🍁 42.3 SAR Operation

749 95 72
                                    

Awal Juli, 1619.

Sempit, lembab dan kotor. Mungkin itulah yang bisa menggambarkan tempat yang tidak terurus itu. Atapnya yang terbuat dari jerami sudah sangat rusak dan lapuk. Begitupun dinding kayu nya yang tidak kokoh lagi. Tidak ada lantai, melainkan hanya tanah yang sangat kotor. Ruangannya sangat gelap dan tertutup. Cahaya matahari bahkan tidak bisa masuk ke sana.

Yoona meringkuk di ujung ruangan. Tangan dan kakinya diikat kuat. Rambutnya yang digelung kini sudah terurai bebas dengan acak-acakan. Bajunya juga sudah tidak layak pakai lagi. Ia benar-benar tidak bisa bergerak. Tenaganya nyaris habis, bahkan hanya untuk sekedar membuka mata. Pipinya lebam di beberapa bagian dan ujung bibirnya mengeluarkan darah. Setiap hari kepalanya selalu berdenyut sakit sejak ia dimasukkan dan disekap di tempat itu. Area punggung dan leher yang dipukul bahkan meninggalkan sakit yang luar biasa sampai saat ini.

Kejadian beberapa malam sebelumnya benar-benar bagaikan mimpi buruk untuk Yoona. Niat hati hanya ingin tau lokasi gudang di kaki gunung utara Hanyang, tapi itu malah mendatangkan malapetaka baginya. Ia terlalu ceroboh dan merasa bisa menjaga diri sendiri, sementara kenyataannya ia tersekap di suatu tempat yang sangat asing. Yoona tidak tahu apakah dia bisa bertahan hidup lebih lama lagi atau tidak saat kondisinya seperti ini. 

Saat kejadian dia mengalami kecelakaan di era modern, Yoona tidak bisa merasakan rasa sakit lebih lama lagi karena setelahnya ia langsung tak sadarkan diri. Ketika bangun justru ia sudah hidup di tubuh Jiyoon. Tapi sekarang, rasa sakit itu berkali-kali lipat. Sedikit bergerak saja, seluruh tubuhnya akan merasakan sakit yang amat sangat. Bahkan setetes air pun tidak masuk ke kerongkongannya.

Ternyata orang yang menyekap Yoona tidak satu orang, melainkan lebih. Ia tidak tahu jelasnya berapa karena tidak menghitung. Mereka terus memaksa Yoona untuk menyerahkan bukti-bukti yang diambilnya. Jika Yoona tidak berbicara atau tidak mau memberitahu, dia akan dipukul beberapa kali. Mungkin awalnya mereka menyangka jika Yoona adalah laki-laki. Itulah kenapa mereka tak segan-segan memukulnya di seluruh badan. Namun saat menyadari Yoona adalah seorang perempuan, mereka jarang memukulnya di anggota tubuh lain. Sebagai gantinya, ia diikat dengan kuat dan tidak diberikan makanan atau minuman sedikitpun. Memangnya berapa lama seseorang bisa hidup tanpa ada asupan yang masuk ke tubuhnya? Ia yakin tidak lama.

Berkali-kali pun Yoona mencoba untuk melarikan diri, tapi tidak bisa. Ia pernah ketahuan dan berakhir dengan penyiksaan lainnya. Ini terlalu berat untuknya. Ia terus menangis saat mendapat perlakuan itu. Tapi sekarang, sesedih atau sesakit apapun itu, dia tidak bisa lagi mengeluarkan air mata. Helaan napas yang pendek dan kerjapan matanya bahkan tak mampu lagi ia lakukan.

Tiba-tiba pintu kayu ruangan itu terbuka. Seberkas cahaya masuk dari luar dan 2 orang pria masuk ke sana. Yoona tidak tau siapa mereka karena penglihatannya sangat buram.

"Jadi dia belum memberitahu?" suara seorang pria tua terdengar di telinga Yoona.

"Belum, Daegam. Sulit untuk membuatnya berbicara." pria lain menjawab pertanyaan itu.

"Lalu bagaimana pemuda yang lain? Dia sudah ditemukan?"

"Belum, Daegam."

"Dasar tidak becus!" pria itu menghardik dengan kasar. "Ingat! Kau harus menemukan pemuda itu dan paksa mereka untuk mengakui dimana mereka menyembunyikan catatan itu."

"Baik, Daegam."

Setelah itu, pintu ditutup dan ruangan gelap kembali. Yoona terisak pelan. Mendengar percakapan itu, ia bisa mengira sesuatu mungkin terjadi juga pada Jongdae. Yoona berpikir, apakah mungkin ia akan mati konyol seperti ini?

***

Raja Wonjong memberikan cap stempel kerajaan dalam sebuah dokumen yang diserahkan oleh Kasim Choi. Setelah semua dokumen diberikan cap, Kasim Choi membereskan berkas-berkas itu.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang