkedut, melihat perubahan ekspresi wajah yang terjadi pada Curran saat dia menyinggung tentang putra angkatnya, Rein.

"Tuan Morgan, apa sekarang anda berubah profesi menjadi pengemis?"

Curran bertanya dengan mengangkat salah satu alisnya.

Tatapan Morgan berubah menjadi dingin.

"Tuan muda Curran, jaga batasan anda."

"Itu juga berlaku untuk anda, Tuan Morgan."

Suara rendah Curran terdengar tidak bersahabat. Suasana di dalam ruangan pun mulai sedikit panas.

Morgan menghela nafas panjang.

"Tuan muda Curran, pertanyaan saya bagian mana yang melewati batas?"

"Tuan Morgan, apa anda berniat membujuk putra saya agar membuka wilayah Volker untuk umum?"

Curran menyahuti pertanyaan Morgan dengan pertanyaan lainnya.

"Bagaimana menurut anda?"

Sudut mulut Curran berkedut. Dia merapatkan bibirnya agar tidak tertawa mendengar ucapan Morgan yang terdengar lucu baginya.

"Tuan Morgan, sepertinya anda melupakan kejadian saat pagi hari. Haruskah saya mengingatkan anda tentang kejadian tersebut?"

"Tuan muda Curran, pertanyaan saya hanya membutuhkan jawaban anda antara ya atau tidak."

Morgan merasa semakin tidak senang, dengan arah pembicaraan mereka bila di lanjutkan.

"Mungkin."

Curran kembali memasang senyum bangsawan miliknya.

"Saya akan mempertimbangkannya."

Morgan memiliki ekspresi lega mendengar kalimat tersebut.

[ Curran, kau bisa langsung kembali ke kediaman Crimson. Kami akan pergi ke suatu tempat. ]

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang