115 Mabuk

5.1K 778 55
                                    

Curran menggendong tubuh Rein masuk ke dalam kamar. "Yang mulia?" seru Curran mengerutkan keningnya melihat Jasvier yang sudah berada di dalam kamarnya.

Curran berjalan mendekati kasur, dia menaruh tubuh Rein yang sudah tertidur pulas. Netra matanya melihat seekor rubah merah melompat ke atas kasur, lalu tidur melingkar di dekat tubuh Rein.

Tak lupa sosok makhluk mungil yang mendarat di tubuh Moku, lalu menutup matanya dan mulai tertidur. Croft melihat Joy yang sudah tertidur pulas, sedangkan Moya masih memakan permen yang baru di beli.

Curran mengelus kepala Rein dengan lembut. Kemudian berjalan sedikit linglung mendekati kursi panjang yang terdapat Jasvier sedang tertidur dengan posisi duduk.

"Yang mulia! Yang mulia!"

Jasvier mengerutkan kening dalam tidurnya. Dia menguap kecil, lalu membuka matanya secara perlahan. Netra matanya melihat sosok Curran yang berdiri di hadapannya, dengan wajah yang memerah dan aroma anggur yang kuat.

Jasvier menutup hidungnya. "Ran, kau mabuk?"

"Sedikit." Curran memijit pelipisnya, dan berjalan menuju kursi tunggal. Sepertinya dia dan Rosaly terlalu banyak minum.

Jasvier mengusap wajahnya. Dia sudah menunggu cukup lama untuk bisa berbicara dengan Curran. Sebenarnya dia ingin ikut serta dalam pesta kecil yang diadakan di halaman depan kediaman Crimson.

Namun, Jasvier mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk menunggu Curran saja di dalam kamar. Tapi, melihat Curran yang berada dalam keadaan setengah mabuk membuat sudut mulut Jasvier berkedut.

Jasvier memunculkan bola cristal untuk merekam adegan bahwa Curran sedang mabuk. "Ekhem." Jasvier mengeluarkan batuk palsu.

"Ran, aku itu lebih tua darimu. Jadi, kau harus memanggil ku dengan sebutan kakak," ujar Jasvier menjelaskan.

Setiap kali Jasvier meminta Curran untuk memanggilnya dengan panggilan kakak, maka Curran akan memberikan tatapan tajam ke arahnya atau mengalihkan pembicaraan.

"Huh? Kakak?" Curran mengerutkan keningnya.

"Benar." Jasvier mengangguk antusias. "Panggil aku, Kak Vier."

Curran terdiam sejenak. "Kak Vier," ucap Curran polos yang berada dalam keadaan setengah sadar akibat sedikit mabuk.

Jasvier menggigit bibirnya. Rasanya dia ingin menjerit keras. Akhirnya Curran memanggilnya dengan panggilan kakak, meskipun dia mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Keputusannya untuk menunggu Curran di dalam kamar ini adalah tepat.

Moya melebarkan matanya. Tangannya menepuk-nepuk pundak Croft dengan sedikit bersemangat. "Croft, rekam Croft. Kau harus merekamnya," seru Moya heboh.

[ Iya iya, sabar. ]

Croft mengaktifkan fitur rekam, untuk merekam adegan yang akan terjadi selama beberapa menit ke depan. Dia pun mengeluarkan popcorn, dan membaginya pada Moya untuk menonton bersama.

Curran memiringkan kepalanya. "Apa yang Kak Vier lakukan di sini?"

Jasvier menutup mulutnya melihat sikap Curran yang menggemaskan. 'Imutnya!' batin Jasvier menjerit.

Curran mengerutkan kening. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan. "Sepertinya Kak Vier juga mabuk, wajah mu memerah," ucap Curran dengan ekspresi wajah bingung.

Jasvier menelan ludah. Dia menggeser posisi duduknya. Meskipun Curran terlihat imut dalam keadaan setengah mabuk, tapi tetap saja dia tidak bisa menyentuhnya.

"Ekhem, aku tidak mabuk," ucap Jasvier tersenyum tipis.

"Ouh, aku mengerti." Curran mengangguk kecil.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang