Pertengahan November, 1615.
Siang hari cukup terang meski kabut masih menutupi sebagian besar langit. Suhu yang semakin turun seiring berjalannya waktu tak menghalangi orang-orang di istana untuk melakukan Upacara Pengangkatan Raja Baru.
Setelah lebih dari 2 minggu prosesi pemakaman dilakukan, para pejabat pemerintahan mulai mempersiapkan upacara baru. Ini sudah tradisi yang biasa dilakukan di Dinasti Joseon. Apabila raja terdahulu telah meninggal, maka Putra Mahkota akan naik tahta sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Pada upacara kali ini tidak semua orang bisa melihat prosesi dan ritualnya secara langsung. Hanya para Pejabat Pemerintah Tinggi, seperti Perdana Menteri, Menteri Upacara, Menteri Personalia, Kanselir dan para pejabat lainnya yang memiliki peran penting dalam administrasi kerajaan. Selain itu, hadir juga Para Penasihat Kerajaan dan Ahli Kebijakan, Pejabat Keagamaan dan Spiritual, beberapa tamu kehormatan, para prajurit yang ditugaskan, beberapa perwakilan dari departemen yang berbeda serta anggota keluarga kerajaan. Anggota keluarga yang hadir tentunya ada Ratu Hyejung yang sebentar lagi bergelar Ibu Suri Myeongseong beserta keluarga besar dari Raja dan Ratu terdahulu, Putri Mahkota Hyeon dan keluarga bangsawan dari Klan Bae, kedua selir serta putra dan 3 putri Raja terdahulu.
Mereka telah menempati tempat masing-masing dan mengikuti upacara dengan khidmat.
Setelah melalui segala macam rangkaian upacara, termasuk pemberian gelar dan mahkota untuk Raja baru Dinasti Joseon dari Pejabat Pemerintah yang berwenang, maka Putra Mahkota Munseong resmi naik tahta menjadi Raja bergelar Wonjong. Gelar itu dipilih sebagai cerminan serta doa dari seluruh rakyat Joseon untuk pemimpin mereka. Wonjong sendiri memiliki arti keteguhan, kebijaksanaan, dan kemenangan yang agung.
"Menunduk pada Raja Wonjong." titah seorang pejabat yang memandu upacara dari awal hingga akhir.
Seluruh tamu yang hadir pada upacara itu menunduk sebagai penghormatan atas datangnya raja baru untuk negeri mereka. Raja Wonjong yang berada di depan ikut membungkukkan sedikit badannya. Ia menggunakan pakaian khusus yang terbuat dari sutra yang dihiasi dengan pola bordir yang rumit dan indah. Tak banyak ekspresi yang ditunjukkan oleh Raja Wonjong ketika mengikuti serangkaian prosesi ini.
"Seribu tahun pemerintahan."
"Seribu tahun pemerintahan."
Ucap seluruh tamu yang hadir sebagai rasa syukur dan doa yang tiada henti untuk pemimpin mereka.
***
Tak hanya tamu yang hadir saja yang merayakan upacara pengangkatan raja baru ini, namun orang-orang di istana yang tidak terlibat langsung dengan upacara bisa merayakannya, seperti mengadakan pesta atau jamuan, sehingga perayaan ini bisa menjadi kesempatan orang-orang untuk berkumpul dan saling berbincang. Sementara beberapa lainnya ada yang mengikuti ritual dan doa khusus.
Begitu juga dengan rakyat yang berada di luar istana. Mereka merayakan dengan cara masing-masing tanpa mengurangi rasa hormat kepada pihak istana sedikitpun. Sebagian rakyat ada yang melakukan doa-doa di kuil atau tempat ibadah lainnya untuk mendoakan kesejahteraan raja baru dan kesuksesan pemerintahan baru. Sebagian lainnya ada yang mengekspresikan diri lewat partisipasi dan kelibatan dirinya dengan kegiatan masyarakat.
Yang jelas prosesi pengangkatan Raja Wonjong sebagai raja baru Dinasti Joseon disambut dengan suka cita dan harapan yang terus mengalir dari seluruh penjuru negeri.
***
Raja Wonjong menatap para pejabat yang sedang berdiri berbaris dengan arah menyamping di hadapannya. Mereka semua terdiri dari perdana menteri, beberapa menteri dari berbagai departemen, penasihat kerajaan, ahli kebijakan dan beberapa pejabat lain yang memiliki posisi penting di pemerintahan. Mereka semua tampak fokus pada apa yang ingin disampaikan oleh Raja Wonjong.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓
Fanfiction[HISTORICAL-TRANSMIGRATION-MELODRAMA] Lim Yoona merupakan seorang fashion designer hanbok yang sedang naik daun di kalangan fashionista dan pecinta pakaian tradisional Korea. Ia telah mengeluarkan banyak karya yang menakjubkan, salah satunya busana...