🍁 19. Demand

462 69 16
                                    

Awal April, 1618.

Suasana ruang pertemuan di Istana Utama terlihat sangat serius dan resmi. Raja Wonjong yang memimpin pertemuan dengan para pejabat tinggi pemerintah duduk di atas singgasana nya. Seorang sekretaris kerajaan mencatat hasil pertemuan itu, sementara pejabat lain melaporkan hasil kinerja serta mendiskusikan lebih lanjut terkait kendala atau masalah yang dihadapi. Itu merupakan pertemuan mingguan yang biasa diagendakan oleh Raja Wonjong untuk memantau kemajuan program yang telah dibuat untuk masing-masing departemen.

Kurang lebih 3 jam pertemuan itu dilakukan. Sekretaris Kerajaan yang hari ini bertugas hendak menutup pertemuan tersebut. Tapi salah seorang Dewan Negara menyela acara penutupan itu. Ia adalah salah satu Penasihat Kerajaan di bawah otoritas Bae Inbeom yang bernama Jang Kihwan.

"Jeonha.. Saya mohon izin untuk menanyakan serta menyampaikan beberapa hal kepada Anda." Penasihat Jang maju selangkah lalu menghadap Raja sebelum menyampaikan kalimat itu.

"Apa itu?" Raja Wonjong menjawab sedikit penasaran.

"Saya dengar Anda mengundang seorang gadis dari luar istana yang tidak jelas identitasnya untuk berkunjung ke istana pribadi Anda."

Raja terdiam. Ia sudah menebak bahwa para pejabat akan membicarakan hal ini. Sebenarnya Raja sudah siap menanggung konsekuensinya. Dia tau bahwa dengan mengundang Jiyoon ke istana akan membuat sedikit kegaduhan di kalangan pejabat dan kaum bangsawan. Itulah kenapa saat Raja mengundang Jiyoon ke ruangannya, seluruh pelayan yang biasa menjaga pintu ruangan serta kasim yang biasa menemaninya, ia perintahkan untuk menunggu di teras istana dan tidak diizinkan untuk masuk ke Istana Raja sebelum ada perintah. Hal ini untuk meminimalisir kemungkinan adanya penyusup yang mendengar pembicaraan mereka. Karena biar bagaimanapun ia sangat peduli dengan keselamatan dan keamanan Jiyoon.

"Benar Penasihat Jang. Gadis itu memiliki nama dan dia bukan orang sembarangan. Jika kau mencari lebih dalam, kau tau bahwa dia yang berjasa membuatkan jubah seremonial untukku dan Ratu."

Penasihat Jang menelan ludah mendengar jawaban Raja yang sangat percaya diri. Ia kira Raja akan menyangkalnya.

"Mohon maaf Jeonha, tapi untuk apa Anda mengundang gadis itu ke kediaman pribadi Anda? Bahkan saya mendengar bahwa Anda meminta para pelayan untuk menunggu di luar istana."

Raja mengernyit heran. "Sepertinya kau sangat tahu kehidupan pribadiku, Penasihat Jang." Raja tidak menjawab pertanyaan Penasihat Jang dan lebih memilih untuk sedikit menyindir pria itu.

Jawaban Raja membuat tubuh penasihat itu menegang kaget. Sepertinya dia sadar bahwa dia salah bicara dan Raja bisa membaca itu.

Seluruh pejabat di ruang pertemuan diam-diam saling melirik satu sama lain. Kemudian Kim Jaewan, penasihat kerajaan yang juga di bawah otoritas Bae Inbeom maju selangkah dan menghadap Raja.

"Mohon maaf saya ikut menyela, Jeonha. Tapi sikap Anda yang seperti itu akan membuat sedikit kegaduhan di kalangan pejabat pemerintah dan keluarga bangsawan."

"Apa maksudmu, Penasihat Kim? Tidak ada aturan yang melarangku untuk mengundang seseorang dari istana. Lalu dimana masalahnya?"

Penasihat Bae yang berada di barisan paling dekat dengan Raja sedikit melirik Penasihat Kim yang seperti memikirkan ucapan Raja.

"Benar Jeonha. Memang tidak ada hukum yang melarang hal itu. Hanya saja, ini akan mempengaruhi stabilitas kerajaan."

"Benar Jeonha. Kecuali jika memang sistem monarki ini telah menemukan pewaris tahta yang sah, kemungkinan adanya kegaduhan seperti tadi, akan sangat kecil terjadi." Penasihat Jang yang sedari diam ikut berbicara kembali.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang