VOL. [2] - 11 - Kopinya Panas

36 6 8
                                    

A/N - Siapa yang excited si cowok itu nongol lagi? 🙋🏻‍♀️ Aku aja kebawa mimpi wkwkwk. Jadi malu 😆 .... Enjoy 💗
- Kahala -
__________

Sumi memandang lelaki berlesung pipit yang berdiri bersandar di meja kerja.

Terang purnama muncul dari balik awan; menyorot masuk melalui jendela tinggi dari belakang dan samping meja kerja; memantul pada lekuk-lekuk jaket kulit cokelat kehitamannya.

Sekali memandang wajah berbrewok tipis itu, dia tahu namanya.

Kenal?

Mungkin.

Tak penting, bukan?

Fakta yang jelas: ada tamu.

Selain itu: bajunya kurang pas; hanya daster bahan kaus lengan panjang, walau longgar. Namun, menjadi nyonya rumah yang baik lebih utama.

"Sori, aku nggak tahu ada tamu. Ganggu, ya, Bim?" Sumi tersenyum seraya menoleh ke Bimo yang sedang duduk di sofa ruang kerja.

Akan tetapi, suaminya seperti tercengang menatapnya balik.

"'Bang Andi'?" tanya Bimo. Dia beralih memandang tamunya. "'Andi'?"

Sumi memindai ruangan mencari-cari sesuatu. "Oh. Belom ada minum, ya? Bang Andi mau minum apa?"

Alis tegas Andi bertaut. "Kamu inget aku, Non?"

"Hah? Iya; kenapa?" Sumi masih tersenyum sopan. "Mau minum apa?"

Sejenak Andi terdiam; lantas, ekspresinya mengendur dan membalas tersenyum. "Nggak usah repot-repot."

Kenapa tatapannya begitu? Ngantuk juga, kali, ya?

"Ya udah," kata Sumi. "Bim, aku ambili--"

"No. Stay," timpal Bimo yang masih menatap Andi. "Sini, Miya; duduk sebelahku."
(jangan kemana-mana)

Suaminya bilang begitu, apa pilihannya?

Sumi masuk dan duduk di samping Bimo.

"Lo si 'Andi'?" kulik Bimo. "What the heck, dude? Don't tell me dia ... target?"
(Apa-apaan; jangan bilang)

"Iya, dia taunya nama itu." Andi mengangguk dengan tenang. "Bukan target; dia ... aset."

"What?" Bimo mengernyit. "Aset buat apa?"

"Aku aset?" Sumi memiringkan kepala.

"Iya, Sumi." Andi memandangnya lagi.

Cara Andi mengalunkan namanya menyenangkan. "Aset kayak barang modal?" Entah kenapa terasa santai berbicara dengan Andi.

"Bukan; dalam artian: ada informasi yang aku cari dari kamu," jawab Andi, beringsut pada sandarannya.

"Oh? Apaan?" Sumi meluruskan punggungnya.

Lesung pipit Andi muncul sedikit bersama senyum simpulnya. "Nanti saja." Kemudian, dipandangnya lagi Bimo. "Dia aset buat operasi gua yang sekarang, Bim. Jadi, lo juga harus manggil gua pake alias yang sama."

"What? No, man." Bimo bergeleng-geleng.

"Bim."

"No."

"Bim ...."

"NO."

"Kenapa?"

"Well, why?"

Sumi menahan tawa menyaksikannya.

"Karena operasinya masih jalan; dan ...." Andi bersitatap lagi dengan Sumi. "... demi keamanan Sumi."

Miss Bakwan & 3 Men [Romantic Suspense & Thriller - 𝔻𝕌𝕆𝕃𝕆𝔾𝕀]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang