93 Bubur hijau

6.2K 987 32
                                    

"Begitu ceritanya."

Rein memakan ikan bakar setelah menjelaskan alasan terkait pakaiannya yang berlumuran darah pada Yuda.

Rein telah meminta Croft membuatkan perisai di sekitar mereka berdua agar tidak ada yang mendengarnya.

Yuda menatap wajah Rein dengan tatapan rumit. "Aku sedikit mengerti tentang mu."

"Hm? Apa maksud mu?" tanya Rein kebingungan.

Yuda menatap wajah Rein yang juga sedang melihat ke arahnya. "Tidak ada yang bisa melukaimu, kecuali dirimu sendiri," ujar Yuda.

"Omong kosong apa yang kau katakan." Rein mengangkat satu alisnya. "Aku melakukan kontrak dengan roh api agar aku bisa memanfaatkannya untuk menghasilkan banyak emas," ucap Rein.

"Lagipula, aku hanyalah manusia lemah dan rapuh. Tentu saja aku juga bisa terluka," lanjutnya.

Yuda terdiam sejenak, lalu berkata, "Maksud ku, kau terluka atas pilihanmu sendiri."

Rein mengalihkan pandangannya. "Itu lebih baik, dari pada aku terluka atas pilihan orang lain."

Mulut Yuda terbungkam mendengar perkataan Rein. Ini adalah sesuatu yang baru untuknya. Yuda memilih diam untuk mendengarkan ucapan Rein selanjutnya.

Tatapan mata Rein meredup begitu mengingat memory masa lalunya. Dia menutup matanya sejenak, lalu membukanya kembali.

"Hidupku adalah milikku," ucap Rein tegas.

"Hanya aku yang berhak menentukan kemana aku akan melangkah, keputusan apa yang akan aku ambil, dan pilihan apa yang akan aku buat."

"Karena aku adalah pemimpin dalam hidup ku sendiri," ujar Rein tersenyum lebar.

Yuda tertegun. Ini pertama kalinya dia melihat Rein tersenyum dengan bebas, seolah-olah tidak ada beban di hidupnya.

Sudut mulut Yuda berkedut. Tangannya terulur mengelus rambut merah muda milik Rein. "Kalau begitu, aku akan menjadi kesatria yang melindungi pemimpin hebat seperti mu," ucap Yuda tulus.

Yuda telah membuat keputusan, entah itu Rein adik kandungnya atau bukan. Yuda akan tetap menganggap Rein sebagai adik bungsunya.

Ekspresi wajah Rein menjadi kaku. Perkataan Yuda hampir mirip dengan seseorang di kehidupan sebelumnya.

Rein melirik ke arah Croft, lalu tersenyum kecil.

~ "Hah! Mengapa kekuatan api ku di gunakan untuk membakar ikan?!"

~ "Bukankah akan lebih keren untuk meledakkan sesuatu atau hal lainnya."

~ "Aku ingin kerja. Tapi, apakah ini bisa disebut dengan kerja?"

Moya menghela napas untuk kesekian kalinya. Dia merasa lelah mendengar Flint yang terus saja mengeluh, padahal tugasnya hanya menjaga api.

~ "Berhenti mengeluh dan kerjakan saja tugas mu."

~ "Moya juga pernah menggunakan kekuatan air untuk menangkap ikan."

Moya berkata dengan nada ketus.

~ "Joy, Joy juga pernah menggunakan kekuatan angin untuk mengambil buah di pohon."

Joy menimpali pembicaraan antara Moya dan Flint.

Flint memiliki ekspresi aneh di wajahnya. Mengapa kekuatan hebat seperti mereka digunakan untuk sesuatu yang sepele?

[ Dengar, percuma saja memiliki kekuatan yang hebat, kalau hal sederhana saja tidak bisa di lakukan. ]

Croft menepuk pundak Flint, lalu memberikan ikan bakar yang sudah matang padanya.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang