119 Rumor seram

3.5K 536 24
                                    

Huueekk.

Rein memuntahkan cairan bening dari mulutnya. Kepalanya seperti sedang berputar-putar di tempat, membuat perutnya tidak nyaman dan muntah. Padahal kapal sedang berada di perairan yang tenang.

Huueekk.

'Sial, aku mabuk laut,' batin Rein mengumpat.

[ Astaga Master, bukankah saya sudah menaruh permen anti mabuk laut. Apa anda tidak memakannya? ]

Croft mengusap sudut mulut Rein yang baru saja muntah dengan tissue.

"Kyyaaaa, Cutie pie muntah! Joy akan beritahu manusia merah," ucap Joy terbang menjauh dan masuk ke dalam kapal.

"Bos, anda sangat payah." Flint berkomentar.

Rein mengacungkan jari tengah ke arah Flint, saat dirinya kembali memuntahkan cairan bening. "Fuck."

[ Sabar Master, sabar. ]

Croft menepuk-nepuk pundak Rein, lalu mengambil tissue lainnya untuk mengusap mulut Rein.

"Ini, Moya sudah temukan permennya." Moya memberikan permen bulat tipis yang berwarna putih pucat pada Croft.

Myuu Myuu.

Moku melihat kondisi Rein dengan tatapan khawatir. Dia ingin membantu, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan selain hanya melihat saja dan menunggu.

Rein mengusap sudut bibirnya. Tangannya mengambil permen lalu memasukkannya ke dalam mulut, kemudian meminum seteguk air.

[ Master, itu permen bukan obat. ]

Rein mengangkat bahu acuh, setidaknya rasa pusing dan perutnya yang tidak nyaman sudah teratasi.

"Rein." Curran keluar dari dalam kapal dengan di ikuti Kendrick, Yuda dan Vira di belakangnya.

"Apa kau terluka? sakit? bilang sama Ayah," tanya Curran memeriksa kondiri tubuh putranya.

"Aku baik-baik saja, Ayah," sahut Rein.

"Tapi tadi Cutie pie muntah," seru Joy khawatir.

Rein menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ini pertama kalinya aku naik kapal, jadi sedikit pusing," ujar Rein tersenyum canggung.

Curran menatap wajah Rein dengan lembut. "Sekarang gimana, masih pusing?" tanya Curran.

"Aku sudah merasa lebih baik, Ayah tidak perlu khawatir," jawab Rein.

"Yakin?" tanya Curran memastikan.

Rein mengangguk. "Iya, Ayah."

Curran mengelus kepala Rein dengan lembut. "Bila kamu butuh sesuatu bilang sama Ayah ya," ujar Curran menatap wajah Rein dengan tatapan sayang.

"Iya, Ayah," jawab Rein tersenyum kecil.

Curran mengangguk. Dia melirik sekilas kelompok mereka, lalu berjalan kembali masuk ke dalam kapal diikuti Kendrick di belakangnya.

Begitu pintu masuk tertutup langkah kaki Curran terhenti oleh suara seseorang yang sedang muntah. Dia pun berbalik untuk memeriksanya, namun niatnya terurungkan saat mendengar percakapan dari balik pintu.

[ Astaga Master, mengapa anda tidak memberitahu Curran, bahwa anda mabuk laut? ]

Rein mengusap sudut bibirnya. "Bodoh, bila aku melakukan itu maka liburan ini akan gagal," sahut Rein.

"Ayah selalu tidur lambat, bahkan pernah tidak ikut makan malam bersama kita hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ayah juga telah mempersiapkan liburan ini di sela-sela kesibukannya."

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang