*sori sempet ke unpublished*
A/N - Hei, ngaret nih. Msh ada yg nungguin? Makasih ya. Masa urus pajak, dokumen keluarga, juga lg ngadepin masa berat.
Pokoknya, novel ini mesti kelar. Update sekali dua bab nih kali ini.
Bab ini 3.4 K words, tp ENTENG. Ada bab BONUS foto Jaka/Andi/Bimo jg tuh 👀 (bab sebelum ini 👆🏼👆🏼👆🏼 jgn kelewat). Enjoy.
- Kahala -
__________Sumi melihat mata oval bak kacang almond itu membulat, semakin menampakkan lensa kontak besar kelabunya.
"Kak Sumi ...?" Dari intonasinya, Tari pun terkejut. Gadis muda itu menoleh pada Andi, seolah meminta penjelasan.
"Masuk dulu." Andi menggiring gadis mungil itu melewati pintu, sebelum menutupnya.
Bimo dengan ramah memperkenalkan diri, beserta Sumi sebagai istrinya. Sumi menekan kekagetannya, dan menyamai sikap Bimo. Mudah baginya.
"Ayo, kenalin dirimu," suruh Andi pada Tari.
"Aku ...." Gadis itu mengerling Sumi sekilas sebelum menyebut, "Cempaka."
Hah?
"'Tari' dari nama belakangku, Kak Sumi." Gadis itu tersenyum kikuk. "Cempaka Utari."
"Nanti aja ceritanya, udah hampir Subuh." Andi mengecek arlojinya. "Kamu istirahat." Sebuah ransel ungu muda diserahkannya pada Cempaka. "Jangan kepikiran kejadian di luar tadi; kamu aman, oke?"
"Kamarmu di lantai dua," ucap Bimo, dengan jempol menunjuk ke atas pundak. "Miya akan anter kamu."
Tentu. Dia nyonya rumah.
"Kubawain tasnya, Ta—... sori, Cempaka," tawar Sumi dengan senyuman, mengulurkan tangan.
"Nggak usah, Kak Sumi." Senyum kikuk Cempaka menjadi kaku sekarang, seraya mendekap erat ranselnya.
"Oke; gua cabut lagi, Bim." Andi menepuk-nepuk bahu Bimo sebelum berbalik memegang gagang pintu rahasia itu.
Seketika, Cempaka menengok pada Andi. "Lho, Aa ninggalin??"
Andi mengangguk singkat. "Ada urusan. Kamu di sini dul—"
"A!" Jemari lentik Cempaka mencengkeram lengan jaket kulit Andi; sambil mendongak, mata cantiknya menyirat gundah. "Aku ikut!"
Andi tertegun sejenak, sebelum tersenyum hangat. "Dek ...."
Sumi mengejap.
Andi memegang perlahan cengkeraman Cempaka. Tangan gadis itu melemas.
"Tunggu di sini; nanti hari ini aku balik. Hmm?" Bahkan sinar mata agen Antaka itu ... melembut. "Kamu aman sekarang; itu yang penting."
Sesaat Cempaka membisu, hanya berpandangan dengan Andi. "Janji ...?" Lirih suaranya.
Dijawab anggukan antusias oleh Andi, dengan senyuman yang memunculkan sempurna lesung pipitnya.
Andi pun menghilang kembali ke dalam lorong di balik pintu itu.
Cempaka terlihat jauh lebih tenang, walau minim bicara ketika Sumi mengantarkannya ke salah satu dari empat kamar tamu. Dilihat dari tampilan lelah di paras imutnya, sepertinya dia belum tidur sama sekali malam itu.
Apa yang terjadi pada Cempaka di luar sana tadi? 'Aman' dari apakah?
Sumi mengusap-usap belakang lehernya, berjalan menuju kamar tidur utama di sayap di ujung berlawanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Bakwan & 3 Men [Romantic Suspense & Thriller - 𝔻𝕌𝕆𝕃𝕆𝔾𝕀]
Любовные романы[𝚅𝚘𝚕. 𝟷 𝙳𝙾𝙽𝙴] Mahasiswi UI, Sumi, dipaksa ibunya pakai kebaya, sanggulan, dan berdandan layaknya ke kondangan enam hari dalam seminggu. Itulah tradisi bisnis bakwan pusaka keluarganya terlepas panasnya Jakarta Timur. Hal yang kerap mengundan...