87 Monstel

5.8K 965 61
                                    

BRAAKK!!

Vira memberikan pukulan telak pada monster, dan menciptakan lubang besar yang retak akibat pukulannya. Setelah itu, Vira melompat turun dari tubuh monster yang sudah dikalahkan.

~ Bell.

Bell mengubah ukuran tubuhnya menjadi besar, lalu menelan tubuh monster sekaligus memakan inti magis dari monster tersebut.

~ Yee.. monstel sudah kalah, monstel sudah mati.

Jamur biru melompat-lompat kegirangan melihat monster lainnya di kalahkan oleh kelompok mereka.

Farenzo mengusap darah kotor yang ada di wajahnya. Dia melihat ke arah jamur biru yang sudah memiliki nama Myta. Perasaan gusar dan ragu mulai timbul di hatinya.

Myta adalah tanaman yang polos dan lugu, layaknya seorang anak kecil seperti Rein.

Tapi, Farenzo membutuhkan Myta untuk mengobati kakaknya dari racun. Dan satu-satunya cara untuk melakukan itu adalah membunuh Myta.

Farenzo menggigit bibirnya. Dia tidak ingin membunuh Myta, tapi kakaknya akan ....

'Apa yang harus aku lakukan?' batin Farenzo.

Puk puk.

Farenzo menunduk begitu merasa tepukan di bagian kakinya. Netra matanya melihat Rein yang berdiri di dekatnya.

"Bisakah kita bicara?" tanya Rein.

Farenzo mengangguk. "Tentu."

Mereka berdua menepi dari ke tempat teduh di bawah pohon besar.

"Kak Farenzo, siapa yang membutuhkan Myta?" tanya Rein langsung ke inti pertanyaan.

Pertemuan mereka mungkin singkat, dan ada beberapa niat egois di dalamnya. Tapi, Rein sudah menganggap Myta menjadi bagian dari kelompoknya.

Itu sebabnya dia perlu melakukan sesuatu.

Farenzo tertegun atas pertanyaan langsung tersebut. Dia menghela napas. "Kak Xavier, orang yang bertemu dengan kita di ruang kerja sebelum kemari," jawab Farenzo.

"Aku ... mungkin tidak terlalu dekat dengannya." Punggung Farenzo bersandar pada pohon, lalu menatap langit cerah berwarna biru. "Tapi, dia yang mengajari ku menggunakan pedang sejak kecil," lanjutnya.

"Saat ini, tubuh kak Xavier terdapat racun yang menghambat siklus energi magis di dalam tubuhnya."

"Aku membaca sebuah buku dan menemukan penawar dari racun itu. Tapi-" Farenzo menjeda ucapannya, netra matanya menatap wajah Rein. "Aku tidak ingin membunuhnya," ucap Farenzo lemah.

Rein tersenyum kecil. "Kak Farenzo tenang saja, aku akan mencoba yang terbaik untuk menyembuhkan kak Xavier tanpa menggunakan Myta."

Farenzo berjongkok untuk menyamai tinggi tubuh Rein. "Sungguh, kau memiliki penawar racunnya," ucap Farenzo mendesak.

Rein mengangguk kecil. Lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Farenzo, "Aku memiliki resistensi racun," bisik Rein.

Farenzo tersenyum. Perasaan gusar yang sebelumnya dia miliki telah menghilang dari hatinya, digantikan oleh kelegaan.

Sedikit harapan sudah dia miliki, meski sedikit setidaknya masih memiliki peluang untuk berhasil.

"Terima kasih Rein," ujar Farenzo tulus.

Rein menaruh jari telunjuknya di mulut, lalu mengedipkan satu matanya. "Ini rahasia, oke."

Farenzo terkekeh. Dia mengusap kepala Rein lembut. "Tentu."

~ LEIN!

Rein menoleh mendengar teriakan Myta dari samping, dia melihat Myta yang berlari ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Rein mengangkat tubuh Myta.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang