79 Arc 5; Kediaman Rexxon

7K 1K 16
                                    

Curran menghela napas untuk kesekian kalinya. Rasanya sangat berat membiarkan Rein untuk pergi ke wilayah Rexxon.

Dari sini membutuhkan waktu dua hari agar bisa sampai ke wilayah utara kerajaan Xinlaire. Sebenarnya itu bisa menjadi tiga jam, bila menggunakan portal teleportasi.

Tapi portal teleportasi belum selesai di bangun untuk wilayah timur laut.

Membayangkan bahwa dirinya akan jauh selama beberapa hari dari Rein, membuat Curran merasa frustasi.

"Ayah."

"Kenapa hm?"

"Aku mau berangkat, turunkan aku."

Curran mengalihkan pandangan, terlihat kelompok yang akan ikut ke wilayah utara kerajaan Xinlaire telah siap untuk berangkat.

Curran kembali melihat ke arah Rein yang berada di gendongannya. Dia mendekatkan wajahnya pada Rein.

Seingatnya, dia selalu memberikan ciuman pada ibunya setiap kali ingin pergi ke suatu tempat. Untuk itu, Curran juga ingin mendapatkan itu dari Rein.

Rein menghela napas. Dia pun mengangkat tangannya, lalu menepuk-nepuk kepala Curran.

"Ayah, kau harus jaga kesehatan selama aku pergi. Istirahat lah bila Ayah lelah."

Seketika harapan Curran langsung terhempas ke inti bumi di saat itu juga.

"Bisakah kau tidak pergi."

"Huh?"

"Hati-hati di jalan."

"Tentu, aku akan melakukannya. Kalau begitu turunkan aku."

Curran menghela napas. Dia pun dengan berat hati menurunkan tubuh Rein dari gendongannya.

Curran melihat jemari kecil milik Rein terlepas dari genggaman tangannya, lalu berjalan menghampiri tempat Farenzo berdiri.

Netra hijau emerald milik Curran menatap telapak tangannya yang kosong.

Baru beberapa hari mereka tinggal bersama, dan sekarang Rein memutuskan untuk pergi ke suatu tempat tanpa kehadiran dirinya.

Rasanya Curran ingin mengurung Rein di kamar, tapi dia tidak bisa melakukan hal itu.

Menurut Marry, sebagai orang tua dia tidak boleh membatasi perkembangan seorang anak yang ingin bergerak bebas di luar.

"Ayah."

Curran bangkit dari posisinya. Menatap ke depan, dimana kelompok Rein yang akan melakukan perjalanan ke wilayah utara kerajaan Xinlaire.

"Aku berangkat."

Curran tersenyum kecil melihat ekspresi bahagia putranya.

"Tentu, hati-hati di jalan."

Rein mengangguk kecil. Dia pun masuk ke dalam kereta di ikuti yang lainnya.

"Tuan Curran, saya akan kembali secepatnya."

"Hm."

Farenzo menelan ludah. Dia merasa punggungnya kedinginan. Untuk itu dia langsung masuk ke dalam kereta.

"Bibi Mey, Vira akan jaga diri."

Mey mengecup kening Vira sebentar, lalu mengelus kepalanya.

"Jangan merepotkan yang lain, tetap hati-hati ya."

"Baik."

Vira tersenyum lebar. Dia melihat ke arah para dark elf lainnya, lalu melambaikan tangan. Kemudian, masuk ke dalam kereta.

Curran melihat kereta yang di naiki Rein telah bergerak keluar dari kediamannya. Tatapan matanya berubah menjadi dingin.

"Percepat pembuatan portal teleportasi."

"Baik, Tuan."

* * *

Cahaya keperakan bulan menyinari gelapnya malam. Hembusan angin dingin menusuk kulit lembut Rein.

Dia memakan daging tusuk yang telah disiapkan sebelumnya oleh Yuda dan Vira. Karena waktu sudah malam, mereka memutuskan untuk bermalam di tengah hutan.

Croft telah memasang perisai di sekitar area untuk melindungi mereka dari serangan monster.

Blue melirik ke samping, dimana Moku sedang memakan daging di dekatnya. Dia bergerak untuk memberikan daging tambahan pada Moku.

Myuu?

Moku memiringkan kepalanya. Dia selalu merasa bingung melihat kucing hitam yang terus memberikan daging kepadanya.

Tapi, Moku menyimpulkan bahwa kucing hitam sangat baik sehingga dia menepuk-nepuk kepala Blue dengan ekornya.

Blue merasa senang dengan perlakuan lembut Moku terhadap dirinya. Meskipun terlihat sepele namun dia bahagia.

Blue menggigit daging lainnya, lalu dia berjalan menghampiri tempat Farenzo dan menaruh daging itu.

Meow.

Sudut mulut Farenzo berkedut melihat Blue yang memberikan daging untuknya. Dia mengangkat tubuh Blue lalu mengelus kepalanya.

"Terima kasih, Blue."

~ Sama-sama, Tuan.

Blue mengibaskan ekornya ke kanan dan ke kiri, lalu menjilati tangan Farenzo.

Farenzo terkekeh kecil.

Rein memiliki ekspresi wajah datar melihat adegan aneh di depannya.

'Tiba-tiba, aku ingin cepet pagi.'

* * *

Maaf ya part-nya dikit, tiba-tiba Vala ngelag mau buat adegan apa selanjutnya 🤧

See you🤗

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang