Rein mengangguk. "Apa Kak Xavier sudah makan?" tanya Rein.
"Belum," jawab Xavier.
"Sama, aku juga belum," timpal Rein.
"Ekhem." Farenzo mengeluarkan batuk palsu. Padahal dia sudah lupa akan ikan bakar yang gosong, tapi malah diingatkan kembali.
"Kak Xavier sudah dua hari belum makan," ucap Zeil. Dia baru tahu bahwa kakaknya sakit, tapi di lihat dari respon mereka.
Sepertinya penyakit Xavier cukup parah. Yang bisa dia lakukan adalah memberitahu kondisi tubuh Xavier kepada mereka.
"Itu bagus." Rein mengangguk. "Bila Kak Xavier sudah makan meski hanya sedikit, itu bisa memiliki peluang kematian yang cukup besar."
Farenzo dan Zeil merasa terkejut mendengar informasi tersebut. Berbeda dengan Xavier yang tersenyum lega, karena keputusan untuk makan setelah kepulangan Farenzo adalah hal yang tepat.
"Semuanya dengar!" ucap Rein sedikit keras. "Kita akan melakukan pengobatan untuk Kak Xavier, sekarang."
Rein menatap sekeliling. "Ikuti arahan ku."
"Baik!!!"
Rein memberikan benda berbentuk persegi panjang ukuran kecil pada kakak beradik dari keluarga Rexxon. "Teteskan darah kalian di sini, aku ingin tahu darah siapa yang cocok dengan Kak Xavier."
Setelah itu, Rein memakai sarung tangan putih. "Blue, Moku, ikutlah bersama Yuda berburu. Kita akan makan setelah pengobatan selesai."
Meow.
Myuu Myuu.
Blue dan Moku menyahuti ucapan Rein. Mereka berjalan menghampiri tempat Yuda. "Kami, akan kembali dengan cepat," ucap Yuda.
Mereka bertiga segera bergegas meninggalkan lokasi tersebut, untuk melakukan perburuan besar.
"Bell, perbesar tubuh mu agar kak Xavier bisa berbaring di atasnya," ucap Rein.
Bell Bell.
Bell memperbesar ukuran tubuhnya, lalu membentuk memanjang menyesuaikan ukuran tubuh Xavier.
"Rein, darah Farenzo yang cocok dengan Xavier," ujar Moya, setelah berhasil melakukan mencocokkan darah.
"Bell, aku minta satu tubuh mu ukuran kecil untuk mengambil darah kak Farenzo, lalu simpan darah itu di dalam perutmu."
Bell mengangguk. Dia mengeluarkan tubuhnya yang lain berukuran kecil, untuk melakukan tugas yang diberikan oleh Rein.
"Kak Farenzo, duduklah di dekat pohon. Bell mini akan mengambil darah milik mu."
"Baik." Farenzo berjalan mendekati pohon, lalu duduk bersandar di sana dengan slime minu di tangannya.
"Baringkan dia di atasnya." Rein menunjuk ke arah Xavier untuk berbaring di atas tubuh Bell.
Zeil mengangguk. Dia menuntun Xavier ke arah Slime berukuran besar, lalu membaringkan tubuh Xavier di atasnya dengan hati-hati.
"Lepaskan pakaian kak Xavier, lalu ganti dengan ini." Rein memberikan pakaian berwarna biru pada Zeil. "Setelah selesai, pergilah ke tempat kak Farenzo," titahnya.
"Aku mengerti," sahut Zeil. Dia melepaskan pakaian atas milik Xavier, lalu menggantinya dengan pakaian yang diberikan oleh Rein.
Zeil memegang tangan Xavier lembut. "Kak Xavier, tolong tetaplah hidup," ujar Zeil memohon.
Xavier tersenyum kecil. "Kau tenang saja, aku akan terlahir kembali," ucap Xavier tenang.
Zeil tertegun. Dia tersenyum, dan mengangguk setuju. "Kita bertiga akan memulai hidup baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Became A Child
FantasiRein Croft, seorang pemuda yang meninggal akibat sebuah kecelakaan yang disengaja. Mengalami sebuah perpindahan jiwa ke dunia lain dan merasuki tubuh seorang anak kecil yang berusia 8 tahun. Di sana, dia ditemani oleh sebuah sistem yang akan membant...