108 Makanan baru

6.3K 910 98
                                    

Tok tok tok.

Suara ketukan terdengar, membuat Curran mengalihkan pandangannya dari selembar kertas yang saat ini dia pegang. "Masuk."

Pintu terbuka dan terlihat Mark masuk ke dalam ruangan dengan troli makanan.

"Mark!" seru Curran. "Kau darimana saja? Aku mencari-" ucapan Curran terhenti saat melihat perban yang melingkari leher Mark.

"Mark, apa yang terjadi dengan leher mu?" tanya Curran.

Mark menyentuh bagian lehernya. Dia mengingat kejadian saat adiknya melemparkan pisau besar ke arahnya, beruntung dia dengan cepat menghindar. Hingga mendapatkan sedikit goresan di lehernya, bila tidak mungkin kepalanya yang akan terpisah.

Mark tersenyum ramah. "Ini habis di cakar kucing."

"Di cakar kucing?" Curran mengerutkan kening. Seingatnya hanya Blue, satu-satunya seekor kucing yang tinggal di kediaman ini.

'Mungkin aku perlu memberitahu Farenzo untuk merawat kucingnya dengan benar,' batin Curran.

Croft menutup mulutnya, setelah berhasil mendapatkan informasi tentang luka di leher Mark. Dia mendekati Rein lalu berbisik.

[ Master, Mark terluka akibat terkena amukan dari Marry. ]

Rein melotot. Dia segera menghentikan pergerakan tangannya, lalu berjalan menghampiri tempat Mark. "Paman Mark, kemari. Aku akan mengobati luka di leher mu." Rein meraih tangan besar milik Mark dan menuntunnya ke kursi panjang.

"Itu tidak perlu, Tuan muda Rein. Lagipula saya sudah mendatangi tabib," ucap Mark menolak dengan halus. Punggungnya sedikit terasa dingin dan aura di ruangan ini berubah sedikit panas.

Rein mendorong pelan tubuh Mark agar cepat duduk. "Paman Mark, bila tidak di obati dengan benar. Luka di leher mu bisa semakin parah," ucap Rein dengan wajah serius.

"Tuan muda Rein-" ucapan Mark terhenti saat wajah mungil Rein berada dekat dengannya. Aroma susu mulai tercium oleh indra penciumannya. Begitu juga dengan aroma hangus.

Mark menelan ludah, melihat tatapan tajam yang di berikan oleh Curran tertuju padanya.

"Manusia tua, apa kau haus? Kau bisa meminum teh milik Joy," ucap Joy mengulurkan secangkir teh yang di bawa Mark untuknya.

"Tidak perlu, saya sudah minum tadi," ucap Mark menolak tawaran dari roh angin dengan lembut. Setelah itu dia merasakan tepukan lembut di tangannya. Mark menundukkan kepalanya, dan melihat Moku yang memberikan daging untuknya.

"Terima kasih Nona Moku, saya masih kenyang," ucap Mark gugup. Dia merasa aneh dengan perilaku mereka yang secara tiba-tiba menjadi baik. Namun, Mark segera menepisnya. Karena mereka memang baik sejak awal.

[ Ya ampun Mark, kau terlihat sangat berkeringat. ]

Croft menjentikkan jarinya. Tissue muncul di tangan mungilnya, dan mulai mengelap keringat di kening Mark.

[ Hei, apa kalian tidak merasa aneh? Suhu di ruangan ini lama kelamaan semakin panas. ]

Croft berkomentar setelah melihat keringat di kening Mark yang terus bermunculan.

"Joy akan membantu." Joy menggunakan sedikit kekuatan angin, dan membuat suhu di ruangan ini kembali menjadi sejuk.

Curran memiliki ekspresi wajah tertekuk dengan tatapan tajam yang tertuju pada Mark. Dia mengetuk jarinya di meja sedikit keras hingga terdengar di setiap sudut ruangan.

"Ayah, bisa hentikan ketukan jari mu? Itu sedikit menganggu," ucap Rein berkomentar.

"Itu benar, manusia merah itu terdengar berisik," sahut Joy.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang