🍁 25. Queen Mother's Decision

488 77 40
                                    

Akhir Mei, 1618.

Kasim Choi melirik kanan dan kirinya dengan perasaan khawatir. Langit sudah mulai gelap saat Kasim Choi sampai di depan Kantor Pakaian Kerajaan. Sambil berjalan mengendap dan penuh kehati-hatian, ia membawa sebuah kotak yang terbungkus kain sutra berwarna merah muda. Jika bukan karena Raja yang menyuruhnya, ia tidak akan mau melakukan hal ini.

Kasim Choi belum berani masuk ke area halaman ataupun teras kantor karena takut bertemu orang dan mereka akan mencurigainya. Namun tidak mungkin dia hanya berdiam diri disana sementara kotak itu harus sampai pada seseorang.

Saat lingkungan sudah mulai sepi dan hanya sedikit orang yang berada di area Kantor Pakaian Kerajaan, Kasim Choi memberanikan diri untuk mencari seorang gadis yang tak asing baginya. Ia mengendap-endap saat memasuki area kantor itu. Hanya beberapa orang saja yang masih melakukan aktivitas di sana. Tapi Kasim Choi berusaha bersikap senormal mungkin.

Kasim Choi hendak membuka pintu utama, tapi ia malah kaget karena pintu itu sudah terbuka dari dalam. Orang yang ada di dalam juga terkejut saat melihat keberadaan orang di depan pintu utama.

"Kasim Choi!"

Wajah dan ekspresi Kasim Choi langsung berubah senang ketika melihat orang yang membuka pintu itu.

"Han Jiyoon-ssi!" seru Kasim Choi.

Yoona sedikit terpaku dengan reaksi Kasim Choi. Ia bingung kenapa pria ini ada di depan pintu kantor. Yoona sedikit melirik ke arah belakang Kasim Choi, ia khawatir Raja juga berada disana karena semua orang belum pulang ke tempatnya masing-masing dan beberapa masih ada di kantor.

"Tidak ada Raja, Jiyoon-ssi." penjelasan Kasim Choi sedikit membuat Yoona lega, tapi disisi lain ia juga merasa ada sesuatu yang kurang ketika Kasim Choi mengatakan itu. Yoona menggelengkan kepala dan mulai fokus pada orang di hadapannya. Yoona membungkukkan kepala dengan hormat.

"Ada apa, Kasim Choi? Anda mencari Penjahit Jung?" Yoona bertanya sedikit penasaran, pasalnya ini sudah sangat sore dan sebentar lagi malam akan tiba.

"Aku hanya ingin menyerahkan ini padamu." Kasim Choi menyerahkan sebuah kotak yang dibawanya tadi kepada Yoona.

Yoona sedikit bingung dan tak langsung mengambilnya. "Apa ini, Kasim Choi?" Yoona bertanya dengan sedikit sungkan.

"Ambillah, ini dari Raja."

Perkataan Kasim Choi membuat Yoona membelalakan mata. Ia ingin berkata sesuatu, tapi tak sempat karena Kasim Choi buru-buru menyerahkan kotak itu ke tangan Yoona. Mau tidak mau, kotak itu sudah berpindah tangan.

"Aku harus pergi sebelum orang lain melihat kita."

Kasim Choi pergi begitu saja, meninggalkan Yoona yang terpaku dengan kotak di tangannya. Apa yang harus dia lakukan?

***

Yoona masuk kembali ke ruangan Penjahit Jung sambil membawa kotak yang diberikan Kasim Choi. Ia bingung harus kemanakan kotak itu. Tidak mungkin ia mengejar Kasim Choi dan meneriakinya, itu sangat tidak sopan. Apalagi jika Yoona menolak barang itu dengan terang-terangan.

Sebenarnya tadi ia ingin mencari Penjahit Jung yang mengajak Yoona untuk pulang bersama, tapi ia malah bertemu Kasim Choi secara tidak sengaja di depan pintu. Yang membuatnya semakin terkejut, Kasim Choi memberikan kotak tersebut. Katanya itu dari Raja.

Yoona bergidik. Mana mungkin Raja yang memberikannya, tapi ia juga tau tidak mungkin Kasim Choi berbohong. Jadi ada kemungkinan ini dari Raja? 

Yoona berpikir sebentar lalu meletakkan kotak itu dan membuka kain sutra yang membalutnya. Sedikit penasaran dan menimbang-nimbang lagi, akhirnya ia juga membuka kotak tersebut. Awalnya Yoona mengernyit heran melihat isinya. Di dalam kotak itu ada peralatan menulis lengkap yang terbuat dari bahan kayu yang mewah. Ia lihat ada pensil, tinta dan batang kuas, pena tulis, pena tinta, dan tusuk konduktif.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang