🍁 38. Increasingly Complex

447 79 30
                                    

Awal Maret, 1619.

Yoona memasangkan salah satu jubah yang sudah dibuatnya ke tubuh Raja dengan hati-hati. Ia membuat 3 warna yang berbeda, yakni putih, hijau dan kuning keemasan dengan masing-masing diberikan ukiran naga di bagian depan dan belakang. Kali ini, ia baru menyelesaikan satu rancangan berwarna putih.

Yoona merapikan bagian lengan dan kerah Raja, lalu menelitinya sebentar.

"Bagaimana Jeonha? Apakah ada bagian yang kurang nyaman?"

Raja mencoba untuk sedikit bergerak dan menyentuh beberapa bagian jubahnya. Sebenarnya semua sudah tampak pas. Hanya sekali coba saja, tidak ada yang kurang. Ukiran naga nya juga sangat rapi dan detail. Raja bertanya-tanya, apa memang gadis ini mendapatkan pelatihan khusus? Pasalnya segala pakaian yang dirancang dan dibuat oleh tangannya benar-benar menghasilkan karya yang luar biasa, bahkan jika itu hanya sebuah jubah tidur.

"Jeonha?" Yoona mencoba untuk bertanya sekali lagi.

Raja berdehem, lalu mengangguk. "Ini sudah pas."

Yoona tersenyum. "Syukurlah. Izinkan saya untuk melepas jubah Anda, Jeonha."

Yoona menghampiri Raja dan perlahan membantu sang Raja membuka jubahnya.

"Apa kau memang seformal itu?"

"Ye? Apa maksud Anda, Jeonha?"

"Bukankah sudah ku bilang, jika hanya berdua berbicaralah santai?"

Yoona telah selesai membuka jubah Raja dan ia berdiri di depan Raja sambil membawa jubah tersebut.

"Karena saya sedang bekerja, Jeonha."

Raja hanya menggelengkan kepala. Keras kepala sekali gadis ini. Tapi anehnya semakin hari, ia malah semakin menyukai gadis itu.

Tiba-tiba Raja merasa ada yang berbeda dari wajah Yoona. Ia berjalan ke depan menghampiri Yoona dan meneliti wajahnya dari dekat. Wajah itu tampak sangat lelah dan muncul bayangan hitam di sekitar bawah matanya.

"Apa ini? Kenapa wajahmu terlihat lelah sekali?" Raja menyentuh area bawah mata Yoona dengan jempol tangannya. Tentu saja itu membuat Yoona terkejut dan hampir melangkahkan kaki ke belakang.

"Jeo.. Jeonha.." Yoona sedikit gugup dengan perlakuan itu.

"Apa jadwal istirahatmu berkurang banyak? Bukankah sudah ku bilang untuk tidak terburu-buru menyelesaikan jubahku ini? Masih banyak waktu yang ku berikan agar kau bisa mengerjakan dengan tenang."

Kentara sekali dari ucapannya, Raja seperti merasa bersalah. Yoona buru-buru menggeleng.

"Tidak Jeonha, bukan karena ini."

Selama beberapa minggu terakhir, memang banyak sekali yang dia kerjakan. Mulai dari menyelesaikan pakaian calon Putra Mahkota, jubah tidur Raja dan kasus yang sedang diselidikinya. Sampai sekarang penyelidikan kasus itu masih berjalan. Yoona dan teman-temannya juga ikut terlibat dalam kasus ini. Wajar saja jika waktu istirahatnya berkurang cukup banyak.

"Lalu kenapa? Aku dengar Daebi Mama memerintahkanmu membuat pakaian untuk Wonja?"

Yoona mengangguk. "Benar Jeonha. Daebi Mama memerintahkanku untuk melakukan itu. Sekarang, hanbok Wonja Mama sudah selesai saya buat." lalu diakhiri dengan senyuman tipis.

Raja menghembuskan napas. "Baiklah. Jangan terlalu kelelahan."

"Ye Jeonha. Terima kasih atas perhatian Anda. Apakah Anda membutuhkan sesuatu lagi?"

"Kenapa? Kau ingin pergi?"

Yoona menelan ludah saat mendengar Raja mengatakan itu.

"Mohon maaf Jeonha. Daebi Mama meminta saya untuk ke istana nya di hari ini. Saya perlu melaporkan hasil karya yang sudah dibuat." Yoona membungkukkan badan ketika mengatakan itu.

THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang