Akhir Maret, 1619.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Waktu berjalan begitu cepat bagaikan kilatan petir yang bergerak dengan kecepatan tak terduga. Setiap detik yang dihabiskan terasa begitu berharga.
Raja memperhatikan Yoona yang sedang memasang beberapa jubah tidur yang dirancangnya di tiang penyangga. Dibantu Dayang Kim juga beberapa dayang lainnya, Yoona merapikan beberapa bagian di jubah tersebut.
"Ada lagi yang kau butuhkan, Jiyoon-ssi?" Dayang Kim bertanya sopan setelah Yoona selesai memasang semua jubah itu.
"Tidak. Terima kasih, Mamanim. Saya akan mengurus sisanya."
"Baiklah."
Dayang Kim dan beberapa dayang lainnya keluar dari ruangan pribadi Raja, membiarkan keduanya di ruangan yang sama. Selalu begitu. Setiap kali Yoona datang, Raja selalu meminta semua pelayannya di luar ruangan atau bahkan di luar istana. Raja ingin menciptakan lingkungan yang nyaman saat Yoona berkunjung. Ia tau Yoona selalu khawatir ada seseorang yang mendengarkan percakapan atau interaksi mereka. Itulah kenapa Raja memerintahkan seluruh pelayannya keluar.
Yoona berbalik menghadap Raja dan membungkukkan badan dengan hormat. "Bagaimana Jeonha? Apakah semua rancangan yang saya buat sudah sesuai dengan yang Anda minta?"
Raja yang sedang duduk di atas singgasananya mengangguk. "Sesuai yang ku harapkan."
"Terima kasih, Jeonha."
"Duduklah Jiyoon-a."
Yoona duduk di hadapan Raja yang berjarak 2 meter darinya. Tidak ada meja apapun yang menghalangi keduanya. "Seperti yang sudah ku katakan. Kau memang berbakat dalam bidang ini."
Raja menatap satu persatu 3 jubah yang terpasang dengan rapi di sisi kirinya.
"Itu artinya hari ini adalah kunjungan terakhirmu ke istanaku, Jiyoon-a." Yoona menaikkan sedikit pandangannya. Raja mengalihkan tatapannya ke arah Yoona. Mereka saling bertatapan sejenak.
6 minggu bukan waktu yang sebentar. Setiap pekan Yoona selalu berkunjung ke istana Raja dan selama itu pula Raja meluangkan waktu berharganya untuk Yoona. Terkadang mereka hanya saling diam sambil menikmati makanan masing-masing atau Raja hanya memperhatikan Yoona yang tengah sibuk memperbaiki jahitan jubahnya. Terkadang juga mereka saling bercengkrama, membicarakan banyak hal yang tidak penting. Mereka saling menceritakan satu sama lain.
"Ye Jeonha. Anda benar. Ini kunjungan terakhirku. Semua pekerjaan yang diperintahkan sudah selesai, Jeonha." Yoona berusaha tersenyum senatural mungkin.
Raja menghela napasnya. "Aku ingin mengganti jubahku." ia mulai mengalihkan percakapan keduanya.
"Perlukah saya memanggil Dayang Kim, Jeonha?"
"Tidak perlu. Kau.. bantulah aku. Sebentar lagi hari menjelang malam. Sangat tidak nyaman menggunakan ini." Saat ini Raja memang mengenakan jubah merah kenegaraannya.
Meski sedikit terkejut, tapi Yoona melaksanakan perintah itu. Ia memang belum pernah melayani anggota keluarga kerajaan, terutama seorang Raja. Tapi setidaknya dia sudah diajarkan sedikit etika dan aturan dari buku yang diberikan Raja tahun lalu.
Mengingat itu, Yoona baru sadar bukunya masih ada di kamarnya. Menyatu dengan beberapa barang lain yang diberikan Raja untuknya.
Perlahan Yoona mendekati Raja dan membantu pria itu melepaskan kancing di belakang jubah, kemudian melepas beberapa perekat lainnya. Saat semuanya sudah terlepas, Yoona melepaskan bagian kedua lengannya dengan cukup cekatan. Ia jauh lebih tenang dibandingkan saat pertama kali mengukur tubuh Raja. Di dalam jubah itu ada beberapa lapis jeogori berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓
Fanfiction[HISTORICAL-TRANSMIGRATION-MELODRAMA] Lim Yoona merupakan seorang fashion designer hanbok yang sedang naik daun di kalangan fashionista dan pecinta pakaian tradisional Korea. Ia telah mengeluarkan banyak karya yang menakjubkan, salah satunya busana...