VOL. [2] - 31 - Minuman Lumat Hijau

44 7 13
                                    

A/N - Pertama kali mundur smpe seminggu, maaf ya. Yg masih nungguin, terima kasih sekali 😭. Yg bab kmrn rame diskusi di komen, sy ucapin dobel makasih!🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️
- Kahala -
_______________

Eh, siapa tuh yg kmrn DM request pgn lihat Andi dgn helikopter 🤭? Sy turutin, nih ❤️ (App: AI Arta). Ini hasil yg paling pas mendekati karakter "Andi" di bayangan saya; scene kemaren pas jemput Cempaka.

 Ini hasil yg paling pas mendekati karakter "Andi" di bayangan saya; scene kemaren pas jemput Cempaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah kelar liatinnya? Puas, ya 🤭?
Lanjut, yok. 3.6 K words. Enteng.
- Kahala -
__________

Cempaka melihat keluar jendela helikopter tumpangannya.

Laut Jawa di bawah sana gelap gulita, terlepas terangnya cahaya bulan perbani awal berlatarkan langit bersih. Mungkin, karena helikopter ini melaju kencang sekali.

Seingatnya sewaktu kecil, suara helikopter jauh lebih bising; dalam kabin pun akan terdengar berisik. Ini tidak, hanya setara dengan bunyi murid-murid mengobrol santai dalam kelas saat jam istirahat.

Sehingga, wajar headset yang dikenakannya juga hanya menutupi sebelah kuping, sama seperti Andi; hanya pilot di depan yang mengenakan headset menutupi kedua telinga, itu pun tampak tipis.

Dia sempat lihat sebelum naik, bahwa baling-baling ekornya ada empat dan kecil-kecil; anehnya, keempatnya tidak berputar tadi saat menjemputnya di atap garasi. Bukankah rotor baling-baling buntut terhubung ke baling-baling besar?

Diamatinya Andi yang duduk berseberangan; lelaki pujaannya itu sedang memandang keluar jendela berlawanan. Sedari mereka tinggal landas, dia terlihat larut dalam pikiran; hanya menjawab singkat pertanyaan dan celetukan Cempaka.

Namun, berdiam begitu pun, Andi tetap bisa membuatnya berdebar-debar. Cempaka menghela napas lembut. Rasanya ... bagaikan mimpi dapat berdekatan dengan sosok tampan yang dikaguminya sejak kecil.

Sosok yang mewarisi titel elit, yang turun-temurun menjadi mantu incaran keluarga-keluarga Antaka.

Sebelum bertemu lagi di warung mie Sumi, terakhir kali berjumpa adalah saat kumpul tahunan Antaka sembilan tahun silam; Cempaka masih siswi kelas lima SD kala itu, sedangkan Andi di ujung usia remaja.

Itu pun Cempaka boro-boro berani mengajaknya bicara dulu, bisa-bisa ditandai oleh gadis-gadis keluarga lainnya.

Satu yang diingatnya, di tahun terakhir itu Andi seperti lebih datar. Lelaki itu memang selalu anteng dan hemat bicara, tetapi pada kumpul akbar itu, sorot matanya semakin tidak terbaca.

Apakah, dikarenakan kejadian itu menjelang akhir tahun sebelumnya ...?

Cempaka mencermati profil lelaki gagah itu. Kalau Andi yang sekarang, sudah berbeda sekali; terlihat lebih matang, lebih kekar, ... cocok dengan titelnya. Pembawaannya semakin tenang, berwibawa.

Miss Bakwan & 3 Men [Romantic Suspense & Thriller - 𝔻𝕌𝕆𝕃𝕆𝔾𝕀]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang