61 Aku lapar

8.6K 1.2K 17
                                    

"Gagal bukan berarti tidak berhak untuk berhasil."

🌹🌹🌹

"Kak Kinara, kaki mu terluka."

Kinara terdiam. Melihat Rein yang mengerutkan kening dan mendekati kakinya, Kinara menggigit bibirnya lalu menjelaskan bahwa dia baik-baik saja.

"Itu hanya luka kecil, aku baik-baik saja."

Rein mengerutkan keningnya.

[ Sepertinya itu sakit. ]

Rein setuju dengan komentar Croft. Dengan perlahan-lahan dia melepaskan sepatu Kinara.

"Re-Rein! Aku baik-baik saja, sungguh."

Rein menghiraukan ucapan Kinara. Terlihatlah kaki Kinara yang terluka, lecet, dan memerah.

Tatapan Rein menjadi rumit.

Kakinya terluka, namun Kinara mengatakan bahwa itu hanya luka kecil. Setelah di lihat-lihat, sepertinya Kinara tidak terbiasa melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki. Hingga mengakibatkan kakinya terluka.

Lalu kenapa dia tidak mengatakan hal ini? Bukankah Kinara bisa mengatakan bahwa dia menginginkan istirahat karena kakinya yang sakit, sebaliknya dia malah mengabaikan dan tetap melanjutkan perjalanan.

Kinara merasa gugup melihat tatapan Rein yang mengarah padanya.

"Kak Kinara."

"Ya."

"Kau tidak perlu memaksakann diri."

"Hm?"

Kinara mengerutkan kening pada ucapan Rein. Dia melihat Rein menyentuh kedua kakinya, lalu sensasi hangat mulai terasa dan membuatnya rileks.

"Kalau terasa sakit, bilang saja sakit. Bila Kakak butuh istirahat, kau bisa mengatakannya."

"Kalau bukan kita yang memikirkan diri sendiri, lalu siapa lagi?"

Kinara terdiam. Ucapan Rein memang terdengar masuk akal. Kalau bukan dia yang memikirkan dirinya sendiri, lalu siapa lagi?

Tidak semua orang tahu dan mengerti apa yang dia rasakan, begitu juga dengan Rein.

Dia adalah seorang putri dari sebuah kerajaan. Dia harus tampil sempurna, dan mengetahui banyak hal untuk membantu kesejahteraan kerajaannya.

Ayahnya mengurus urusan eksternal dan internal kerajaan. Kakaknya pun membantu urusan diplomatik dan sebagian urusan lain kerajaan.

Di saat anak-anak lainnya belajar menulis dan membaca, dia sudah mempelajari bidang politik, ekonomi, hukum, administrasi, dan keuangan. Di saat anak lainnya bermain dengan teman sebayanya, dia mengisi posisi ratu yang kosong.

Ayahnya tidak ingin menikah lagi sejak ibunya meninggal. Hal itu membuatnya maju dan mengambil alih urusan-urusan seorang ratu yang perlu diperhatikan oleh dirinya.

Memiliki kehidupan selayaknya anak kecil pada umumnya, memanglah keinginan Kinara. Namun, ada sebuah tanggung jawab yang perlu dia emban.

Melihat kehidupan warganya yang aman dan nyaman, membuat rasa lelah yang dia rasakan sirna. Meskipun, kemampuannya yang bisa melihat kilasan masa depan cukup mengganggu.

Dapat melakukan perjalanan seperti ini dan melihat pemandangan alam yang indah, sudah cukup membuatnya bersyukur.

Dengan tersenyum lembut, Kinara membalas ucapan Rein.

"Aku mengerti, dan terimakasih, kaki ku sudah terasa lebih baik."

Rein mengangguk, dia pun kembali ke tempatnya duduk.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang