VOL [2] - 22 - Tungku Tanpa Api

44 7 11
                                    

A/N - Gila. Sy mesti rehat berkali2 buat nyelesaiin bab ini.  Lamanya nyaris 2x progress normal. Sejauh ini: tersulit rasanya.

Kalian akan paham knp. Baca bab ini pas lg sanggup tegang aja ya. Enjoy 🖤
[Halo ke bbrp yg baru gabung; hebat bs binge semua bab! 👋]
- Kahala -
________

Sumi berdiri mematung.

Mbakyu?

Kenapa Tjahjo bisa tahu yang terjadi sama Mbakyu?

"Kakak istri saya? Well, tahu dari mana dia nggak bohong?" tantang Bimo, memandang tajam Jaka dan Pak Karman.

"Perihal dia tahu, itu bener, Bim," timpal Jaka; sepintas melirik Bimo sebelum kembali lagi menatap Sumi.

"Kok ... kamu bisa yakin, Jak?" Pertanyaan itu keluar disertai lepasan napas tertahan Sumi.

Jaka terdiam; wajahnya suram.

Kepala Sumi meneleng sedikit. "Jak ...?"

"Lastri sendiri yang bilang." Jakun Jaka turun-naik; bibirnya tertarik kencang mendatar. "Langsung ke aku, menjelang dia meninggal."

Sumi tercengang.

Betulkah?

Kenapa dirinya tidak tahu?

"Bilang apa ...?" Berdebar-debar Sumi mengantisipasi jawabannya.

Jaka seakan ragu untuk menjawab. "Nggak banyak."

"Tapi, tentang Pak Tjahjo?" kulik Sumi.

Anggukan pelan menjadi jawabannya.

Apa saja yang diketahui Jaka?

Ada urusan apa Mbakyu dengan Tjahjo?

"Gimana, Mbak?" Pak Karman berdiri dari kursinya. "Setuju?"

Harus bagaimana? Tiga malam, terjebak dengan Tjahjo selama entah berapa lama; mendengarkan muntahan sampah apa lagi dari mulutnya.

Tentu dia penasaran akan kisah Mbakyu selama berbulan-bulan almarhumah minggat, dan ... pastinya juga Jaka.

Sanggupkah?

Sumi memandang Bimo; menyerahkan alih kendali. Tampak Bimo menangkapnya cepat.

"Kenapa mendadak ada tawaran ini, tapi nggak dari awal?" Bimo menyipit pada Pak Karman.

Pak Karman menengok ke Andi, yang berdiri bersandar pada meja tulis di sisi terdalam ruang duduk itu.

"Panik, Bim," celetuk Andi. "Di luar perhitungannya: Sumi tadi ninggalin begitu aja."

"Well, makes sense, dong? Setelah dia ngelecehin begitu."
(masuk akal)

"Betul." Andi mengangguk-angguk. "Tapi dia nggak ngantisipasi itu. Psikopat bisa prediksi emosi lawan bicaranya, tapi dikiranya Sumi cuma akan duduk sementara dia terus ngomong kayak tadi.

Miss Bakwan & 3 Men [Romantic Suspense & Thriller - 𝔻𝕌𝕆𝕃𝕆𝔾𝕀]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang