Puyeng.
Empat hari berselang setelah telepon misterius itu; kini Sumi menghadapi sesuatu yang lebih mencengangkan. Ia mengusap-ngusap dahinya.
Apa gua yang salah?
Sekali lagi dia ulang kalkulasinya; kali saja dua kali pertama tadi keliru. Dihitungnya lagi uang kas di boks besi.
Tuh, kan, tetep aja; kok bisa nggak sama?
Sumi membawa buku besar warung dan kertas coretannya lalu beranjak menghampiri Ibu di ruang tengah.
"Bu."
"Dasar wanita laknat!"
Astagfirullah.
"Siapa, Bu ...?" tanya Sumi pelan.
"Bukan; bukan kamu." Ibu mengibas-ngibaskan tangannya ke Sumi; raut wajahnya sewot, fokus menyaksikan adegan dua wanita dandanan menor jambak-jambakan saling umpat di televisi.
"Opo, Nduk?" Ibu menoleh ketika akhirnya pesan-pesan komersial memotong sinetron tadi.
(Apa)"Ini, Bu." Sumi maju ke sofa dan duduk di samping Ibu. "Sumi abis ngitung; hasilnya kok nggak cocok, Bu."
"Opone?"
(Apanya)"Yang laporan hari ini, jumlah di kas nggak sama sama catetan; apa salah ngasih kembalian kali, ya?"
"Ooh, itu; selalu sama, to ya; kan, Ibu itungi tiap malem, to? Tadi aja sama, kok, abis Maghrib."
Sumi bengong. "Lah, terus?"
"Lha, piye kowe; ya Ibu ambil, to?"
(gimana kamu)Mata Sumi melebar. "Ibu ambil ...?"
"Lha, iya, to; kan buat dipake-pake, Nduk; segala keperluan."
"Keperluan kayak apa, Bu?"
"Yo keperluan kita, lha, Nduk; opo meneh? Tagihan, belanja dapur, transpor, uang jajanmu--" Ibu meluruskan jemarinya satu per satu seiring menyebut. "--jajane Ibu, shopping-nya Ibu, arisan Ibu--"
(apalagi)"Lah, tapi, kok, nggak Ibu tulis?"
"Ibu tulis, kok."
"Nggak, Bu." Sumi menunjukkan halaman rekap hari ini. "Ini, Bu, hari ini selisih sama kas 500 ribu; Ibu ambil segini?"
"Iya."
"Ibu nggak catet."
"Ih, dibilangin; Ibu catet, Nduk, di agenda Ibu."
"Hah? Sumi liat, dong, Bu"
"Itu, ke kamar ambil aja di laci nakas Ibu; merah." Tangan Ibu mengusir putrinya pergi mendengar denting tayang sinetronnya setelah sesi iklan.
Sumi kembali ke kamarnya dengan agenda merah kecil yang dimaksud; firasatnya tidak enak. Dia memutuskan membuka dari sampul belakang; mencari catatan terbaru: tertanggal hari ini.
Nih dia.
'21 November'
'Dari Kas Rp. 500.000'Sisa halaman itu kosong. Sumi membalik ke halaman sebelumnya.
'18 November'
'Dari Kas Rp. 450.000'Di bawahnya tertulis catatan rinci pemakaian uang tersebut: belanja dapur, beli makan di luar, transportasi, dsb. Sumi melirik ke halaman sampingnya.
Matanya membelalak.
'17 November'
'Dari Kas Rp. 20.000.000'Sumi meneliti rincian pemakaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Bakwan & 3 Men [Romantic Suspense & Thriller - 𝔻𝕌𝕆𝕃𝕆𝔾𝕀]
Romance[𝚅𝚘𝚕. 𝟷 𝙳𝙾𝙽𝙴] Mahasiswi UI, Sumi, dipaksa ibunya pakai kebaya, sanggulan, dan berdandan layaknya ke kondangan enam hari dalam seminggu. Itulah tradisi bisnis bakwan pusaka keluarganya terlepas panasnya Jakarta Timur. Hal yang kerap mengundan...