Akhir Juli, 1621.
Dayang Bong kembali merapikan meja yang baru saja dipakai Selir Yoo untuk makan. Sementara Jungeun membersihkan bekas piring dan gelas dari makanan dan minuman yang tersisa.
“Dayang Bong, setelah aku menyelesaikan semuanya, aku akan pergi ke istana Joon.” Selir Yoo mengambil beberapa kertas dari mejanya yang lain, lalu meletakkan di meja yang ada di hadapannya.
“Ye, Mama.”
Baru saja Dayang Bong dan Jungeun hendak beranjak dari duduknya, seorang dayang lain masuk ke ruangan Selir Yoo tanpa pemberitahuan lebih dulu.
“Beraninya kau masuk ruangan Yoo Bin Mama tanpa izin lebih dulu!” Dayang Bong menyentak perilaku dayang itu dengan keras.
Dayang itu langsung bersujud di lantai. Dengan suara yang bergetar dan menahan takut ia berkata, “Yoo.. Yoo Bin Mama.. mohon maaf jika saya lancang seperti ini.”
Dayang Bong hendak menyentak dayang itu lagi, tapi dicegah oleh Selir Yoo.
“Ada apa ini?” Selir Yoo merasa ada yang aneh melihat tingkah laku dayang tersebut. “Kenapa kau buru-buru masuk ke ruanganku?”
Dayang itu sedikit menaikkan wajahnya. Dahinya mengeluarkan keringat dan sorot matanya terlihat takut sekaligus khawatir.
“Kenapa kau hanya diam saja?!” Dayang Bong menaikkan suaranya di depan dayang itu, membuat Jungeun kaget dan hampir saja melepaskan nampan yang sedang di pegangnya.
“Ma.. Mama.. saya ingin mengabarkan sesuatu..” Dayang yang usianya terlihat masih muda itu menggigit bibirnya. Ia menatap Selir Yoo dengan tatapan takut. “Sesuatu terjadi di aula Istana Utama, Mama.”
Seketika perasaan Selir Yoo menjadi tidak enak. “Sesuatu? Apa maksudmu?”
“Sesuatu yang besar terjadi saat pertemuan disana, Mama. Dan itu.. itu melibatkan Anda.”
Selir Yoo membulatkan mata terkejut, begitu juga dengan Dayang Bong dan Jungeun. Kedua dayang pribadinya itu menatap Selir Yoo yang hanya diam dan terpaku.
Apa yang sedang terjadi? Dan kenapa Selir Yoo bisa terlibat?
***
“Jungjeon Mama.. Jungjeon Mama..” Jungmin berlari dengan cepat menuju paviliun terbuka sambil memanggil Ratu berkali-kali.
Ratu yang sedang menuangkan teh ke cangkir Ibu Suri terdiam sejenak. Ia melirik Dayang Yoon yang ada di sampingnya dan bertanya lewat tatapan mata.
“Bukankah itu dayangmu, Jungjeon?” Ibu Suri menyesap teh yang baru saja disajikan Ratu untuknya.
Ratu sedikit memaksakan senyum. “Ye, Daebi Mama.” kemudian ia menatap Dayang Yoon dan meminta wanita itu untuk mendiamkan Jungmin.
Saat Jungmin berada di tangga paviliun, ia hendak berbicara. Tapi tangannya ditarik paksa oleh Dayang Yoon agar tidak membuat keributan.
“Tapi ada berita besar, Mamanim. Kau akan terkejut. Begitupun dengan Jungjeon Mama dan Daebi Mama.”
Suara Jungmin yang samar-samar terdengar menyebut nama Ibu Suri dan Ratu bersamaan, membuat Ibu Suri menatap perempuan itu. “Berita apa yang kau bawa?”
Dayang Yoon dan Jungmin berhenti melangkah. Mereka menatap Ibu Suri yang tengah menatapnya dengan tajam.
Jungmin melepaskan tangan Dayang Yoon dan menghampiri tangga paviliun lagi. “Daebi Mama dan Jungjeon Mama, mohon maaf jika saya mengganggu waktu kalian. Tapi saya rasa, kalian harus tau tentang ini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST FIGHT [COMPLETE] ✓
Fanfiction[HISTORICAL-TRANSMIGRATION-MELODRAMA] Lim Yoona merupakan seorang fashion designer hanbok yang sedang naik daun di kalangan fashionista dan pecinta pakaian tradisional Korea. Ia telah mengeluarkan banyak karya yang menakjubkan, salah satunya busana...