118 Pelabuhan

2.8K 427 54
                                    

Hembusan angin menerbangkan helaian rambut merah muda milik Rein. Bersandar menatap rembulan yang bersinar di langit malam dengan tatapan mata yang dalam. Hingga suara sosok transparan mengacaukan lamunannya.

~ Oi babi kecil.

Rein memutar matanya jengah. "Apa bangsat?" tanya Rein acuh.

Sosok Zryan menatap wajah Rein sejenak, lalu mengalihkan pandangan matanya melihat langit malam.

~ Aku akan kembali ke wilayah utara.

"Hmm."

Respon acuh yang diberikan oleh Rein, membuat sosok Zryan menyipitkan matanya.

~ Aku akan datang padamu saat terjadi masalah.

Rein tersenyum miring. "Itu artinya kau pembawa sial."

Sosok Zryan mendengus dingin, lalu menghilang dari tempat itu dalam beberapa detik.

Rein mengangkat bahu acuh, dan kembali menatap rembulan yang bersinar terang. Entah kenapa dia memiliki firasat buruk, hal itu benar-benar menganggu pikirannya.

"Semoga saja, aku bisa mengatasinya," gumam Rein pelan.

"Rein."

Rein menoleh ke samping dimana Curran baru saja masuk ke dalam kamar mereka. "Ya, Ayah," sahut Rein.

"Mengapa kau belum tidur, hm?" Curran mengelus kepala Rein dengan lembut.

"Aku masih belum mengantuk," jawab Rein.

Curran berjongkok untuk menyesuaikan diri dengan tinggi badan Rein. "Tapi kita harus tidur cepat, sebab besok kita akan berangkat ke pelabuhan," ucap Curran menjelaskan.

Rein mengangguk. "Tentu." Rein berjalan menghampiri tempat tidur, dan naik ke atasnya. Dia sedikit penasaran kemana Curran akan membawanya pergi, karena Curran tidak memberitahunya.

Curran tersenyum tipis melihat putranya yang sudah tertidur. Dia sudah membuat jadwal kegiatan untuk mereka berdua saat di pulau Kura-kura nanti, dan tidak akan membiarkan siapapun mengganggunya.

* * *

Curran menutup matanya sejenak, lalu menghela napas panjang. Kemudian memasang wajah tabah. Rencananya yang ingin liburan berdua bersama dengan Rein, langsung gagal sebab adanya para penganggu di kelompok mereka.

"Hahaha! ini yang di maksud liburan setelah bekerja keras," seru Flint tersenyum lebar menyaksikan tempat pelabuhan yang mereka kunjungi.

"Liburan, liburan, liburan," ujar Joy terbang berputar-putar.

"Sudah lama Moya tidak melihat laut," ucap Moya menatap dengan tatapan berbinar-binar.

"Ternyata laut sangat cantik," seru Vira terkagum-kagum.

"Ck, bau amis," cibir Yuda.

Curran menghela napas. "Aku akan pergi menemui Count Giorby," ujar Curran datar berjalan menjauhi perkumpulan anak-anak. "Kendrick, tetaplah bersama mereka," lanjut Curran.

"Siap, Tuan Curran," sahut Kendrick patuh.

Rein mengerutkan keningnya melihat pemandangan banyak kapal yang terlihat di hadapannya. 'Sial, aku tidak pernah naik kapal,' batin Rein mengeluh.

[ Anda tenang saja Master, saya sudah membeli permen anti mabuk laut. ]

Rein menatap datar wajah bahagia Croft atas usulannya. Kemudian merasakan sensasi lembut di bagian kakinya, Rein menunduk melihat Moku yang mengelus kepalanya dengan tatapan berbinar.

Rein tersenyum kecil. Tangannya terulur mengelus kepala Moku. "Kita akan bermain nanti," ujar Rein.

Myuu Myuu.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang