Awal Agustus, 1618.
Semua orang yang ada di ruangan pribadi Ratu tampak diam. Mereka menunggu hasil pemeriksaan seorang tabib istana yang tengah mengecek nadi di pergelangan tangan Ratu Joo Hyeon. Tabib itu menyentuhkan dua jari tangan kanan miliknya sambil memejamkan mata, mencoba memeriksa perubahan denyut nadi sang Ratu. Setelah beberapa menit berlalu, tabib itu membuka matanya dan melepaskan tangan Ratu dengan pelan.
“Bagaimana Tabib Yeo?” suara Ibu Suri terdengar pelan. Jantungnya berdebar kencang menunggu hasil pemeriksaan Tabib Yeo.
Pria paruh baya itu tersenyum lalu menganggukkan kepala. “Selamat Daebi Mama. Jungjeon Mama sedang mengandung.”
Ibu Suri tampak membulatkan matanya, meski begitu binar mata milik Ibu Suri tidak bisa disembunyikan. Begitu juga dengan Penasihat Bae yang berada di ruangan yang sama. Ia menunjukkan ekspresi bahagia yang menunjukkan kepuasan. Kabar ini akhirnya muncul di tengah kekhawatirannya.
“Jungjeon, kau benar-benar sedang mengandung.” Ibu Suri memegang kedua tangan Ratu sambil menahan senyum haru.
“Ye Daebi Mama. Aku memang sedang mengandung.” Ratu ikut tersenyum dan membalas genggaman tangan Ibu Suri.
“Kudengar kau sudah mengetahui kondisimu ini?”
“Benar, aku sudah mengetahuinya dari lama Daebi Mama.”
Ibu Suri menatapnya dengan pandangan sedikit terkejut. “Bagaimana bisa kau menyembunyikan ini seorang diri?”
Ratu melirik ayahnya sebentar kemudian tersenyum ke arah Ibu Suri. “Aku memang sengaja menyembunyikannya Daebi Mama. Aku ingin berita ini tersebar saat Raja selesai melakukan kunjungannya dari luar istana.”
“Kau pasti kesulitan menyembunyikan ini.”
Ratu menggelengkan kepala. “Tidak ada masalah apapun dengan kandunganku Daebi Mama. Itulah kenapa aku lebih memilih menyembunyikannya.”
Ibu Suri menganggukkan kepala. “Baiklah. Aku memahami keputusanmu itu. Hari ini Raja akan segera kembali ke istana. Berita ini harus segera sampai padanya.”
Ratu ikut mengangguk kemudian mengalihkan tatapannya ke arah sang ayah sambil tersenyum. Penasihat Bae hanya mengangguk, seolah kekhawatiran mereka di hari kemarin tidak pernah terjadi. Sepertinya memang benar, keberuntungan berada di pihak mereka saat ini. Berita kehamilan Ratu Joo Hyeon tentunya akan semakin memperkuat posisi Ratu, Ibu Suri dan Penasihat Bae di dalam istana maupun di masyarakat. Apalagi ketiganya berasal dari klan yang sama. Tentu kekuasaan keluarga mereka juga semakin besar.
***
Raja Wonjong mengganti baju yang sudah dipakainya dari kunjungan luar istana menggunakan jubah tidur yang lebih santai dan nyaman. Sebentar lagi malam akan segera menyapa dan Raja membutuhkan istirahat yang cukup setelah melakukan perjalanan jauh.
Sekitar satu jam lalu, ia baru saja sampai di istana bersama rombongannya setelah satu bulan melakukan kunjungan ke dua provinsi di Joseon, yakni Gangwon dan Gyeonggi. Sebenarnya kunjungan itu telah selesai 4 hari lalu dan selama 3 hari terakhir ini Raja lebih memilih untuk fokus melakukan aktivitas berburu. Tak hanya berburu, Raja juga sempat bertemu Jiyoon sehari sebelumnya.
Memikirkan gadis itu membuat Raja sedikit teringat dengan jawaban yang dimintanya beberapa hari lalu. Sepertinya ia perlu mengatur pertemuan rahasia agar keamanan dan keselamatan Jiyoon tetap terjaga.
Raja sedikit membuka jendela ruangan pribadinya agar udara bisa masuk dengan bebas. Baru saja Raja membuka jendela, Kasim Choi meminta izin untuk masuk ke ruangan pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓
Fanfiction[HISTORICAL-TRANSMIGRATION-MELODRAMA] Lim Yoona merupakan seorang fashion designer hanbok yang sedang naik daun di kalangan fashionista dan pecinta pakaian tradisional Korea. Ia telah mengeluarkan banyak karya yang menakjubkan, salah satunya busana...