111 Kita kaya

7.2K 907 131
                                    

"HAHAHAH!"

Suara tawa bergema di dalam ruangan yang di huni oleh seorang anak laki-laki rambut biru.

Yuda memiliki ekspresi wajah datar melihat Morgan yang tertawa seperti orang gila dalam cristal komunikasi.

Dirinya berhasil selamat dari racun buat Rosaly, setelah meminum ramuan penawar racunnya yang terdapat di dalam kereta.

Sepertinya Rosaly melakukan itu padanya untuk memberi peringatan agar tidak menyentuh atau mengusik kehidupan Curran.

Sayangnya, Yuda tidak peduli akan hal itu.

"Tuan muda Curran terlihat semakin menarik."

Terlihat seringai kecil di wajah Morgan dalam cristal komunikasi. Yuda memutar matanya jengah. Dia ingin cepat-cepat menyelesaikan obrolan mereka.

"Kau melakukannya dengan baik, Nak."

"Beritahu aku informasi lebih, selanjutnya."

Cristal komunikasi telah mati, dan sambungan antara mereka berdua telah terputus. Yuda bangkit dari posisinya, lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Aku lebih suka membunuh, daripada menjadi agen ganda," gumam Yuda pelan. Yuda memejamkan matanya dan mulai tertidur pulas di kamarnya.

Satu makhluk mungil menatap ke arah Yuda yang sedang tertidur. "Rosaly benar, Yuda sedang tidur," ucap Moya bermonolog.

Moya terbang kembali keluar dari kamar Yuda, menghampiri lokasi Rein yang sedang berbelanja bersama Rosaly dan yang lainnya.

Curran dan Xavier keluar dari ruangan setelah menyelesaikan obrolan mereka dengan penguasa kerajaan Xinlaire.

"Tuan Xavier, mengapa anda mengatakan hal itu?" tanya Curran datar.

Dia memulai percakapan selama perjalan menuju halaman istana. Ini pertama kalinya dia mengobrol berdua dengan Xavier. Selama di kediamannya, Curran memberikan ruang mereka bertiga untuk berinteraksi.

"Hal apa yang anda maksud, Tuan Curran?" jawab Xavier dengan pertanyaan lainnya.

Curran melirik sekilas. "Mengapa anda memberikan wilayah utara pada saya? Bukankah itu adalah tempat kelahiran kalian?"

"Bagi kami, tempat itu adalah masa lalu." Xavier tersenyum tipis. "Tidak baik terus terjebak di masa lalu, meskipun itu adalah pondasi untuk menuju masa depan."

Awalnya Xavier tidak memiliki pandangan akan masa depannya. Tubuhnya terdapat sihir kutukan dan juga racun yang merusak stabilitas energi magis. Pikirannya saat itu adalah kematian.

Untuk itu Xavier memastikan adik-adiknya memiliki masa depan yang cerah, tidak seperti dirinya. Xavier hanya ingin melihat kebahagiaan adik-adiknya sebelum menghembuskan napas terakhir.

Kini, tidak hanya memiliki pandangan akan masa depan. Xavier dapat menyaksikan kehidupan kedua adiknya secara langsung.

Curran merenungkan perkataan Xavier. Sebelum bertemu dengan Rein, bisa di bilang hidupnya terlalu monoton. Karena melakukan hal yang sama berulang kali.

Namun, saat bertemu dengan Rein. Hidup Curran terasa lebih berwarna dengan pandangan masa depan yang cerah.

Tapi, mau di pikirkan bagaimana manapun. Entah kenapa Curran merasa terlalu banyak hal berbahaya di sekeliling putranya.

Curran hanya merasa takut kalau itu disebabkan oleh perbuatannya yang telah membunuh banyak orang. Kesalahannya di tanggung oleh putranya sendiri.

Xavier mengerutkan kening melihat suasana di sekitar Curran terlihat suram. "Tuan Curran, apa ada masalah?" tanya Xavier.

Suddenly Became A ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang