107 Dimana Mark?

5.6K 959 67
                                    

Curran mengeringkan rambut Rein dengan kain. Dia membantu Rein dan yang lain membersihkan diri mereka. Sebenarnya dia sudah memanggil Mark berkali-kali, namun Mark tetap tidak muncul juga.

Curran sedikit mengerutkan kening. 'Apa yang terjadi pada Mark? Sampai tidak langsung mendatangi ku saat di panggil,' batin Curran bingung.

Curran melirik ke arah rubah merah yang sudah terlihat bersih, rapih, dan wangi. Dia juga memperhatikan Joy dan Croft yang telah bersih. Curran merapihkan rambut Rein dan pakaiannya.

"Selesai." Curran melihat ke arah mereka berempat yang sudah rapih dan bersih. Sekarang dia sedikit penasaran, permainan apa yang dilakukan oleh mereka hingga berakhir dalam keadaan kotor dan berantakan.

"Dengar, untuk hari ini kalian tidak boleh bermain dan tetap bersamaku. Paham?" ucap Curran memberikan peringatan.

Rein melirik ke arah yang lainnya, lalu mengangguk serempak. "Paham." Mereka berniat menjadikan Curran sebagai tameng dari amukan Marry.

Sudut mulut Curran berkedut, melihat mereka yang mendengar ucapannya. Tangan Curran terulur mengendong tubuh Rein, dan segera menyadari berat badan Rein yang sedikit bertambah.

Dia juga menyadari tubuh Rein yang sedikit lebih tinggi, dan tangannya sudah berisi tidak seperti ranting lagi. Apalagi pipinya. 'Sepertinya Rein sedikit tumbuh,' batin Curran tersenyum.

Dan Curran memperhatikan rambut merahnya yang sudah sedikit panjang. Dia berniat untuk memotong dan merapihkan rambutnya. 'Aku perlu mencari Mark,' batin Curran.

Curran berjalan keluar dari kamar bersama dengan Rein, seekor rubah merah yang mengikuti langkah kakinya dan dua makhluk mungil yang melayang di dekatnya.

Curran sudah mencari Mark di beberapa tempat, namun juga tidak berjumpa. Jadi, dia memutuskan untuk mencarinya di area dapur.

Rein dan yang lain menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang. Mereka berkeringat dingin saat kehadiran mereka semakin dekat dengan dapur.

"A-aku sedikit lelah," ucap Rein lemah.

Curran segera mengubah cara mengendong Rein menjadi arah depan memeluk tubuh Rein, lalu membiarkan kepala Rein bersandar di pundaknya.

"Istirahat lah," sahut Curran.

"Hm." Meskipun bukan Rein yang melakukan kekacauan di dapur, tapi entah kenapa dia merasa sangat gugup.

Rein melirik ke arah Joy yang wajahnya pucat pasi dan berlindung di belakang tubuh Croft. Lalu melihat ke bawah, di mana Moku sedang berjalan santai dan anggun mengikuti langkah kaki Curran.

'Aku harap ini baik-baik saja,' batin Rein.

[ Anda tenang saja, Master. Saya akan melindungi anda. ]

Croft menyahuti pikiran Rein dengan nada yang tenang dan meyakinkan. Meskipun dia sedikit takut pada Marry, tapi Croft akan tetap melindungi Rein bila Marry berniat menyakiti Rein.

Karena Rein adalah segalanya bagi Croft.

Rein melirik ke arah Croft, lalu tersenyum kecil. Kemudian bersandar dengan nyaman di pundak Curran.

Akhirnya, Curran di area dapur. Dia berdiri di depan pintu dan melihat Marry yang sedang menyapu.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Curran.

Marry menghentikan pergerakan tangannya yang sedang menyapu tepung di lantai. "Mengapa anda mengunjungi area dapur?" ucap Marry balik bertanya.

"Aku sedang mencari Mark, aku pikir dia ada di sini. Untuk itulah aku datang kemari," jawab Curran. "Apa kau melihatnya?"

"Tidak," sahut Marry datar.

Curran mengerutkan keningnya. Ini aneh, Mark tidak ada dimana pun. Dia juga tidak langsung menjawab panggilannya. 'Apa mungkin Mark berada di luar kediaman?' batin Curran bertanya-tanya.

Curran sedikit merenung sejenak. Lalu tatapan matanya tidak sengaja melihat bercak darah yang terdapat di atas meja dapur.

"Marry, apa kau terluka?" tanya Curran.

Marry mengikuti arah pandang Curran, lalu menjawab pertanyaannya. "Aku baru saja memotong daging, dan belum sempat membersihkan darahnya."

"Apa ada yang lain?" tanya Marry datar.

Curran menggelengkan kepalanya. "Beritahu Mark untuk segera ke ruangan ku," ucap Curran.

"Saya mengerti," sahut Marry.

Curran mengangguk kecil. Dia mengambil langkah maju meninggalkan ruangan dapur, dan berjalan menuju ruang kerjanya.

Moku menoleh ke belakang, lalu berjalan kembali mengikuti Curran. Dari aroma darahnya sudah jelas itu aroma darah manusia, mengapa Marry berbohong?

Rein menelan ludah. Dia mencengkeram pakaian Curran dengan gugup. 'Croft, apa ada yang masuk ke dapur setelah kita pergi?' tanya Rein lewat pikirannya.

[ Sepertinya begitu. ]

Croft menyahuti dengan perasaan ragu. Karena sejak tadi dia menepuk-nepuk kepala Joy untuk menenangkan dirinya yang ingin menangis. Jadi, Croft tidak terlalu memperhatikannya.

'Aku berharap orang itu masih hidup,' batin Rein merasa bersalah.

* * *

Halo, maaf banget Vala baru update. Vala masih kurang sehat🤧 ini part-nya dikit aja ya. Vala belum sanggup kalau ngetik banyak.

See you🤗

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang